kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lepas dari zona nyaman, Yadi jadi bos kemitraan


Kamis, 08 Maret 2018 / 11:10 WIB
Lepas dari zona nyaman, Yadi jadi bos kemitraan


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sebelum memutuskan menjadi pengusaha kemitraan dari beberapa brand kuliner, Yadi Hendrawan adalah seorang karyawan salah satu perusahaan maskapai swasta. Pada 2014, dia memutuskan untuk resign dan membangun bisnis bersama kakaknya.  

Pria kelahiran Jakarta ini mengutarakan alasan keluar dari pekerjaan karena ingin mendapatkan kebebasan waktu dan finansial. Baginya, menjadi pekerja kantoran menghabiskan banyak waktu dan tenaga, namun tidak sebanding dengan apa yang didapat. 
 
Apalagi, bersama kakaknya sudah merasakan manisnya bisnis lewat usaha pembuatan booth portable sejak 2012. “Dulu itu saya hampir tidak punya waktu selain kerja. Saya tinggal di Cibubur dan kerjanya di Cengkareng. Waktu habis di jalan dan untuk pekerjaan,” keluhnya. 
 
Bermodalkan keberanian dan tekad untuk membangun usaha sendiri, Yadi kemudian menggandeng kakaknya untuk mendirikan gerai Sosis Bakar Tyson. “Waktu itu kepikiran buat sosis bakar karena sedang tren di masyarakat. Dan sepertinya camilan sosis ini pasarnya besar juga, masuk di semua kalangan,” tuturnya.   
 
Setelah mendirikan Sosis Bakar Tyson di tahun 2014, Yadi kemudian membuka gerai Coffee Ben 27 yang juga sedang tren di masyarakat. Dua brand tersebut berkembang pesat. 
 
Keberanian Yadi keluar dari zona nyaman membuahkan hasil. Kini, Sosis Bakar Tyson sudah memiliki 700 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan Coffee Ben 27 juga memiliki 40 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. 
 
“Sebenarnya brand kami ada beberapa, tapi yang paling terkenal dua itu. Brand lain ada Quick Tea, Cokelat Muezzco, Lala Thai Tea dan  yang paling baru, kami juga buat gerai banana nugget,” jelasnya. Pria kelahiran 1989 ini juga menuturkan, jika empat brand lainnya kini juga sudah memiliki puluhan gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
 
Di samping enam brand kuliner yang dimiliki paketkemitraan.com, Yadi mengatakan jika usaha gerobak portable (rajagerobak.com) yang dirintisnya sejak tahun limat tahun silam juga masih berjalan.                   

Pilih kuliner yang sedang tren dan andalkan online

 
Sejak awal memutuskan berwirausaha, Yadi Hendrawan, pemilik kemitraan  Sosis Bakar Tyson, paketkemitraan.com dan rajagerobak.com memutuskan untuk terjun ke sektor kuliner. Ia memilih sektor kuliner bukan tanpa alasan. Menurut Yadi, bisnis kuliner adalah sektor yang paling cepat berkembang. 
 
“Pemikiran sederhana saya waktu itu, semua orang pasti butuh makan. Jadi bisnis kuliner pasarnya luas karena jadi kebutuhan masyarakat,” jelas Yadi. Ia juga mengatakan jika sejak awal memilih bisnis dari jenis kuliner yang tengah populer di masyarakat. Sebab, kuliner yang sedang populer atau naik daun di masyarakat akan lebih mudah dalam menangkap pasarnya. 
 
Dalam pemikirannya, setiap kuliner yang sedang booming jadi lebih mudah untuk dipasarkan. Selain itu, dia juga tidak perlu banyak usaha mengedukasi pasar. Oleh karena itu, setiap ada tren camilan yang menuai banyak penggemar, pria kelahiran Jakarta ini tidak mau membuang kesempatan untuk membisniskannya. 
 
Salah satunya, bisnis sosis bakar ini. “Waktu awal buka usaha, saya ambil sosis bakar karena lihat tren camilan sosis bakar sedang naik daun. Lalu yang terbaru ini kami juga ada thai tea dan banana nugget,” kata Yadi. 
 
Semua bisnis kuliner ini, lantas oleh Yadi dikembangkan dengan sistem kemitraan. Dia beranggapan jika dengan sistem kemitraan, sebuah bisnis akan lebih mudah dan cepat berkembang.  
 
Ditanya soal strategi dalam mengembangkan Sosis Bakar Tyson dan Coffee Ben 27, pria 28 tahun ini menungkapkan jika kunci suksesnya terletak pada pemasaran. Selama mengembangkan bisnis kuliner multibrand-nya Yadi memaksimalkan pemasaran secara online lewat website dan sosial media. Ia berpendapat jika pemasaran lewat online lebih efektif, murah dan cepat dalam menjangkau masyarakat. Potensi pasarnya pun luas.
 
“Selain pemasaran online, pemasaran lewat mitra juga efektif. Jadi para mitra kami bekali juga dengan materi promosi. Biasanya, lewat para mitra ini juga sering membawa calon mitra baru,” ungkap Yadi. Dengan memaksimalkan promosi lewat para mitra, produk bisa lebih mudah dan cepat dikenal oleh masyarakat.    

Pengelolaan mitra dan inovasi jadi tantangan rutin

Membangun bisnis kuliner dengan lebih dari satu brand bukanlah tanpa tantangan. Apalagi menggunakan sistem kemitraan untuk memperbanyak gerai. 
 
Tantangan yang kerap Yadi Hendrawan hadapi adalah  seputar pengelolaan mitra. Menurutnya sistem kemitraan memiliki sisi positif dan negatif. "Positifnya proses pengembangan gerai cukup cepat. Kalau negatif sekaligus tantangannya, pihak pusat harus siap mengelola pertumbuhan mitra yang cukup cepat ini," ungkapnya.
 
Sebagai solusi, Yadi membentuk tim khusus bagi mitra. Mitra bebas berkonsultasi soal kendalanya kepada pusat. Kendala atau keluhan bisa disampaikan melalui website maupun aplikasi chat seperti Whatsapp (WA). 
 
Dengan demikian, pusat bisa membantu mitra juga dalam menyelesaikan problemnya. Layanan keluhan dan kendala ditampung selama 24 jam dan akan direspon secepat mungkin. 
 
Tantangan selanjutnya yang kerap ditemui Yadi adalah soal inovasi menu dan produk. Karena produk kuliner yang ditawarkan sudah populer di pasaran, maka kemungkinan ada produk yang sama dan sangat mudah ditiru.
Maka, perlu ada inovasi rutin agar konsumen tidak bosan dengan menunya. 
 
Sekarang Sosis Bakar Tyson tidak hanya menjual sosis bakar, ada kentang goreng, jamur goreng, otak-otak, siomai bakar, bakso bakar. "Jadi konsumen bisa punya banyak pilihan. Saya juga membebaskan mitra kalau ada inovasi menu sendiri, silakan. Selama itu hal positif untuk mengembangkan usahanya, pasti didukung pusat," jelas Yadi.
 
Ditanya soal rencana kedepan untuk makin mengembangkan bisnisnya, pria kelahiran Mei 1989 ini mengatakan ingin menambah beberapa brand baru di tahun ini. Tidak hanya brand baru yang bertambah, tapi juga varian kulinernya. 
 
Seperti biasa, Yadi lebih memilih kuliner yang sedang tren di masyarakat, kemudian dia garap menjadi sebuah bisnis. "Kami lihat dulu kuliner apa yang bakal tren di tahun ini. Target kami sih minimal ada dua merek dan varian kuliner baru yang bisa keluar tahun ini," kata dia.
 
Jangka panjang, dia juga tertarik untuk membuka kemitraan kafe, rumah makan atau kedai kopi. "Namun masih dalam pertimbangan," ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×