kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mampir di Tangerang, mencicip jajanan pasar (1)


Kamis, 05 Juni 2014 / 14:06 WIB
Mampir di Tangerang, mencicip jajanan pasar (1)
ILUSTRASI. Fenomena fajar di mana gula darah naik biasanya terjadi antara jam 2 dan 8 pagi.


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Rizki Caturini

Di tengah gempuran berbagai kudapan dari luar negeri, kue tradisional khas Indonesia masih tetap memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia. Selain dijual di berbagai toko kue, jajanan khas Indonesia juga mudah didapat di pasar-pasar tradisional. Itu sebabnya, kue-kue ini lantas jamak disebut jajanan pasar.

Pasar Subuh Senen adalah salah satu pusat penjualan kue-kue basah yang sudah terkenal di Jakarta. Namun, belum banyak yang tahu bahwa di Tangerang juga ada  sentra penjualan kue basah khas Indonesia. Lokasi tepatnya di Jalan Dr. Sitanala, Kota Tangerang, Banten. Lokasinya tidak jauh dari RS Kusta Dr. Sitanala.  

Dari Bandara Soekarno-Hatta, mencapai lokasi sentra ini hanya dalam 15 menit menuju arah Neglasari. Ada sekitar 20 kios yang berjajar di pinggir jalan raya. Makin malam, penjual dan pembeli kue basah di tempat ini semakin ramai. Tiap hari, kios-kios tersebut buka sejak jam 20.00 WIB hingga 09.00 WIB.  Bahkan, ada beberapa kios yang buka 24 jam.

Ketika KONTAN mengunjungi sentra ini pada malam hari, para penjual terlihat sibuk menata kue-kue basah di masing-masing lapak mereka. Pembeli yang datang mayoritas adalah ibu-ibu.

Kue-kue yang dijajakan beragam, mulai kue mangkok, kue talam, gemblong, wajik, bakpao, kembang goyang, dodol, kue cincin, lapis legit, lemper, nagasari, dan masih banyak lagi.

Para penjual kue basah itu tidak tahu persis kapan sentra kue ini mulai berdiri. Yang jelas, sentra ini sudah ada sejak tahun 1970-an.
Alasdiyanto, 26 tahun, salah seorang penjual dan produsen kue di sentra ini bilang, dia sendiri yang membuat aneka kue khas Betawi yang dijajakannya sejak tiga tahun lalu. Awalnya, dia hanya membantu sang kakak berjualan kue. Dari situ, dia belajar membuat aneka kue. Kios milik sang kakak yang ditempati untuk berjualan itu juga sekaligus digunakan sebagai tempat memproduksi kue.

Namun, tidak semua kue yang dia jual adalah buatannya sendiri. Ada juga yang ia pesan dari Pasar Subuh Senen, seperti roti buaya, kue bolu, brownies, kue tar, dan kue mangkok. Sementara dodol dipasok dari Pasar Lama, Tangerang. Di sana, ada satu industri rumahan yang khusus membuat dodol. Jadi, "Yang saya buat sendiri adalah kue khas Betawi, seperti kue pepe, kue talam, kue cincin, gemblong," kata Alas.

Kue buatannya tidak hanya dia jual sendiri. Beberapa penjual kue di sentra tersebut juga kerap memesan kue betawi buatan Alas. Adapun, Supandi, 55 tahun, penjual kue basah lainnya, mengatakan baru berjualan kue basah di sentra ini sejak April 2013 lalu. Sebagai penjual, dia tidak sekaligus membuat kue. Maklum, ia mengaku tidak memiliki keterampilan tersebut.  Jadi, pasokan kue dia ambil dari beberapa produsen rumahan di Kampung Sewan, Tangerang. "Rata-rata omzet Rp 500.000 per hari," kata Supandi.                

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×