kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.249   -69,00   -0,43%
  • IDX 7.074   -91,60   -1,28%
  • KOMPAS100 1.041   -14,26   -1,35%
  • LQ45 822   -9,92   -1,19%
  • ISSI 211   -3,09   -1,44%
  • IDX30 424   -3,93   -0,92%
  • IDXHIDIV20 508   -3,82   -0,75%
  • IDX80 119   -1,64   -1,36%
  • IDXV30 122   -1,24   -1,01%
  • IDXQ30 139   -1,19   -0,85%

Manis laba budidaya jeruk santang dari China (1)


Selasa, 08 Januari 2013 / 12:06 WIB
Manis laba budidaya jeruk santang dari China (1)
ILUSTRASI. 5 Makanan Yang Sebaiknya Dihindari Oleh Penderita Malaria


Sumber: Kontan 8/1/2013 | Editor: Havid Vebri

Kendati bukan buah asli Indonesia, jeruk santang cukup populer di Tanah Air. Buah impor dari China ini memiliki beberapa varietas. Salah satunya santang madu yang kini mulai populer di dalam negeri.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir, santang madu sudah mulai dibudidayakan. Lantaran baru, budidayanya memang belum begitu masif. "Baru sebatas di kalangan kolektor tanaman," kata Arifin, pemilik CV Wahyu Tani Putra, perusahaan pembibitan jeruk santang madu di Purworejo, Jawa Tengah.

Disebut santang madu karena buah ini memiliki rasa yang sangat manis. Warna buahnya sih sama dengan santang biasa, yakni oranye. "Tapi kalau masih mentah warnanya hijau," ujar Arifin.

Ukuran buahnya juga tidak jauh berbeda. Dalam setiap 1 kilogram (kg), biasanya terdapat lima buah sampai enam buah santang madu.

Arifin mengaku, sudah mulai membudidayakan bibit santang madu sejak tiga tahun terakhir. Awalnya, ia iseng mengambil tangkai daun yang terdapat di buah santang madu impor.

Tangkai daun itu kemudian  diokulasi (penempelan tunas) dengan bibit jeruk citrun (japan citrun). "Awalnya saya mengambil tangkai yang ada daunnya lalu ditempel ke citrun, ternyata jadi," jelasnya.

Saat ini, Arifin sudah memiliki 20 santang madu indukan. Dengan 20 indukan, kini ia memproduksi 10.000 bibit santang madu per enam bulan. Bibit itu dihasilkan dari lahan budidaya seluas 500 meter persegi.

Dengan harga jual Rp 6.000 per bibit, omzetnya dari usaha ini mencapai Rp 60 juta. "Bibit itu memiliki ketinggian 50 centimeter (cm), dengan usia empat bulan," ujarnya.

Arifin mengaku, konsumennya  kebanyakan pedagang dan kolektor tanaman. Mayoritas pelanggannya masih berada di sekitar Jawa Tengah, seperti Purworejo, Magelang, dan Yogyakarta. Oleh pedagang, bibit darinya bisa dijual lebih dari Rp 20.000 per batang.

Pemain lainnya di usaha pembibitan heruk santang madu adalah Deazy Yuni. Pemilik Pesona Agro Nursery di Tangerang ini sudah membudidayakan bibit santang madu sejak 2009.

Menurutnya, jeruk santang madu mulai populer di Indonesia sejak dua tahun terakhir. "Pembeli rata-rata memilih jeruk ini karena bentuknya mungil, manis, dan masih agak jarang," tutur Deazy.

Deazy menjual bibit santang madu dalam pelbagai ukuran, mulai 40 cm hingga 80 cm. Namun, yang paling banyak peminatnya bibit ukuran 80 cm dengan usia tujuh hingga delapan bulan.

Bibit itu dihargai Rp 75.000 untuk pembeli satuan, dan Rp 50.000 untuk pembeli borongan. Dari santang madu ini ia bisa meraup omzet Rp 100 juta per bulan.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×