Reporter: Jane Aprilyani, Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi
Perkembangan industri kreatif di bidang seni pertunjukkan ikut menelurkan kreasi-kreasi pendukungnya yang terus bertumbuh. Salah satu elemen penting dalam seni pertunjukkan ini adalah tata rias. Untuk menampilkan karakter atau watak tertentu dari sebuah tokoh, bantuan tata rias menjadi sangat penting. Dengan begitu, tokoh pemeran bisa lebih mendalami peran yang dimainkan
Tidak hanya beauty make up atau riasan minimalis, perkembangan tata rias kini makin maju seiring dengan berkembangnya industri film, festival, teater, pertunjukan musik dan seni lain yakni riasan karakter. Bahkan tata rias karakter tidak hanya sebatas dua dimensi yang mengandalkan efek tata rias tidak timbul, ada pula riasan karakter tiga dimensi dengan tambahan bahan-bahan lain untuk efek lebih dramatis. Dengan begitu, selain gradasi riasan, ini bisa menimbulkan efek lekukan, tonjolan yang dapat diraba. Sehingga, riasan karakter pun makin terlihat nyata.
Daya imajinasi tinggi dan keterampilan merias menjadi modal dalam bisnis ini. Ramdhani Mangku Alam asal Jogjakarta misalnya, lewat usaha Griya Bahagia, mendalami bisnis rias wajah lantaran hobi. Setelah banyak berpengalaman merias tokoh teater, Dhani panggilan akrabnya, mengembangkan kemampuannya secara otodidak mempelajari tata rias karakter tiga dimensi.
Dhani bilang, make up karakter memiliki keistimewaan tersendiri karena memiliki tantangan yang lebih besar untuk mengubah wajah seseorang menjadi karakter tertentu. Dari berbagai jenis tata rias karakter yang dia telah dikerjakan, tata rias karakter tiga dimensi menurutnya paling istimewa karena terlihat lebih hidup.
Reza Pramez, pemilik 9milimeter Production di Jakarta yang menjalankan tata rias karakter atau efek riasan spesial bilang, jasa efek riasan spesial memang belum banyak di Indonesia. Pasarnya ada, tapi pelakunya masih jarang. "Beda sekali ya dengan riasan minimalis atau tata rias kecantikan yang sudah banyak. Kalau tata rias karakter justru semakin sulit, tetapi menantang," kata dia.
Reza belajar tata rias karakter pada tahun 2009 dengan berlatih khusus dengan pakar. Selebihnya belajar otodidak dan improvisasi imajinasi. Selama ini konsumen yang datang ke tempat Reza berasal dari perusahaan produksi program televisi dan film-film dalam negeri. Setiap klien memiliki konsep berbeda-beda untuk film yang akan dibuat. Sehingga hal ini perlu kreativitas yang tinggi dan tidak boleh sembarang memberi riasan.
Misalnya, membuat konsep dan mempersiapkan riasan untuk shooting, Reza dan timnya perlu waktu berhari-hari agar riasan sesuai dengan ide cerita, kostum, dan tempatnya.
Reza menyampaikan misalnya untuk satu scene, ia mematok harga senilai Rp 20 juta sudah dengan make-up dan kostum. Satu scene biasanya durasinya satu hari atau bahkan 3 jam-5 jam saja. Namun, besaran biaya dihitung berdasarkan proses persiapannya, bukan lamanya scene.
Pengerjaan tata rias karakter dalam sebulan tidak bisa produksi, tergantung kebutuhan klien. Kadang dalam sebulan tidak lebih dari lima scene. Untuk urusan omzet, ia hanya menyampaikan tidak sampai Rp 100 juta per bulan. "Antara Rp 70 juta- Rp 80 juta itu sudah bagus," kata dia.
Sementara Dhani menentukan harga jasa sesuai dengan bahan riasan yang digunakan. Apabila menggunakan jasa rias karakter realis seluruh badan dipatok sebesar Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per kepala. Sedangkan konsep tiga dimensi sekitar Rp 500.000 per kepala. "Jika melayani teater yang bersifat rombongan tarifnya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta," ujarnya.
Karakter hantu laris
Untuk tata rias karakter memiliki musim ramainya tersendiri yaitu berkisar pada bulan Juli, Oktober, dan November. Jika sedang ramai dirinya dapat mengantongi omzet sebesar Rp 10 juta dengan rata-rata mendapatkan empat sampai lima proyek per bulan.
Dari semua karakter yang Reza buat, yang paling laris adalah karakter hantu untuk film horor serta karakter alien atau monster yang bentuknya seram, aneh, atau abstrak. "Karena itu yang paling laris, maka keahlian saya tekankan di situ, misalnya untuk riasan zombie atau hantu-hantu Indonesia yang sering dipakai film horor," kata dia.
Dhani sependapat. Belakangan ini, karakter yang paling favorit adalah zombie. Ia bilang, pemahaman banyak orang bahwa social effect pastilah berunsur darah, itu tidak benar. "Efek penyakit seperti luka, koreng dan daki juga termasuk social effect, jadi tidak melulu soal darah," kata Dhani.
Adapun Dick’spaint asal Tangerang yang awalnya bergerak di bidang jasa pembuatan tato permanen, mulai merambah usaha body painting, face painting, dan tato temporary pada tahun 2001. Untuk jasa rias wajah, Dick'spaint lebih fokus pada jasa menggambar wajah dua dimensi.
Nazilla Hasibuan, Humas Dick’spaint mengatakan, desain karakter muka yang akan dilukis tergantung dari klien. Bahan yang digunakan saat menggambar wajah pelanggan berupa krim atau bahan khusus painting yang diorder dari United Kingdom (UK). Karena menggunakan bahan yang berkualitas, Nazilla menyebut bahwa kalangan yang menggunakan jasa Dick’spaint pun menengah ke atas seperti artis, pejabat, hotel atau korporasi. "Beberapa klien Dick'spaint seperti Gudang Garam, Bank Danamon, Mall Grand Indonesia, Telkomsel, Toyota, Pertamina, dan lainnya," imbuh Nazilla.
Harga jasa rias beragam, untuk tata rias karakter penuh satu muka dibanderol Rp 800.000 per kepala. Sedangkan untuk setengah wajah senilai Rp 450.000 hingga Rp 500.000 per kepala. Kalau tata rias karakter untuk acara korporasi dibanderol Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.
Nazilla bilang untuk riasan karakter dua dimensi seluruh wajah butuh waktu 30 menit-45 menit. Sementara half face sekitar 10 menit-15 menit. Tim perias wajah Dick’spaint merupakan tenaga perias ahli di bidang tattoo artist sebelumnya. "Jadi sudah mengerti bentuk garis, shading dan pewarnaan membentuk gambar karakternya. Tidak susah karena sudah ada desain dari klien," ucap Nazilla. Rata-rata dalam seminggu ada 15 acara yang ditangani. Dari situ, omzet total semua jasa sekitar Rp 150 juta sepekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News