kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Manisnya peluang usaha berkebun pohon leci (1)


Selasa, 15 Juli 2014 / 15:20 WIB
Manisnya peluang usaha berkebun pohon leci (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Selama ini, buah leci lebih banyak dijumpai dalam bentuk olahan. Lazimnya, digunakan sebagai campuran es buah, permen, sirup, roti, selai hingga makanan kalengan. Sangat jarang ditemukan bentuk segarnya.

Buah dengan nama latin Leachi chinensis ini memang cocok diolah sebagai bahan makanan atau minuman karena memiliki cita rasa yang manis dan mengandung banyak air. Selain lezat, buah ini juga punya banyak khasiat kesehatan. Salah satunya mencegah anemia.

Lantaran bisa diolah menjadi berbagai komoditas makanan olahan, peluang ekonomi membudidayakan tanaman asal China Selatan ini semakin menjanjikan.

Yulianis, salah satu pembudidaya buah leci asal Lamongan, Jawa Timur mengaku, sudah membudidayakan buah ini sejak tahun lalu. Ia tertarik membudidayakan buah ini karena prospek bisnisnya lumayan bagus. "Permintaan leci tinggi untuk dijadikan makanan olahan," katanya.

Yulianis menanam leci di atas lahan seluas 300 meter persegi. Ia mengaku, baru sekali panen leci sejak penanaman pertama. Buah leci sendiri panen setiap setahun sekali.

Leci yang ia tanam adalah leci dataran rendah. Menurutnya, belum banyak budidaya leci dataran rendah di Indonesia. "Saya sendiri mendapat bibit leci dari Thailand," katanya.

Sekali panen, Yulianis bisa menghasilkan 400 kilogram (kg) buah leci. Ia langsung menyalurkan panen buah lecinya ke pengusaha makanan olahan di Surabaya. Buah leci mentah ini dihargai Rp 25.000 per kilogram (kg).

Setelah diolah menjadi makanan kaleng, harganya Rp 20.000 per kaleng ukuran 200 gram. Selain pengusaha makanan kaleng, ia juga memasok leci ke industri pembuatan sirup dan aneka olahan makanan lain di Surabaya, Bali, dan Lombok.

Dengan luasnya jangkauan pasar, sekali panen, ia bisa menghasilkan omzet sebesar Rp 50 juta. Yulianis menyebutkan, laba bersih budidaya leci sekitar 15%.

Pendapatan itu belum termasuk hasil dari menjual bibit leci. Menurut Yulianis, sebagian pohon leci yang ia tanam dijual lagi ke pasar. Untuk bibit hasil cangkokan dengan ukuran 40 sentimeter (cm)–50 cm dihargai sebesar Rp 150.000 per batang.

Petani lain yang membudidayakan buah leci adalah Usman di Purworejo, Jawa Tengah. Ia menanam dua jenis leci, yakni leci lokal dan leci kom. Leci lokal memang diperuntukkan ditanam di dataran rendah. Sedangkan leci kom berasal dari dataran China.

Saat ini, Usman memiliki lahan budidaya seluas 1 hektare. Lahan tersebut bisa ditanami hingga 800–1.000 bibit pohon leci dengan jarak tanam 3 meter antar pohon. Sama seperti Yulianis, ia juga menjual buah leci dan bibit pohon leci.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×