kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, tawaran bisnis Angkringan Sarwo Eco


Senin, 07 Oktober 2013 / 15:46 WIB
Lagi, tawaran bisnis Angkringan Sarwo Eco
ILUSTRASI. Cobain Poki Games Id, Main Game Online Gratis Tak Perlu Download atau Install


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tawaran terjun ke bisnis warung angkringan makin marak. Salah satunya, tawaran kemitraan asal Cibinong, Angkringan Sarwo Eco. Usaha ini didirikan Joko Susilo pada Agustus 2008.

Awalnya, tersebut bernama Angkringan CJDW. Kemudian, pada awal tahun lalu, ia mengganti dengan nama Angkringan Sarwo Eco. Merek ini sudah mengantongi hak paten. "Saya ganti nama, supaya lebih unik dan mudah diingat orang," ujar Joko.

Pada waktu bersamaan dengan perubahan nama usaha itulah, ia sekaligus membuka tawaran kemitraan.  Kini, meski belum berhasil menggaet mitra, namun Joko sudah punya tiga gerai Angkringan Sarwo Eco di Cibinong dan Depok.

Angkringan Sarwo Eco menjual aneka makanan khas, seperti nasi kucing, nasi bakar, gorengan, aneka sate tusuk dan olahan bacem, serta roti bakar. Harganya dibanderol mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per buah.

Tertarik menjajal usaha ini? Joko menawarkan dua paket kemitraan, yaitu senilai Rp 21 juta dan paket Rp 16 juta. Masing-masing paket terdiri dari gerobak angkringan ukuran 2x1 meter, perlengkapan makan dan masak, tikar lesehan dan bahan baku.

Yang membedakan keduanya, dari jumlah bahan baku yang didapat mitra. Selain itu, mitra yang membeli paket Rp 21 juta akan mendapat tenda untuk menutupi gerobak. "Paket pertama juga cocok untuk konsep mini resto, di dalam ruko," papar Joko.

Kata Joko, dalam sebulan, satu gerai Angkringan Sarwo Eco bisa meraih omzet Rp 12 juta. Dengan keuntungan bersih sekitar 30%-40%, mitra dijanjikan bisa balik modal dalam waktu tujuh bulan hingga sembilan bulan.

Lantaran bahan baku mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional, Joko tidak mewajibkan mitra membeli bahan baku dari pusat. Hanya saja, bumbu kering seperti untuk bacem wajib dibeli dari pusat, demi menjaga cita rasa khas Sarwo Eco.

Hingga akhir tahun ini, Joko membidik penambahan gerai di kota-kota besar, seperti Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×