Reporter: Noverius Laoli, Marantina | Editor: Havid Vebri
Seperti tanaman buah lainnya, mangga juga memiliki banyak varian. Salah satunya adalah mangga haden atawa garifta orange. Manggal asal Amerika Serikat ini sudah ada di Indonesia sejak 70 tahun silam.
Setelah melewati proses adaptasi panjang dan seleksi ketat, mangga ini terpilih sebagai salah satu mangga unggul pada 2009. Masuk kategori unggul karena mangga jenis ini memiliki produktivitas tinggi. Setiap pohon bisa menghasilkan 135 kilogram (kg) buah dalam setahun.
Ketika sudah matang, warna daging buahnya oranye, agak berserat, harum, dan berukuran besar. "Dan yang pasti, rasanya lebih manis," kata Titin, salah seorang pebudidaya mangga haden asal Bintaro, Tangerang Selatan.
Titin fokus pada usaha pembibitan mangga haden di lahan seluas 1 hektar. Dalam sebulan, ia bisa menjual rata-rata 100 bibit mangga ini. Bibit mangga haden Titin banderol dengan harga mulai Rp 250.000 - Rp 300.000 per pohon. Ia pun bisa meraup omzet sebesar Rp 25 juta - Rp 35 juta per bulan.
Menurut Titin, budidaya bibit mangga haden masih menjanjikan. Sebab, pekebun mangga haden belum begitu banyak di Indonesia. Sebagian besar pelangganTitin berasal dari Banda Aceh, Bandarlampung, dan Bali. Mereka dari perusahaan perkebunan dan perorangan.
Konsumen perusahaan biasanya membeli dalam jumlah besar. Beda dengan konsumen perorangan yang membeli sekedar untuk tanaman koleksi. Sukses berbisnis bibit mangga haden juga dirasakan Deazy Yuni, pemilik Pesona Culture Nursery di Tangerang, Banten.
Usaha ini dia tekuni di lahan budidaya seluas 500 meter persegi. “Saya budidayakan dengan sambung tunas atau vegetatif,” ungkap dia. Selain di lahan itu, Deazy juga mengambil pasokan bibit mangga haden dari pebudidaya di Jepara dan Majalengka.
Dalam sebulan, ia bisa menjual 300 - 500 bibit. Bibit ini memiliki tinggi sekitar 70 centimeter (cm) hingga 1 meter dan dihargai Rp 75.000 per batang. Dia pun bisa meraup omzet Rp 30 juta per bulan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News