Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah besar anggapan industri ikan hias adalah kecil. Industri akuarium sedang booming pada masa pandemi yang lalu menciptakan lifestyle baru dan jumlah pehobi ikan hias makin meningkat.
Pasar global industri ikan hias bernilai US$ 13,17 miliar pada tahun 2020. Tidak hanya pasar global, pasar domestik pun menjanjikan demand yang besar. Jika di Amerika, 14,7 juta rumah atau 1 dari 9 rumah memiliki ikan peliharaan, maka dengan rasio yang sama, ada 8 juta rumah di Indonesia yang memelihara ikan hias.
Kalikan, sebuah start-up digital besutan Dian Rachmawan melihat peluang untuk mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan. Pemulihan pandemi menawarkan kesempatan peningkatan daya-saing bagi UMKM dengan belajar bagaimana cara mengadopsi teknologi digital dan e-commerce, namun hampir mustahil pelaku UMKM membangun e-commerce sendiri-sendiri, melengkapi diri dengan fasilitas Instalasi Karantina Ikan supaya bisa mampu ekspor. Kalikan sangat menyadari situasi ini.
“Kita sedang hidup di peradaban internet. Zaman internet telah membuktikan keberhasilan terobosan konsep ekonomi berbagi (sharing economy) ketimbang konsep ekonomi berbasis kepemilikan. UMKM yang kecil namun banyak bersatu dalam naungan satu marketplace bernama Kalikan akan mendorong pertumbuhan inklusif ekonomi Indonesia,” Dian Rachmawan dalam keterangannya, Sabtu (8/10).
Baca Juga: Akselerasikan Banyak UMKM Go Digital, Telkomsel Dukung Perhelatan Pahlawan Digital
Kalikan hanya berhubungan dengan ikan hias air tawar alias ikan kali. Penggunaan nama Kalikan secara harafiah dibolak-balik ikan kali atau kali yang penuh ikan.
Dari Referensi informasi genetik ikan air tawar yang dilaporkan oleh Kottelat dan Whitten (1996) serta Gleick (2000) menyatakan bahwa Indonesia sebagai sumber daya genetik ikan air tawar terbesar kedua di dunia dengan 1.300 spesies.
Dalam pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tanggal 7 Oktober 2022, Dian Rachmawan menjelaskan marketplace Kalikan adalah kumpulan toko digital dari semua pelaku UMKM yang tergabung dalam APIHATI (Asosiasi Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Indonesia). Setiap Toko dapat dengan mudah membuat dan mengelola akun mereka sendiri di platform digital Kalikan.
Toko setiap saat bisa menambahkan informasi produk dalam bentuk multimedia (text, audio, video, gambar) agar menarik perhatian calon pembeli dan importir yang akan mencari dan membeli. Rating dan review akan diberikan oleh kastamer sebagai umpan balik peningkatan mutu marketplace. Khusus pengiriman ekspor, Kalikan bekerjasama dengan mitra logistik yang kompeten, untuk memastikan pengiriman ikan hidup aman dan cepat.
Dalam pertemuan tersebut Teten Masduki menegaskan bahwa kewirausahaan yang bersandar pada keunggulan dan kekuatan sendiri merupakan resep bagi resilensi ekonomi negara, meminimalkan ketergantungan dari sumber daya negara lain akan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global.
Baca Juga: Bank DBS Indonesia Kucurkan Pinjaman Senilai Rp 500 Miliar ke eFishery
“Ekonomi ikan hias ini adalah Ekonomi kerakyatan, mampu memberikan lapangan kerja yang masif mulai dari petani, penjual sampai tukang pembersih akuarium, membangunkan lahan-lahan tidur yang tidak produktif, menciptakan usaha-usaha turunan seperti pakan ulat, jangkrik, aquascape, tanaman hias, kerajinan akuarium,” kata Dian.
Untuk memperkenalkan Kalikan sebagai pusat keunggulan ikan hias air tawar Indonesia, pada tanggal 14 Oktober 2022 mengadakan pameran, ekshibisi, kontes sekaligus selama 3(tiga) hari penuh bertajuk Kalikan EXPO 2022.
Pameran ini diikuti oleh 200 pelaku UMKM, didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, disamping pameran ikan hias dan aquascape juga dilaksanakan kontes dan ekshibisi ikan primadona seperti Channa, Cichild, Louhan, Betta, Arwana, Koi, Discus dan Goldfish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News