kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba menggiurkan dari air liur lebah trigona (1)


Rabu, 10 April 2013 / 14:45 WIB
Laba menggiurkan dari air liur lebah trigona (1)
ILUSTRASI. Kendaraan melintas di ruas Jalan Tol Bintaro-BSD, Tangerang Selatan, Minggu (25/7). Berkendara di jalan tol, apalagi perjalanan jarak jauh, juga harus memperhatikan batas aman kecepatan berkendara. KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

Lebah tergolong jenis  serangga yang menghasilkan banyak produk alami yang berkhasiat buat kesehatan tubuh manusia. Salah satunya adalah propolis yang kini menjadi produk kesehatan alternatif yang diminati masyarakat.

Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuh-tumbuhan atau pucuk muda dan kulit pohon, terutama pohon popular lalu dicampurkan dengan air liurnya. Cairan itu digunakan lebah untuk menambal lubang di sarangnya, sekaligus melindungi sarang lebah dari serangan virus, bakteri dan jamur.

Sebagai obat herbal, propolis dipercaya mengandung banyak khasiat kesehatan bagi tubuh, seperti antioksidan, antitoksin, antibiotik, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Lebah trigona merupakan penghasil propolis yang paling terkenal. Seiring tingginya permintaan propolis di pasaran, budidaya lebah ini pun makin diminati. Lebah trigona memiliki tubuh lebih kecil dibandingkan lebah madu. Jenis lebah ini bisa menghasilkan cairan propolis lima kali lipat lebih banyak dari lebah madu.

"Sekarang banyak yang tertarik membudidayakan lebah ini buat diambil propolisnya," kata Wiyadi Suprihatin, yang sudah membudidayakan lebah trigona sejak tahun 2009 di Pandeglang, Banten.

Awalnya, ia melihat lebah ini cukup banyak di wilayahnya. Ketika itu, propolis belum populer sebagai obat herbal, sehingga lebah ini dianggap kurang menarik karena menghasilkan madu lebih sedikit.

Namun, Wiyadi mengaku, tetap tertarik menangkarkan lebah trigona karena melihat banyaknya habitat lebah ini di daerahnya. Keputusannya itu tidak salah. Terbukti, propolis kini populer dan harganya terus merangkak naik. Kini, Wiyadi menjual bibit trigona beserta ratu dalam satu koloni.

Untuk satu koloni dalam kotak berukuran 25 centimeter (cm) x 20 cm x 20 cm dijualnya seharga Rp 150.000 per kotak. Pelanggannya berasal dari banyak daerah, seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Dari penjualan bibit lebah trigona, Wiyadi bisa mengantongi omzet Rp 5 juta-Rp 12 juta per bulan.

Peternak lainnya adalah Hariyono asal Malang, Jawa Timur. Ia mengembangkan lebah trigona di bawah bendera usaha Tawon Rimba Raya sejak tahun 1980. Selain menghasilkan propolis dan madu, lebah ini digemari karena perawatannya mudah dan tak bersengat.  "Lebah ini juga sangat kuat dan mudah merawatnya," tutur Hariyono.

Sama seperti Wiyadi, Hariyono juga menjual bibit lebah trigona. Ia menjual satu koloni bibit trigona mulai dari Rp 60.000 sampai dengan Rp 450.000, tergantung jumlah koloni lebah. Dalam sebulan, omzet Hariyono dari penangkaran lebah trigona bisa mencapai Rp 10  juta.  (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×