kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Madu bisnis Nanik Soelistiowati dari pisang goreng madu (1)


Sabtu, 30 November 2019 / 11:25 WIB
Madu bisnis Nanik Soelistiowati dari pisang goreng madu (1)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pisang goreng sudah jadi cemilan yang tak asing lagi di Indonesia. Penganan pisang berbalut adonan tepung terigu lalu digoreng tersebut selalu jadi teman saat santai.

Pisang goreng yang biasa dijual penjual gorengan pinggir jalan nyatanya bisa disulap menjadi usaha yang mendatangkan banyak fulus. Pecinta kuliner, terutama warga Jakarta pasti sudah familier dengan brand Pisang Goreng Madu Bu Nanik.

Usaha yang dimulai Nanik Soelistiowati pada 2007 ini ternyata memiliki perjalanan yang unik. Nanik awalnya memiliki usaha katering sebelum berbelok menekuni usaha pisang goreng madu.

Menu katering milik Nanik sebelumnya terbagi antara menu utama dan buah, banyak buah yang kurang sempurna misalnya pisang yang tidak lolos seleksi untuk jadi menu di katering. Melihat pisang yang tak terpakai ini dia menyebut sayang jika dibuang. Akhirnya, Nanik mengolahnya menjadi pisang goreng.

Ide menggunakan madu muncul lantaran Ibunda Nanik yang terkena diabetes dan tak bisa memakan makanan manis. "Kebiasaan di keluarga saya minum lemon dan madu, saya coba ganti gula jadi madu agar ibu saya bisa makan, karena kalau makan pisang goreng besoknya gulanya naik. Jadi saya ganti pakai madu," cerita Nanik.

Siapa sangka Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang sekarang banyak penggemarnya bahkan hingga luar Jakarta dulu sempat tak diterima konsumen. Nanik menceritakan penolakan ini terjadi lantaran tampilan pisang gorengnya, konsumen sempat menyebut bahwa produknya adalah pisang gosong yang tak layak dikonsumsi. "Sehari saya dulu jual 20 pisang aja susah sekali, dulu karena orang kira pisang gosong, hingga saya yakinkan ini pisang madu bukan pisang gosong," tuturnya.

Karena keuletan Nanik mempromosikan pisang goreng madu buatannya mulai dari mengikuti bazar hingga ia rela membagikan brosur sendiri kini ia mampu mengolah 3 sampai 4 ton pisang dalam sehari.

Padahal, awalnya sehari hanya mengolah 50 kilogram (kg) pisang dengan harga satuan Rp 1.000 - Rp 2.000. Kini dua belas tahun Pisang Goreng Madu Bu Nanik berdiri harga produknya sudah naik jadi Rp 6.600 per porsi. Modal awal Nanik usaha pisang goreng madu disebutnya dahulu sekitar Rp 2 juta.

Nah, berbicara mengenai omzet Nanik memang tak mau merincinya secara detil, ia hanya menyampaikan rasa syukurnya hingga bisa membuat produk pisang goreng tak hanya sekedar makanan kaki lima. Saat ini Nanik hanya memiliki satu gerai pisang goreng madu yaitu di Kawasan Tanjung Duren Jakarta Barat saja dan belum punya rencana untuk ekspansi ke lokasi lain.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×