kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lukman berinovasi dari isu masyarakat terkini (3)


Kamis, 05 Mei 2011 / 14:21 WIB
Lukman berinovasi dari isu masyarakat terkini (3)
ILUSTRASI. Produksi batik. KONTAN/Baihaki/27/1/2020


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Inovasi makanan dan rasa yang dilakukan Muhammad Lukman Zaini ternyata banyak terinspirasi dari berbagai isu aktual masyarakat. Walau belum banyak memberikan hasil penjualan, inovasi yang dilakukan memberikan manfaat ganda berupa promosi media. Masyarakat tertarik karena makanan buatannya unik dan berbeda.

Inovasi makanan dan rasa yang dilakukan Muhammad Lukman Zaini ternyata banyak terinspirasi dari berbagai isu aktual masyarakat. Walau belum banyak memberikan hasil penjualan, inovasi yang dilakukan memberikan manfaat ganda berupa promosi media. Masyarakat tertarik karena makanan buatannya unik dan berbeda.

Latar belakang ilmu akuntansi membuat Muhammad Lukman Zaini harus banyak belajar soal ilmu pertanian dan makanan. Dia sering berkonsultasi dengan pakar-pakar Teknologi Hasil Pangan.

Apalagi saat dirinya menemui kesulitan dalam mengolah keripik buah. Tak hanya bertanya, dia juga kerap melakukan riset dengan banyak membaca buku dan artikel tentang makanan. "Informasi apapun, jika kita mau belajar maka akan mudah diperoleh," katanya.

Dengan banyak membaca dan belajar, Lukman berhasil mengembangkan produk makanan yang tidak ditemukan di tempat lain, seperti tempe aneka daun. Tempe produksinya berbeda, sebab, bila keripik tempe lain hanya menggunakan daun jeruk, tempenya menggunakan daun seledri dan bawang.

Ia terus berinovasi karena beberapa produk andalannya seperti keripik tempe aneka rasa sudah banyak ditiru. Tak hanya tempe, Lukman juga mencoba berkreasi dengan membuat cake bekatul dan roti juwawut.

Dia banyak memperoleh ide panganan dari berbagai isu aktual yang berkembang di masyarakat. Contoh, ide roti bekatul muncul saat membaca berita padi supertoy. Adapun roti Arema tercipta pada saat klub sepak bola Arema memenangkan Liga Indonesia.

Roti juwawut adalah salah satu hasil kreasi Lukman setelah membaca bahwa juwawut adalah makanan pokok orang Asia sebelum padi. Namun karena komoditas ini jarang ditemui di Indonesia, dia harus menggunakan bahan baku impor.

Dengan dibantu karyawan, saudara dan tetangga, dia mencoba banyak resep dan inovasi rasa. Setelah rasa diuji oleh tetangga, dan saudara dia akan menjualnya ke toko. Tak berhenti, dia juga terus merevisi resep yang dijual dengan meminta pendapat para pembeli.

Lukman mengaku banyak terkendala saat pertama kali memasarkan produk makanan barunya, seperti cake bekatul dan roti juwawut. Rupanya masyarakat masih banyak memandang sebelah mata dengan bekatul. "Itulah hasilnya belum maksimal," katanya.

Namun Lukman tidak mundur. Dia tetap menjual cake bekatul dan roti juwawut karena ingin masyarakat tahu bahwa bahan makanan tersebut mengandung nilai gizi yang banyak.

Beberapa jenis makanan baru yang dibuat ternyata juga menarik banyak perhatian masyarakat dan media. Dengan pemberitaan yang dilakukan media, nama toko oleh-oleh Bu Noer Aneka Rasa semakin terangkat. Promosi inilah yang membuat, Lukman optimistis toko makanan dan hasil inovasi resep yang dilakukannya akan terus berkembang. "Banyak pembeli yang tau toko saya dari media masa," katanya.

Tak salah jika kemudian dia menempel beberapa tulisan media yang mengulas resep cake bekatul dan roti juwawut di blog keripik tempe Bu Noer Aneka Rasa dan dinding toko.
Sebagai toko oleh-oleh khas Malang, Jawa Timur, Lukman harus memberi ciri tersendiri untuk barang-barang yang dijual. Karena itu dia sengaja menciptakan kemasan produk dengan gambar kota Malang tempo dulu.

Tak hanya mengenalkan Kota Malang ke pelanggan luar kota. Dengan mencetak gambar Kota Malang tempo dulu, dia juga ingin belajar bagaimana sejarah kota yang menjadi tanah kelahirannya. Ia memilih gambar Kota Malang, karena melihat gambar buah atau tempe sudah biasa.

Ia mengakui saat ini kompetisi makanan oleh-oleh khas Malang sudah semakin ketat. Berbagai inovasi dan strategi pasar, seperti dalam kemasan membuat Lukman percaya diri untuk bersaing. "Karena kompetensi utama kami di oleh-oleh jadi harus mempunyai ciri khas suatu kota," ujar Lukman.

Sebagai bentuk pengabdian terhadap kota Malang, Lukman kerap memberikan pelatihan yang diadakan oleh Disperindag dan Dinas Koperasi dan Balai Latihan Koperasi Jawa Timur.

Selain itu, dia kerap juga memberi pelatihan bagaimana berkreasi dengan olahan ikan dan tempe. Keinginan untuk terus mengajar dan belajar menjadi motivasi untuk terus mengajarkan keahlian.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×