Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
Selain memasarkan batik yang mengeluarkan bau-bauan khas aromaterapi secara langsung ke konsumen, Warisatul Hasanah juga memasarkannya lewat pembukaan outlet, pameran kerajinan, dan pemasaran online. Hasilnya mantap.Konsumennya kini tidak lagi terbatas di dalam negeri saja. Sejak enam bulan memulai usaha, dia sudah banyak mendapatkan permintaan dari luar negeri.
Berkat rajin mengikuti pameran itulah, wanita berusia 25 tahun ini memiliki kesempatan membuka outlet di luar negeri. Tepatnya ketika mengikuti Sumatera Expo di Batam pada awal 2013, ada pengunjung pameran dari Malaysia dan Singapura yang berminat bekerjasama dengannya. Dari situlah awal mula dia bisa membuka outlet di luar negeri.
Boleh dibilang Warisatul sudah bisa mencecap manisnya usaha batik aromaterapi. Namun, dia tetap ingat, perjalanannya membesarkan usaha ini tidaklah mudah. Pertama kali memulai usaha, perempuan asal Madura ini kesulitan mencari modal usaha hingga menggadaikan sepeda motornya.Selain itu, dia pun harus memasarkan sendiri produknya dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah.
Bahkan, ketika dia sudah berhasil membuka outlet di Malaysia, Warisatul sempat ditipu oleh rekan bisnisnya. Ini membuatnya mengalami kerugian hingga Rp 900 juta. Kala itu, ia terlalu percaya pada satu orang untuk mengelola outlet di negeri jiran tersebut. Setiap bulan, Warisatul mengirimkan barang, namun orang kepercayaannya tersebut melarikan semua barang yang ia kirimkan.
Dari pengalaman pahit itu, ia akhirnya mengirimkan salah satu anggota keluarganya untuk mengelola outlet di Malaysia. Selain pernah ditipu oleh rekan bisnis, ia juga sempat mengalami kendala dalam hal perizinan dan permodalan dalam membuka usaha di luar negeri. Untuk membuka satu gerai di Malaysia atau Singapura, ia harus mengeluarkan modal Rp 200 juta. Untung saja, kata Warisatul, pangsa pasar batik aromaterapi dan batik Madura
Al Warits di Malaysia maupun di Singapura cukup besar. Sehingga modal besar yang dikeluarkan dan jerih payahnya terbayar mudah.
Kini, ia telah memiliki enam outlet, yang berada di Singapura, Malaysia, Madura, dan Surabaya. “Dalam waktu dekat ini saya juga akan buka satu lagi outlet di Singapura dan satu di Australia,” ujarnya.
Meski sudah memiliki lokasi yang diincar di kedua negara tersebut, namun Warisatul mengaku masih terkendala permodalan. Sebab, untuk membuka outlet di Australia modalnya tiga kali lipat dari pembukaan gerai di Malaysia. “Rencananya yang Australia akan buka di bulan Juli tahun ini,” ujarnya.
Kini, Warisatul memiliki total 25 pegawai dan memberdayakan 17 perajin batik di Bangkalan, Madura. Agar produknya tidak dijiplak atau diklaim oleh pihak lain, saat ini Warisatul sedang memproses hak paten batik aromaterapi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manuasia (Kemkumham).
Berkat keberhasilannya menjalankan usaha batik, Warisatul beberapa kali meraih penghargaan. Di antaranya. juara I tingkat Jawa Timur Wirausaha Muda Mandiri. n
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News