kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mantan agen iklan, Neneng kini juragan susu (1)


Kamis, 21 Februari 2013 / 16:58 WIB
Mantan agen iklan, Neneng kini juragan susu (1)
ILUSTRASI. Jenis ikan yang baik dikonsumsi penderita darah tinggi


Sumber: Kontan 21/2/2013 | Editor: Havid Vebri

Meninggalkan karier di perusahaan dan pulang kampung demi membuka usaha sendiri bukan keputusan yang gampang. Tapi hal itu tidak bagi Neneng Siti Rahmah, pemilik usaha produk olahan susu merek Hasmilk di Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.

Hijrah ke Sukabumi pada 2003, Neneng menanggalkan pekerjaannya sebagai account executive di sebuah majalah di Jakarta. Keputusannya ini diambil guna mengikuti ajakan suaminya, Iwan Ramkar untuk terjun ke bisnis peternakan sapi perah.

Merintis usaha dari skala kecil, peternakan sapi perah kala itu hanya menghasilkan 5 liter susu segar per hari. Dari susu segar yang tak seberapa itu, Neneng belajar mengolahnya menjadi beragam produk olahan susu. "Awalnya saya membuat yoghurt," katanya.

Neneng mulai memproduksi yoghurt pada tahun 2006. Awalnya, ia tidak memiliki niat membuat yoghurt. Ide tersebut muncul lantaran sulit mendapatkan jajanan sehat untuk anak-anak dan keluarga di desanya. “Jajanan yang beredar saat itu mayoritas mengandung banyak sekali MSG (monosodium glutamate) yang tidak baik untuk anak-anak”, tuturnya.

Bila ingin membeli jajanan sehat untuk anak-anaknya, Neneng harus menempuh perjalanan ke pusat kota Sukabumi. Selain karena minim jajanan sehat, ia juga tergerak mengolah susu karena tidak ada tempat pengolahan susu di Sukalarang.

Setiap susu segar yang dihasilkan langsung dikirim ke pabrik olahan susu. Dari situ, ia kemudian tergerak untuk mengolah sendiri susu segar dari hasil peternakannya.

Saat awal mulai memproduksi yoghurt, masyarakat di desanya belum familiar dengan olahan susu itu. Neneng pun memutar otak untuk menyosialisasikan yoghurt dan semangat mengkonsumsi jajanan sehat di lingkungannya.

Maka itu, Neneng gencar mendatangi sekolah-sekolah untuk membagikan yoghurt secara gratis. Ia juga rajin menawarkan yoghurt dari rumah ke rumah. Hal itu dilakukan dengan berjalan kaki dan naik angkutan umum.

Merasa perlu menambah jaringan di lingkungannya, Neneng memutuskan untuk kembali bekerja. Ia pun bergabung di sebuah perusahaan asuransi demi menambah teman.

Di perusahaan itu, Neneng menjadi agen atau sales. Sembari menawarkan produk asuransi, ia pun membagikan yoghurt gratis kepada para calon kliennya. Sampai suatu ketika, sang suami mengenalkannya ke berbagai organisasi.

“Tidak sampai satu tahun, saya keluar dari perusahaan asuransi tersebut,” tambah Neneng. Kini, jerih payah Neneng mulai membuahkan hasil. Di bawah bendera usaha peternakan bernama Ramkar Farm, ia kini mengolah lebih dari 1.500 liter susu segar.

Produk olahan susunya kini sudah cukup populer di Jawa Barat. Selain yogurt, ia juga memproduksi aneka olahan susu lainnya, seperti karamel, es susu, dan puding susu.

Aneka produk olahan susu ini telah dipasarkan di pelbagai supermarket di Bandung dan sekitarnya. Harganya bervariasi mulai Rp 500 hingga Rp 16.000. Dari usaha ini, Neneng meraup omzet hingga Rp 190 juta per bulan.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×