kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih langka, tarif adopsi kucing tanpa bulu mahal


Minggu, 25 November 2018 / 06:30 WIB
Masih langka, tarif adopsi kucing tanpa bulu mahal


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Jika Anda penyuka kucing, boleh jadi, tak asing dengan kucing tanpa bulu. Kucing ras Canadian hairless ini masih populer dikalangan pencinta kucing.

Bentuk fisiknya yang nyaris tanpa bulu, namun berotot, dan punya mimik muka berbentuk segitiga serta hidung pendek, membuat kucing ini terlihat unik dan berbeda dari lainnya. Kucing yang juga disebut Sphynx ini merupakan hasil rekayasa genetika.

Sekitar tahun 1960, sepasang kucing asal Kanada berbulu pendek melahirkan anakan tanpa bulu. Dianggap unik, kucing ini pun lantas dikembangbiakkan. Lalu, Cat Fanciers Association (CFA) memutuskan jenis kucing ini sebagai ras Canadian hairless.

Sayangnya, tahun 1971 asosisasi menarik kembali keputusannya karena ada masalah kesehatan dan perkembangbiakkan. Saat itu disimpulkan bila gen yang berhubungan dengan tidak ada bulu dianggap mematikan, sehingga kucing ini menjadi punah.

Di tahun 1975, anakan kucing tanpa bulu kembali muncul dan saat itu para breeder mulai mengembangbiakkannya. Sampai dengan hari ini, Sphynx sudah tersebar di banyak negara termasuk Indonesia.

Rizka Yuli, breeder asal Banyuwangi, Jawa Timur sekaligus pemilik Osing Cattery mengatakan, kucing ini masih cukup diminati. Tak hanya sebagai hewan peliharaan, tapi juga diikutkan dalam kontes.

Meski sudah masuk ke pasar lokal lebih dari lima tahun lalu, harga adopsi kucing ini masih tinggi. Sebab, karakter fisiknya unik serta tingkat kualitas kucing yang terjaga dan bersertifikat.

Perempuan 31 tahun ini membanderol kucing betina mulai Rp 7 juta-Rp 15 juta per ekor. Sedangkan, harga kucing jantan mulai Rp 6 juta-Rp 15 juta per ekor. Penjualan kucing ini telah disertai sertifikat.

Lantaran populasinya masih terbatas, harga Sphynx juga relatif stabil. Dhian Umbara, pemilik Baraski, breeder asal Medan menyebut, dalam lima tahun ini harga kucing asal Kanada ini masih stabil. "Apalagi, breeder di luar Jawa tidak sebanyak di Jawa sehingga harganya lebih bagus," ujarnya.  

Dhian mematok harga kucingnya Rp 20 juta per ekor. Rata-rata umur kucing yang bisa diadopsi sekitar empat bulan. Namun, pembeli sudah bisa memesan kucing incarannya saat umurnya masih 1,5 bulan.

Umur pelepasan kucing ini ditentukan untuk memastikan anakan telah melewati vaksi pertama dan sehat. Sebab, beberapa kucing tidak memiliki imun yang baik sehingga mati setelah pemberian vaksin pertama.

Dhian bilang, kucingnya banyak diadopsi oleh pecinta kucing yang kerap ikut ajang kompetisi. Konsumen datang dari Batam, Medan, Jakarta, Banjarmasin dan lainnya.

Dhian sendiri mulai mengembangbiakkan Sphynx sejak empat tahun lalu. Ia membeli indukan dari seorang breeder di Pulau Jawa dan juga mendatangkan langsung dari Rusia. Tujuannya, supaya dapat menggasilkan anakan berkualitas.       

Wajib sering mandi agar kulit Sphynx tidak berjamur

Kucing tanpa bulu alias Sphynx yang memiliki tubuh ramping, berotot dengan motif belang terlihat unik serta berbeda dari kucing kebanyakan. Namun, kucing asal Kanada ini perlu perawatan khusus agar dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik.

Dhian Umbaram, pemilik Barasaki, breeder asal Medan, Sumatra Utara menjelaskan, kucing ini harus sering dimandikan karena kulitnya cenderung berminyak.

Sphynx mandi minimal seminggu sekali.  "Kucing ini juga tahan dengan udara dingin meski tak berbulu karena suhu badannya cukup hangat," terang Dhian.  

Ia memberi makan Sphynx tiga kali sehari dengan makanan kucing instan.unakan makanan kucing instan. Sedangkan, air minumnya adalah air mineral.  

Perlu dicatat, Shpynx lebih aktif dari jenis kucing lainnya. Jadi, sebaiknya diberi ruang yang besar supaya nyaman bergerak.

Kucing ras Canadian hairless ini bisa dikawinkan mulai umur 8-15 bulan. Dhian bilang, proses kawinnya  mudah karena hewan ini tidak terlalu pemilih.

Selain air susu dari induknya, anak-anak kucing harus diberi makanan lainnya, seperti biskuit instan yang dilarutkan dalam air atau daging ayam yang digiling halus seperti bubur.  

"Bila anak kucing tidak bisa makan sendiri, pemberian makannya melalui pipet berbentuk suntikan," jelas Dhian.

Riska Yulinta Viandini, breeder asal Banyuwangi, Jawa Timur sekaligus pemilik Osing Cattery menjelaskan, kucing ini dapat dimandikan dua hari sekali menggunakan sabun bayi yang tidak banyak mengandung susu. Tujuannya, agar kulit si kucing tidak semakin lembab.

Selain itu, wajib mandi untuk menghindari tumbuhnya jamur kulit di sekujur tubuh kucing ini. Sama dengan sebelumnya, kucing ini dapat diberikan pakan instan yang banyak dijual di pet shop.

Bila ingin mengawinkan hewan ini, Anda yang ingin mengembangbiakannya sebaiknya menunggu si kucing tanpa bulu ini sampai berumur di atas satu tahun. Agar, jantan serta betina benar-benar siap untuk kawin serta melahirkan anak.

Oh iya, usai melahirkan, tubuh betina akan mengalami perubahan. Yaitu, perut betini Sphynx akan menjadi  lebih besar dari kondisi normal dan bulu akan terlihat lebih panjang.

"Agar anak kucing mampu bertahan hidup dan tumbuh dengan baik, vaksin jua wajib diberikan," ujar Riska memberikan tips.

Vaksin pertama dapat diberikan kepada anak kucing berumur dua sampai tiga bulan. Selang sebulan kemudian, vaksin pun harus diulang kembali. Setelah itu, anak kucing juga harus diberikan vaksin anti rabies dapat enam sampai 12 bulan sekali.

Menurut Riska, Sphynx  juga rentan terkena penyakit flu.  Lantaran minim bulu, kucing jenis ini juga mudah digigit nyamuk atau serangga. Jadi ada baiknya, tubuh si kucing diberikan baju untuk melindungi kulitnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×