Sumber: Kontan 29/8/2013 | Editor: Havid Vebri
Di antara sekian banyak jenis burung kenari, jenis kenari yorkshire termasuk yang paling populer di kalangan penggemar burung kicau. Selain karena bentuk tubuhnya unik, seperti wortel terbalik, suaranya juga kencang dan bervariasi.
Dikembangkan sekitar pertengahan tahun 1800-an, kenari ini merupakan hasil persilangan dari kenari lancashire, norwich dan kenari belgia untuk mendapatkan kualitas panjang tubuh, warna, bulu, mental dan karakter yang baik.
Hasilnya, kenari yorkshire kini merupakan salah satu ras yang terbesar dari jenis-jenis kenari lainnya. Walaupun aslinya dari luar negeri, sekarang sudah banyak penangkar lokal berhasil menangkarkan burung ini.
Salah satunya adalah M. Luthfi (34), pemilik D52 Kenari di Ragunan, Jakarta Selatan. Luthfi sudah beternak kenari sejak 2009. “Yorkshire yang sedang populer saat ini,” ujarnya.
Burung dengan nama latin Serinus canaria ini bisa dibedakan menjadi tiga tipe, yakni penyanyi, postur, dan warna. Nah, kenari yorkshire diunggulkan karena posturnya cukup besar. Namun demikian, kicauan kenari ini pun cukup memukau.
Menurut Luthfi, baru beberapa tahun belakangan, kenari yorkshire digemari di Indonesia. Kebanyakan kenari yorkshire di Indonesia sudah dikawinkan dengan kenari lokal. Untuk keturunan yorkshire murni dinamakan FI. Sedangkan hasil persilangan F1 dengan kenari lokal dinamakan AF.
Menurut Luthfi, karena lahir dan besar di Indonesia, keturunan kenari yorkshire cukup mudah diternakkan. Harga juga relatif murah dibandingkan keturunan yorkshire asli.
Lutfhi membanderol anakan kenari AF usia sebulan dengan kisaran harga mulai Rp 300.000 – Rp 500.000 per ekor. Dalam sebulan ia bisa menjual sebanyak 12 ekor dengan omzet mencapai Rp 4 juta. Adapun keturunan F1 dibanderol mulai Rp 1 juta - Rp 1,5 juta.
Sebulan ia bisa menjual enam anakan F1 dengan omzet Rp 6 juta. Dengan begitu, total omzet yang dikantongi dari penjualan kenari yorkshire ini mencapai Rp 10 juta per bulan.
Ia mengaku, biaya penangkaran kenari tidak mahal. Untuk pakan dan upah perawatan, Lutfhi mengeluarkan biaya rata-rata Rp 20.000 per bulan untuk satu burung kenari AF.
Peternak lainnya adalah Hermansyah (41), pemilik Istana Burung Kenari, di Bekasi, Jawa Barat. Ia sudah membudidayakan kenari AF sejak 2010. Untuk anakan F1 dihargai Rp 3,5 juta per ekor. Sementara indukannya dihargai Rp 5 juta – Rp 6 juta.
Adapun anakan kenari AF dihargai Rp 250.000 – Rp 500.000. Ia mengaku, fokus mengembangkan kenari AF dengan omzet mencapai Rp 5 juta per bulan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News