kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laundry kiloan ini kedatangan order 0,5 ton sehari, pasca banjir


Selasa, 07 Januari 2020 / 09:30 WIB
Laundry kiloan ini kedatangan order 0,5 ton sehari, pasca banjir


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir di awal tahun 2020 membawa berkah bagi para pengusaha laundry. Para pemilik mengatakan permintaan laundry overload sejak tanggal 2 Januari 2020.

Bencana banjir yang melanda Jabodetabek pada awal tahun 2020 tidak melulu mengisahkan cerita pilu masyarakat. Banjir rupanya membawa berkah bagi pemilik usaha laundry.

Baca Juga: Pasca banjir, seluruh halte Transjakarta beroperasi normal mulai hari ini

Apik Primadya, Pemilik Apique Laundry mengatakan permintaan cuci lipat setrika naik lebih dari 100%. Kenaikan tersebut dia rasakan pasca banjir (1/1).

"Jumlah laundry saat ini sudah overload melebihi kemampuan mesin yang hanya 200 Kg per hari," kata Apik pada KONTAN, Senin (6/1).

Tidak hanya Apik, Amiruddin, Pemilik Eposs Laundry juga merasakan hal yang sama. Dia menceritakan sejak Kamis (2/1) terjadi lonjakan permintaan laundry.

Dari rata-rata jumlah permintaan laundry 200 Kg per hari, kini naik sampai 500 Kg per hari.

Baca Juga: Hujan dan banjir, begini permintaan jasa bengkel dan reparasi

Dia mengatakan rata-rata satu orang konsumen membawa cucian kotor sekitar 15 Kg-50 Kg. Umumnya, cucian kotor tersebut basah terendam banjir.

Sebagian baju pelanggannya tidak hanya basah tapi juga terkena lumpur banjir.

Sedangkan untuk konsumen Apik, baju yang masuk ke laundrynya hanya basah karena banjir. "Untuk laundry kiloan kami tidak terima baju yang ada masih ada lumpurnya," jelas Apik.

Bila konsumen tidak menghilangkan lumpur maka pakaiannya akan dimasukkan dalam layanan cuci satuan. Untuk menghindari miss communication, Apik selalu mengedukasi konsumennya sebelum menggunakan jasa laundrynya.

Tarif laundry tidak berubah

Meski permintaan sedang tinggi para pemilik usaha laundry tidak menaikkan tarif laundry.

Seperti Apique Laundry yang masih membandrol tarif jasa cuci, lipat, setrika Rp 10.000 per Kg. Sedangkan Eposs Laundry mematok harga Rp 6.000 - Rp 7.500 per Kg.

Harga laundry memang sengaja dibuat tetap, namun mereka minta waktu lebih lama untuk menyelesaikan cucian konsumen.

Apique Laundry dan Eposs Laundry sama-sama mematok waktu pengerjaan empat hari. Asal tahu saja, pada hari normal pelanggan sudah bisa mengambil pakaiannya dalam waktu tiga hari.

Baca Juga: Penyedia jasa bengkel dan reparasi menambah layanan dan bengkel baru

Bahkan Apique Laundry membatasi jumlah layanan cuci express. "Sementara kami hanya melayani cuci express 150 Kg per hari," kata Apik. Hal tersebut sengaja dilakukan agar dia bisa melayani konsumen lainnya.\

Sedangkan, Amir memilih untuk menolak pelanggan yang minta proses cuci pakaian buru-buru selesai. "Tenaga kami terbatas dan permintaan melonjak jadi tidak mungkin bisa buru-buru," katanya.

Sekedar info, Amir dibantu lima orang pegawai untuk menjalankan usaha laundrynya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×