Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri
Kota Malang, Jawa Timur tergolong tidak dampak parah dari erupsi Gunung Kelud pada Kamis(13/2). Bisa jadi karena hembusan angin saat erupsi ke arah barat. Karena itu, kegiatan perekonomian warga Kota Malang tidak terlalu terpengaruh, termasuk di sentra ikan hias Pasar Splendid.
Aktifitas ekonomi di Pasar Splendid paska letusan Kelud masih normal. "Alhamdulillah kami tidak kena sama sekali, aktivitas ekonomi seperti biasa," kata Erni dari Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Malang.
Berdiri sejak tahun 1960, di pasar ini terdapat sentra penjualan ikan hias yang lumayan ramai. Selain ikan hias, pasar ini juga dikenal sebagai sentra penjualan burung dan kucing di Kota Malang dan sekitarnya, sebagaimana pernah ditulis Harian KONTAN, edisi 4 Mei 2011.
Berada di tengah kota, sentra ikan hias ini selalu ramai pembeli. Jarak pasar ini hanya sepelemparan batu dengan Balai Kota Malang. Dari Balai Kota, Anda memasuki Jalan Brawijaya.
Sentra ini berada di tengah Pasar Splendid. Menurut salah satu pedagang ikan hias di sentra ini, Diani Irawati (35), sentra ikan hias Pasar Splendid buka setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Ada 20 kios yang meramaikan sentra ini.
Ketika KONTAN bekunjung, sentra ikan hias ini cukup ramai pembeli. Selain menawarkan jualannya, para pedagang terlihat sibuk membersihkan akuarium. Sementara, para pembeli mengamati satu per satu ikan hias yang dipajang di akuarium.
Diani bercerita, awalnya hanya ada penjual burung di Pasar Splendid pada 1960-an. Karena pasar kerap menimbulkan kemacetan maka Pemerintah Kota Malang memindahkannya ke Pasar Comboran pada 1967. Di situlah para pedagang ikan hias bermunculan.
Setelah Pasar Splendid selesai ditata, para penjual burung dipindahkan kembali ke pasar ini. Kepindahan pedagang burung diikuti para pedagang ikan hias yang turut pindah ke pasar ini.
Di Pasar Splendid, pemerintah menyediakan tempat khusus untuk para pedagang ikan hias. Diani sudah berjualan ikan hias selama 15 tahun. Saat itu, ia masih kuliah di Universitas Brawijaya, Malang. Untuk menambah uang saku, ia berjualan ikan hias. "Waktu itu saya pakai kios milik teman ayah, jadi tidak perlu bayar," katanya.
Sejak awal berjualan, sudah ada sekitar 20 pedagang ikan hias meramaikan sentra ini. Jumlahnya tidak banyak berubah hingga sekarang. Perempuan kelahiran Malang, 5 Oktober 1978 ini menjual aneka ikan air tawar dan ikan air laut.
Harga ikan hias itu dipatok mulai Rp 1.000-Rp 2 juta per ekor. Ia mengaku bisa meraup omzet Rp 500.000-Rp 1,5 juta per hari atau Rp 30 juta sebulan. Adapun laba bersihnya 30%-40%.
Selain ikan hias, sentra ini juga menjual peralatan memelihara ikan, seperti akuarium, dan pakan ikan. Pedagang lainnya, Eka Kurniawan termasuk yang menjual berbagai peralatan itu. Ia mengaku, omzetnya tak menentu. "Dalam sehari bisa mendapat Rp 300.000-
Rp 500.000," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News