kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat Piniship, tak perlu repot lagi mengurus ekspor


Sabtu, 06 April 2019 / 11:50 WIB
Lewat Piniship, tak perlu repot lagi mengurus ekspor


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran logistik krusial di setiap segmen bisnis. Berkat layanan inilah, segala jenis barang yang dihasilkan dari sebuah perusahaan, entah itu perusahaan kakap hingga kelas usaha kecil dan menengah (UKM) bisa sampai ke tangan distributor di daerah yang bersangkutan. Tak heran, ragam layanan logistik sudah tersedia saat ini. Salah satunya adalah layanan pengurusan ekspor via teknologi digital bernama Piniship.

Chief Executive Officer Pihiship Julio mengatakan, selain faktor penting dari peran logistik dalam suatu bisnis, ia melihat derap proyek pembangunan infrastruktur yang terus bergulir dalam beberapa tahun terakhir menjadi modal baginya untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut. Maklum, salah satu fasilitas krusial bagi keberlangsungan bisnis logistik adalah keberadaan pelabuhan. Nah, pemerintah saat ini, katanya tengah gencar membangun infrastruktur tersebut."Potensi bisnis logistik pasti besar dan memberi dampak untuk ragam sektor," katanya kepada KONTAN.

Start up yang baru beroperasi Agustus 2018 ini untuk sementara baru bisa diakses melalui situs Piniship. Pengguna bisa memilih lokasi pengiriman barang dan negara tujuan. Lantas mengisi tanggal pemberangkatan atau pelayaran beserta tarif yang diinginkan.

Julio mengklaim, urusan ekspor lewat Piniship bisa memakan waktu lebih cepat hingga 60% dari pengurusan ekspor konvensional. "Sistem kami sudah terkoneksi dengan instansi terkait dan hanya membutuhkan tujuh klik saja," katanya.

Ini terjadi karena perusahaan rintisan ini sudah menjalin kerjasama dengan beberapa mitra bisnis. Seperti instansi terkait untuk urusan ekspor, serta delapan perusahaan pelayaran internasional.

Soal harga, Piniship memberikan tarif variatif sesuai dengan negara tujuan. Misalnya untuk negara Asia berkisar US$ 100 sampai US$ 500 per kontainer. Kemudian untuk negara Eropa serta Amerika Serikat sekitar US$ 1.000–US$ 2.000 per kontainer. Sedangkan untuk negara Amerika Latin adalah lebih dari US$ 2.000 per kontainer.

Sejauh ini, layanan ekspor yang dikerjakan Piniship baru berkutat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Nah, mumpung sudah mendapat suntikan dana pre-seed sebesar US$ 50.000 dari GK Plug and Play Indonesia, Piniship berencana mengembangkan aplikasinya/

Misalnya menggulirkan aplikasi mobile untuk sistem android dan iOS yang akan dieksekusi pada Agustus nanti. Tujuan pengembangan aplikasi ini ternyata sebagai upaya untuk ekspansi pasar. Kalau selama ini layanan Piniship tertuju ke perusahaan, maka nanti bisa mengakomodir layanan ekspor bagi para UMKM via aplikasi mobile. Jadi nanti, para UMKM bisa berbagi kontainer dalam melakukan kegiatan ekspor.

Rencana ekspansi lainnya adalah membuka rute baru dari Tanjung Perak, Surabaya dan Tanjung Emas, Semarang. Pihaknya juga sedang tahap pembicaraan membuka rute internasional dari Makassar.

Julio optimistis langkah ekspansi tersebut bisa terlaksana karena pihaknya tengah mengincar pendanaan US$ 2 juta di kuartal III ini. Dengan rencana tersebut, ia optimistis pengiriman barang Piniship tahun ini bisa naik 300% menjadi 2.000 kontainer per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×