kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Manisnya usaha budidaya jagung manis bonanza (1)


Selasa, 13 November 2012 / 15:45 WIB
ILUSTRASI. Amankah anjing memakan cokelat?


Sumber: Kontan 13/11/2012 | Editor: Havid Vebri

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang cukup penting. Di Indonesia, jagung menjadi sumber karbohidrat terpenting kedua setelah beras.

Ada banyak varietas jagung manis yang biasa dibudidayakan dan dikonsumsi. Salah satu yang populer adalah varietas bonanza asal Thailand. Jagung ini termasuk golongan hibrida silang tunggal.

Di Indonesia, permintaan jagung manis bonanza sangat tinggi, khususnya untuk dikonsumsi langsung. Harganya juga lebih tinggi dari varietas jagung lain. Tak heran, banyak orang tertarik membudidayakan jagung manis ini.

Salah satunya Agus Santana yang berdomisili di Lembang, Jawa Barat. Agus tertarik mengembangkan jagung bonanza lantaran tingkat produktivitasnya tinggi dan daya tahan terhadap hama cukup kuat.

Selain itu, berapa pun hasil panen jagung bonzana selalu habis diserap pasar. "Permintaannya tinggi," ujar Agus. Selama ini, Agus memasok jagung ke sejumlah pasar swalayan di Bandung, Bekasi, dan Jakarta. Selain itu, ada juga yang dijual ke para tengkulak.

Selain di Lembang, Agus juga memiliki lahan jagung di Subang, Jawa Barat. Total luas lahan miliknya mencapai 100 hektare. Di lahan seluas itu, ia bisa menanen jagung setiap sebulan sekali. Pasalnya, penanaman tidak dilakukan secara serentak di semua lahan. "Panen secara bergilir," ujarnya.

Dengan cara itu, Agus tetap bisa memasok jagung ke pelanggannya. Setiap bulan, ia bisa memanen 400 ton jagung. Dengan harga jual Rp 4.000 per kilogram (kg), ia bisa mengantongi omzet Rp 400 juta per bulan.

Keuntungan bisnis ini menggiurkan. Laba bersihnya sekitar 40% dari omzet. Biaya operasional terbesar dipakai buat membayar tenaga kerja. "Saya mempekerjakan 50 petani," katanya.

Biaya perawatan tanaman sebenarnya tidak besar. Dalam satu hektare, Agus hanya menghabiskan biaya pupuk sebesar Rp 1 juta. Hebatnya, jagung ini sendiri bisa dipanen setelah tiga bulan ditanam.

Agus malah mengklaim, jagung yang ditanam di Subang bisa siap dipanen setelah ditanam selama 70 hari. “Kalau lahan di Lembang, panen jagung bisa tiga kali dalam setahun, sementara di Subang bisa sampai empat kali per tahun,” tambahnya.

Usaha budidaya jagung manis bonanza juga ditekuni Ronald Hutahaean di Bogor, Jawa Barat. Selain budidaya, ia juga menjual bibit jagung. Ia tertarik menekuni usaha ini lantaran permintaan jagung manis bonanza sangat tinggi di pasar.

Asal tahun saja, jagung manis ini banyak dijadikan bahan sayur. "Peluang budidayanya sangat menjanjikan," kata Ronald yang mengaku bisa meraup omzet puluhan juta dari usaha ini.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×