CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

Mangga okyong lebih sensitif dan ringkih ketimbang jenis lain (2)


Senin, 06 Desember 2010 / 11:03 WIB
Mangga okyong lebih sensitif dan ringkih ketimbang jenis lain (2)
ILUSTRASI. Likuiditas valas


Reporter: Fahriyadi, Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Seperti jenis lainnya, pohon mangga okyong sangat cocok dengan tanah Indonesia. Walau mudah dibudidayakan, bibit mangga ini terkenal lebih sensitif dan ringkih. Sehingga, butuh ketelitian tersendiri dalam menanam mangga okyong.

Pohon mangga okyong mampu tumbuh maksimal di daerah-daerah dengan ketinggian maksimum 300 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, jenis tanaman buah ini sangat cocok di tanam di pelbagai wilayah Indonesia.

Hasan, pemilik Sri Wijaya Tani di Karawang, mengatakan, merawat pohon mangga okyong sangat mudah. "Hanya perlu pupuk dan penyiraman rutin," katanya.

Namun, pertumbuhan pohon mangga okyong juga sangat tergantung pada kondisi cuaca. Guyuran hujan dan cuaca mendung akan menghambat pertumbuhan pohon buah asal Thailand ini.

Menurut Hasan, faktor lain yang mempengaruhi budidaya mangga okyong adalah, bibit pohon. Untuk itu, ia menyarankan, agar memilih bibit yang memiliki tinggi sekitar 50 centimeter hingga 1 meter. "Agar buah yang dihasilkan berkualitas baik," ujarnya.

Selain bibit, yang juga perlu mendapat perhatian, yakni media tempat menanam. Bibit mangga okyong yang berasal dari proses stek, sebaiknya ditanam dalam campuran tanah khusus, yang terdiri dari pasir putih, kapur, tanah, pupuk kompos, dan pupuk kandang.

Seluruh media tanam tersebut lalu dicampur, dengan perbandingan pasir putih dan kapur setengah bagian, tanah dua bagian, kompos satu bagian, dan pupuk kandang satu bagian. Campuran tanah ini hanya bisa bertahan maksimal enam bulan, karena makin lama tingkat keasaman tanah makin tinggi.

Makanya, Dadan Rahmat Ramdono, pemilik Riezky Flora di Jakarta, menganjurkan, supaya campuran tanah itu diperbaharui setiap tiga bulan sekali. Tapi, tidak semua tanah hasil campuran dibuang begitu saja. Sebab, tanah lama bisa dipakai untuk bahan campuran tanah baru. Caranya, dengan meletakkan tanah lama paling bawah.

Untuk menurunkan keasaman tanah, Dadan bilang, bisa juga dengan melakukan proses penjemuran atau pemberian pupuk organik. Pupuk yang dari proses fermentasi mikroorganisme sampah tersebut akan mampu meningkatkan kualitas tanah. Campuran tanah lama dan baru bakal mempercepat proses penggemburan tanah.

Proses pembibitan mangga okyong, Dadan mengungkapkan, memang lebih sulit dibandingkan dengan mangga jenis lain. Dengan karakter bibit yang lebih sensitif dan ringkih, kesalahan saat pemupukan dapat membuat batang pohon menjadi pendek.

Di kios yang terletak di daerah Ragunan, Jakarta, Dadan menanam puluhan bibit mangga okyong dalam wadah pollyback dan drum. Selain bibit mangga okyong, ia juga menjual bibit mangga jenis lain. "Merawatnya gampang-gampang susah," katanya.

Walau sedikit susah, Dadan sangat suka dengan buah mangga okyong. Sehingga, ia bertekad melahirkan bibit mangga ini yang berkualitas. Apalagi, mangga okyong mempunyai rasa yang tak kalah dengan jenis lain yang sudah tenar lebih dulu.

Mangga okyong memiliki struktur yang lunak, tanpa serat, dan biji buah yang sangat tipis. "Rasanya lebih legit dari mangga harum manis," ujar Dadan.

Untuk mendapatkan kualitas buah yang baik, Hasan menambahkan, pembudidaya mangga okyong juga harus mengetahui karakteristik buah ketika matang. Saat matang, buah mangga okyong akan berwarna hijau kekuning-kuningan dengan kontur yang agak empuk.

Buah mangga okyong yang matang, Hasan mengatakan, idealnya memiliki diameter sekitar 34 centimeter serta berat antara 3-5 ons per biji.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×