kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Lewat telur herbal bermimpi memegang pasar Asia (3


Kamis, 31 Oktober 2013 / 13:36 WIB
Lewat telur herbal bermimpi memegang pasar Asia (3
ILUSTRASI. Pedagang melayani warga yang membeli bahan makanan pada pasar tradisional di Jakarta,


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Meski sudah menguasai pasar Jawa Timur, namun Sulaiman masih punya mimpi besar terhadap Adonan Jaya. Ia ingin membawa telur asin buatannya bisa bersaing di pasar internasional.

Pria kelahiran Sidoarjo, 56 tahun silam ini mengakui, mutu dan popularitas produknya masih kalah saing dengan telur asin buatan Brebes. Maklum, Brebes memang populer sebagai penghasil telur asin terbesar di tanah air.

Itulah yang memacu Sulaiman konsisten menjaga kualitas dan semakin rajin melahirkan inovasi-inovasi produk. "Saya yakin, kalau bisa bikin varian rasa yang bisa diterima semua lidah, maka produk saya bisa menembus pasar asing lebih luas lagi," ujarnya optimistis.

Asal tahu saja, telur asin produksi Adonan Jaya sudah mulai masuk ke beberapa negara di kawasan Asia. Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, bisa merambah mayoritas kawasan Asia. Untuk mewujudkan itu, ia sudah memulai langkah pertama.

Sejak bulan lalu, ia meluncurkan varian rasa teranyar, telur asin herbal. Sulaiman mengklaim, telur herbal sangat bagus untuk kesehatan, sebab mengandung campuran bahan herbal, seperti ginseng, akar alang-alang, daun jambu batu, dan daun salam.

"Jadi kalau ada orang yang bilang makan telur asin bisa sakit jantung, tidak benar, kalau sudah mencoba telur herbal ini," tuturnya.

Menurut bapak dua anak ini, proses pembuatan telur herbal sama dengan telur asin aneka rasa lainnya. Namun, proses pemeraman memakan waktu 15 hari, lebih lama ketimbang telur asin original, yakni hanya 7 hari hingga 10 hari.

Tak heran, harga jual telur herbal lebih mahal. Satu butir dibanderol Rp 4.000. Sedangkan, telur asin original dijual seharga Rp 3.000 per butir. Kata Sulaiman, pemasaran telur asin herbal baru dilakukan melalui kalangan rumah tangga, restoran, hotel dan supermarket.

"Sejauh ini, pasar menyambut baik telur asin herbal. Saya yakin, perlahan, produk baru ini bisa diterima semua kalangan, karena juga bagus untuk kesehatan," ucap Sulaiman.

Memang, impiannya, dalam beberapa bulan ke depan, telur asin herbal sudah bisa merambah pasar luar negeri. Untuk itulah, Sulaiman gencar promosi. Setidaknya, ia menargetkan, untuk jangka pendek, telur herbal bisa lebih dahulu dikenal di seluruh pasar dalam negeri.  

Selain mempersiapkan varian telur asin yang bisa diterima semua kalangan, Sulaiman juga bersiap-siap memperbesar kapasitas produksi. Pasalnya, untuk bisa menguasai pasar ekspor, suplai produk harus terjaga. Makanya, ia rutin menambah jumlah ternak bebek minimal 20 ekor per bulan.

Ia memang menganggarkan sebagian keuntungan bulanan untuk memperbanyak jumlah ternak dan memperluas kandang. Tentu, sederet rencana pengembangan usaha yang dilakukan Sulaiman tak hanya demi persaingan. Kini, ia punya tanggung jawab terhadap empat pekerjanya.

Apalagi, ia menjadi panutan sebagai pelopor bisnis telur asin di Desa Kebonsari, Sidoarjo.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×