kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju bisnis dari gerai kemitraan siomay lagi slowly


Sabtu, 28 Maret 2020 / 09:15 WIB
Laju bisnis dari gerai kemitraan siomay lagi slowly


Reporter: Ratih Waseso, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa yang tidak kenal sama siomay. Inilah salah satu makanan yang punya banyak penggemar. Tua, muda, hingga generasi milenial dan anak-anak suka dengan makanan berbahan dasar tepung terigu dan ikan tengiri berbumbu kacang ini.

Ini membuat siomay menjadi salah satu kudapan favorit banyak orang. Apalagi, rasanya yang gurih dan legit membuat banyak orang doyan dengan makanan itu.
 
Tak heran, gerai penjualan salah satu jajanan favorit ini terbilang gampang ditemukan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang berupa gerobak, ada juga yang menyajikan dalam bentuk gerai di salah satu lokasi. Biasanya, ada di area perumahan, kantin sekolah, atau perusahaan dan lokasi yang lain.
 
Faktor inilah yang membuat masih banyak pebisnis yang terjun ke bisnis siomay. Dan biasanya, untuk mempercepat laju bisnis, para penjaja siomay ada yang menawarkan kemitraan usaha.
 
Rubrik Review Waralaba pekan ini akan mengupas perkembangan terkini dari usaha kemitraan gerai siomay. Apakah gerai makanan itu masih bisa bertahan di tengah gempuran ragam camilan kekinian atau sebaliknya. Lebih jelas, berikut ulasannya:
 
Siomay Bang Mandor
 
Siomay Bang Mandor didirikan oleh Paulus Eko asal Jakarta sejak Desember 2012 lalu. Belum genap satu tahun, Paulus melihat usaha gerai siomay miliknya menunjukkan hasil positif. Pada Juni 2013, dia pun langsung menawarkan kemitraan usaha.
 
Saat KONTAN mengulasnya pada April 2017, jumlah gerai Siomay Bang Mandor ada 10 gerai. Perinciannya: tujuh gerai milik mitra yang tersebar di Jabodetabek dan tiga gerai kepunyaan pusat yang semuanya berada di Jakarta.
 
Tapi kini, gerai Siomay Bang Mandor berkurang menjadi sembilan gerai. Sebanyak enam gerai milik mitra dan tiga gerai punya pusat. Lokasinya di Kebon Jeruk, Tebet, Cililitan, dan daerah ibu kota lainnya serta Bekasi.
 
Meski berkurang, Paulus masih membuka tawaran kemitraan. Cuma, ada perubahan paket investasi. Sebelumnya, ia menawarkan dua paket kemitraan Siomay Bang Mandor, yakni Rp 3,5 juta dan Rp 4,5 juta. Saat ini, hanya satu paket senilai Rp 6 juta.
 
Dengan paket tersebut, mitra akan mendapatkan fasilitas lengkap, seperti, booth, peralatan, perlengkapan, gas, serta bahan baku awal siomay sebanyak 150 pieces.
 
Kenaikan paket kemitraan tersebut terjadi untuk menyesuaikan kenaikan harga peralatan usaha dan bahan baku.  "Perubahan investasinya dari awal tahun 2020," kata Paulus kepada KONTAN.
 
Selain kemitraan usaha, Paulus juga menawarkan sistem kerjasama reseller. Dengan sistem kongsi ini, para reseller bisa membeli produk dengan harga lebih miring dan langsung mereka jual ke konsumen. Para reseller tidak ada patokan minimal order, namun yang bisa menjual 50.000 porsi siomay dalam setahun dapat imbalan paket liburan ke Bali senilai Rp 5 juta.
 
Saat ini, sudah ada 10 reseller Siomay Bang Mandor di area Jakarta. "Kalau reseller, mereka lebih mudah berjualan tanpa harus cari lokasi, karena ada pasarnya seperti arisan, acara kantor, dan lainnya," ungkap Paulus. 
 
Bicara soal harga, Paulus masih membanderol harga siomay sama dengan tahun lalu, yakni Rp 18.000 sampai Rp 25.000 per porsi isi lima.  Untuk menarik minat, konsumen, ia menyediakan menu sejenis yaitu dimsum.
 
Sejauh ini, Paulus mengklaim, tidak ada kendala yang berarti dalam menjalankan bisnis kemitraan siomay. Kalaupun ada, paling persoalan kenaikan bahan baku yang juga kerap para pebisnis makanan lainnya alami.
 
Untuk menjaga pasar, ia selalu menjaga kualitas rasa dan layanan dari Siomay Bang Mandor. Dengan cara ini, Paulus bisa memperluas pasar. Dan biasanya, menjelang Lebaran dia bisa kebanjiran pesanan siomay.
 
Melihat dari hasil yang ia capai, Paulus masih optimistis bisa menambah mitra lagi, dengan targetkan menggandeng 10 mitra baru sampai akhir tahun nanti. "Bisa sampai 10 mitra saja kami sudah bersyukur, karena skala bisnis kami juga masih kecil, home industry," imbuhnya. 

Siomay Hot Mama

Pemain lainnya adalah Heta Devahayu, pemilik Siomay Hotmama dari Yogyakarta, yang memulai usaha sejak 2011. Tiga tahun berjalan, ia mulai menawarkan kemitraan Siomay Hot Mama.
 
Ketika KONTAN mengupas-nya pada 2018, Siomay Hotmama sudah punya delapan mitra yang tersebar di Yogyakarta, Batang, Pekalongan, Kendal, Semarang, dan wilayah Jawa Tengah lain. 
 
Saat ini, menurut Devahayu,  total mitra aktif yang masih berjalan ada lima gerai yang berlokasi di Yogyakarta, Brebes, Batang, Pekalongan, dan Purworejo. Sedangkan gerai milik pribadi ada satu yang ada daerah di Batang.
 
Mitra Siomay Hot Mama berkurang lantaran masalah internal di pihak mitra yang memutuskan tidak melanjutkan kemitraan. "Masalah internal mereka biasanya pindah ke luar kota atau tiba-tiba berhenti," tuturnya.
 
Meski begitu, Devahayu masih tetap menawarkan kemitraan dengan nilai yang belum berubah. Ada tiga paket kemitraan yang ia tawarkan, yakni Rp 2,5 juta, Rp 4,5 juta, dan Rp 7,5 juta. Dengan modal tersebut, mitra akan mendapatkan sejumlah fasilitas, seperti hak menggunakan merek Siomay Hot Mama, flyer, x-banner, bahan baku awal, peralatan, perlengkapan, dan pelatihan karyawan.
 
Selain menawarkan kemitraan, Devahayu juga punya tawaran menjadi reseller Siomay Hot Mama. Nah, saat ini, dia tengah gencar menambah reseller ketimbang kemitraan. Sekarang, ia sudah punya lebih dari 20 reseller. "Kami memang tidak genjot penambahan mitra, lebih suka nambah reseller," terangnya. 
 
Makanya, Devahayu cuma menargetkan bisa menambah 10 mitra saja sampai akhir tahun ini. Sedang reseller, ia harap bisa naik dua kali lipat sampai ujung 2020.

Siomay Lorongking

Pemain yang lain adalah Robiana Fanailah, dengan label Siomay Lorongking. Usaha siomay ini sudah jalan sejak 1996 oleh Hj. Euis, dan kemudian diteruskan oleh anak dan menantunya, Robiana Fanailah dan sang istri.
 
Kala KONTAN menulisnya Mei 2018, Siomay Lorongking sudah memiliki lebih dari 40 mitra yang tersebar di Palembang dan Lampung. Siomay Lorongking menawarkan kemitraan pada 2014.
 
Dua tahun berlalu, kini Siomay Lorongking, Robiana menyebutkan, mengalami perkembangan usaha yang stagnan. Jumlah mitra pun masih sama saat terakhir KONTAN mengulasnya.
 
Ia mengatakan, kendala pengiriman yang membuat Siomay Lorongking masih belum bisa ekspansi ke luar daerah lainnya. "Masih stagnan, karena terbatas belum ke luar daerah. Padahal, ada beberapa daerah yang ingin membuka gerai Siomay Lorongking, seperti di Depok, Pekalongan Banten," jelas Robi.
 
Meski begitu, Robi tidak patah arang. Untuk bisa menambah mitra bisnis, dia berupaya menambah paket kemitraan. Dari yang sebelumnya cuma ada satu paket sebesar Rp 6 juta, kini bertambah ada paket premium dengan nilai Rp 15 juta.
 
Harapannya, dengan ada tambahan paket kemitraan tersebut, Siomay Lorongking bisa menggaet 12 mitra lagi sampai akhir tahun ini.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×