kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahar pengantin terangkai dalam buket bunga kertas


Minggu, 18 November 2018 / 07:45 WIB
Mahar pengantin terangkai dalam buket bunga kertas


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Mahar menjadi salah satu bagian penting dalam prosesi pernikahan. Supaya terkesan spesial, pasangan calon pengantin pun tak ragu merogoh kocek dalam demi mahar nan cantik dan unik.  

Kini, kreasi mahar buket bunga dari uang kertas banyak diincar. Anis  Diah Ayu Masita, perajin mahar sekaligus pemilik Rumah Mahar Seserahan asal Solo, Jawa Tengah mengaku, kreasi mahar berbentuk buket bunga memang sedang naik daun.

Kreasi mahar yang populer sejak 2017 ini banyak dipilih lantaran desainnya sederhana, namun tetap terlihat manis oleh padu-padan warna-warna pastel. "Kebanyakan yang pesan adalah para pasangan pengantin dengan rentang usia 20-30 tahun," jelas Ayu. Permintaannya mencapai puluhan buket per bulan.  
Karena semakin banyak peminatnya, Ayu menyarankan pemesanan 20 hari sebelum tanggal perkawinan. Sebab, pembuatannya juga cukup rumit dan butuh ketelitian. Bila ada kesalahan, mahar pun harus dibongkar dan mulai dari awal.

Meski bisa memakai uang asli, Anis juga memberi saran untuk memakai uang mainan bila nominal mahar berjumlah besar. "Karena sayang kalau uangnya banyak, memang bisa dibongkar tapi nanti bentuknya tidak bisa semulus seperti uang yang baru diserahkan kepada kami," jelasnya.

Dia membanderol biaya pembuatan mahar rangkaian bunga ini mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 2 juta per buket. Konsumennya berdatangan dari berbagai daerah mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra.

Arif Hendro Purnomo, perajin mahar asal Karanganyar, Solo, Jawa Tengah juga mengakui bila kreasi mahar buket kembang kertas sedang populer. Hal ini sudah dirasakannya sejak awal tahun 2018 sampai sekarang.

Menurutnya, calon pengantin muda dengan rentang usia 20 tahun sampai 27 tahun yang lebih banyak memesan model mahar tersebut.

Saban bulan, Arif menerima belasan hingga puluhan pesanan atau hampir 50% dari total permintaan mahar. Konsumennya pun berdatangan dari berbagai kota misalnya, Boyolali, Solo, Banjarmasin, Papua, sampai dengan Australia.

Menjelang musim pernikahan pesanan kreasi mahar ini bisa naik sampai dua kali lipat dari biasanya. Karena proses pembuatannya masih andalkan keahlian tangan dan butuh ketelitian, Arif menyarankan konsumennya sudah melakukan pemesanan sejak dua atau tiga minggu sebelum hari perayaan.

Untuk tarif pembuatannya dia mematok mulai dari Rp 525.000 sampai dengan Rp 850.000 per rangkaian. Tapi, dia enggan merinci total nilai pesanan yang dikantonginya selama sebulan.

Sekedar info, seluruh material tambahan seperti bunga artifisial dan aneka kain dan kertas dibeli dari produk lokal. Namun, untuk uang mainan biasanya dicetak sendiri oleh setiap perajin.                           

Tren mahar model buket kembang bakal bertahan hingga dua tahun

Mahar pernikahan model buket bunga sedang populer dikalangan pasangan muda. Model mahar ini seolah menjadi tren baru desain mahar pernikahan.

Anis Diah Ayu Masita, perajin mahar sekaligus pemilik Rumah Mahar Seseharan asal Solo, Jawa Tengah memprediksikan, model mahar buket kembang ini bakal terus diminati dua sampai tiga tahun nanti.

Setelah itu, biasanya, desain akan mengalami perkembangan atau tak melulu berbentuk rangkaian bunga di tengah-tengah bingkai.

Boleh jadi, nanti akan mulai ditambahkan dengan aneka pernik kayu dan juga bunga artificial dengan warna-warna bernuansa glamour seperti emas, silver, dan tembaga.  "Karena belakangan para pengantin muda mulai suka konsep pernikahan adat sehingga maharnya dibuat mengikuti tema atau satu nuansa," jelasnya.

Memadukan desain mahar sesuai tema pernikahan menjadi tantangan perempuan berusia 28 tahun ini. Dia mengaku, tidak mudah untuk mewujudkan mahar sesuai permintaan konsumen sekaligus membuatnya tidak melenceng dari tema pernikahan. Namun, berbekal kesabaran dan rajin melihat-lihat kreasi mahar melalui internet, memudahkannya mendapatkan ide desain untuk setiap permintaan pelanggan.

Sayangnya, kini banyak perajin mahar yang membanderol tarifnya dengan harga murah. Kondisi ini cukup mengecewakan karena bisa berimbas kurangnya penghargaan konsumen pada kreatifitas para perajin. "Membuat konsep itu sulit dan perlengkapan membuat mahar itu harganya juga tidak murah," katanya.

Senada dengan Anis, Arif Hendro Purnomo, perajin mahar asal Karanganyar, Solo, Jawa Tengah juga meramal tren mahar buket kembang ini masih bertahan dua tahun kedepan. Setelah itu permintaan akan turun seiring adanya model baru.

Saat ini desain buket bunga berkembang sesuai dengan permintaan konsumen. Misalnya, buket berbentuk hati atau rangkaian bunga berbentuk lingkaran.

Soal persaingan, Arif tak terlalu memusingkannya. Ia menekankan adanya cirikhas sebagai nilai jual produknya.  "Ini kan kerajinan tangan, jadi setiap orang hasilnya akan berbeda-beda, pasti ada cirikhas dari pembuatnya," katanya. Laki-laki 29 tahun ini memilih membuat ukiran plat nama pengantin dari kuningan sebagai cirikhasnya  

Kendala usaha yang sering dihadapinya adalah permintaan mahar dengan waktu mepet saat menjelang musim pernikahan. Arif mengaku, sering ada konsumen yang memohon untuk tetap dibuatkan mahar buket bunga saat pesanan sudah banyak.  

Asal tahu saja, untuk menyelesaikan satu mahar buket kembang dibutuhkan waktu bekisar dua minggu. "Pengerjaannya butuh mood. Sebab, kalau hanya fokus pada satu mahar saja nanti lainnya bisa tidak selesai, jadi dicicil sesuai suasana hati," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×