Reporter: Marantina, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Beberapa tahun terakhir, tanaman buah dalam pot (tabulampot) menjadi tren di kalangan pecinta tanaman di tanah air. Salah satu yang banyak dilirik sebagai tanaman buah dalam pot (tabulampot), yakni beach cherry. Tanaman asal Australia ini dibawa ke Indonesia sejak 1996. Namun, baru mulai populer dalam 10 tahun terakhir. Pembudidayaannya mudah dan cukup menguntungkan.
Salah seorang pembudidaya tanaman bernama latin Eugenia reinwardtiana ini adalah Parta Suhanda. Pemilik Angel Nursery ini mulai membudidayakan beach cherry sejak tahun 2008 di Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, meski berasal dari Australia, beach cherry gampang tumbuh di Indonesia. "Tanaman ini berasal dari Australia bagian utara yang udaranya tropis, jadi kalau ditanam di Indonesia, tanaman ini tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi," paparnya.
Awalnya, Parta menanam dari biji beach cherry. Kini, dalam sebulan, ia bisa menjual hampir seratus bibit beach cherry. Ia mengaku sudah menjual bibit tanaman ini ke seluruh pelosok Indonesia, kecuali Papua.
Satu bibit yang belum berbuah dibanderol seharga Rp 50.000. Sementara, harga pohon yang sudah berbuah, minimal Rp 125.000. Wajar saja kalau ia bisa mengantongi omzet belasan juta rupiah tiap bulan.
Namun, Parta bilang, selama ini, buah beach cherry belum dijual secara komersial. Padahal buahnya sangat manis, tidak seperti kerabatnya, barbados cherry yang agak masam.
Potensi beach cherry untuk dijadikan tanaman kebun juga sangat terbuka. Pasalnya, selain untuk dikonsumsi langsung atau dibuat jus, buah ini bisa jadi penguat rasa permen, karena rasanya manis.
Rana Wijaya, pembudidaya beach cherry di Bogor bilang, tanaman ini bagus dijadikan tabulampot, lantaran berupa perdu yang saat berbuah sangat rimbun dengan warna merah menyala. "Tanaman ini bisa berbuah terus menerus sepanjang tahun, jika dirawat dengan benar," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Rana ini membudidayakan tanaman beach cherry sejak 2011 di lahan seluas 5.000 meter persegi. Awalnya, bibit tanaman berupa hasil cangkok induk berasal dari petani di Malang. Dari induk itulah ia berhasil memperbanyak menjadi ratusan bibit.
Ia menjual satu bibit beach cherry sekitar Rp 75.000. Dalam sehari, ia bisa melepas satu hingga dua bibit. Namun, tak jarang, ada pula yang memesan dalam jumlah puluhan. Permintaan cukup bagus, lantaran Rana rajin berpromosi lewat internet.
Menurut Rana, pesanan paling banyak masih datang dari sekitar Pulau Jawa. Meski tidak pasti, namun ia bilang, setidaknya bisa meraup omzet Rp 11 juta sebulan. Keuntungannya mencapai 65%. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News