kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mau tahu laju usaha gerai tahu?


Jumat, 09 Februari 2018 / 17:54 WIB
Mau tahu laju usaha gerai tahu?
ILUSTRASI. TawTawTahu


Reporter: Elisabeth Adventa, Maizal Walfajri, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Lidah masyarakat Indonesia sudah lama akrab dengan tahu. Makanan berbahan dasar kedelai ini biasa diolah menjadi camilan maupun untuk lauk pauk. Seiring berkembangnya waktu, olahan tahu mengalami banyak inovasi, seperti tahu isi pedas, tahu krispi dengan taburan aneka rasa, tahu bulat dan sebagainya.  

Banyak yang menggemari aneka olahan tahu tesebut mendorong sejumlah orang menggeluti bisnisnya. Kini, para pelaku usaha olahan tahu makin bertambah. Beberapa diantaranya juga menawarkan kemitraan.

Review waralaba pekan ini akan membahas lebih lanjut soal perkembangan kemitraan bisnis olahan tahu. Tiga pelaku usahanya yaitu, Taw Taw Tahu, Tahu Crispy Uno dan Tahu Jeletot Taisi. Bagaimana perkembangannya dan apa saja tantangan yang telah dilalui ketiga pelaku usaha ini? Simak ulasannya berikut :  

Taw Taw Tahu
Kemitraan olahan tahu asal Gresik, Jawa Timur ini berdiri sejak Mei 2016 dan langsung  menawarkan kemitraan.  KONTAN pernah mengulasnya pada Juni 2016 lalu. Saat itu, Taw Taw Tahu baru memiliki dua gerai di Gresik dan Kalimantan Selatan. Paragraf Pertama.

Kini, Taw Taw Tahu sudah memiliki sembilan gerai yang tersebar di Jawa Timur, Jakarta dan Jawa Tengah. "Perkembangan gerainya lumayan karena kami melakukan promosi cukup gencar tahun lalu," terang Indrayanti, pemilik Taw Taw Tahu.

Paket kemitraannya sudah berubah. Yang semula hanya ada dua paket, yakni paket Rp 3,3 juta dan paket Rp 4,9 juta, kini berkembang menjadi tiga paket, yaitu paket Rp 3,9 juta, paket Rp 6,1 juta dan paket Rp 7,4 juta. Yanti, sapaan akrab Indriyanti mengatakan adanya perubahan harga paket karena menyesuaikan kenaikan harga peralatan dan permintaan dari pelanggan.

Dengan modal tersebut, mitra akan mendapatkan fasilitas peralatan usaha (kompor, tabung gas, wajan, tempat bumbu dan lainnya), pemasaran atau marketing, brand dan bahan baku awal. "Bedanya ada pada fasilitas gerobaknya, bahan yang digunakan dan modelnya berbeda tiap paket. Selain itu jumlah peralatan usaha yang diberikan juga berbeda," terang Yanti.

Sejauh ini, kendala yang dihadapi oleh Yanti terletak pada pemasaran dan proses  pengiriman bahan baku. Di sisi lain, jenis tahu yang berbeda juga kerap menjadi kendala. "Karena tahu ini produk yang mudah rusak dan basah, jadi pengirimannya agak kesulitan. Kalau mitra mencari supplier tahu sendiri, biasanya jenis tahunya tidak sama," ungkapnya.

Mengatasi kendala tersebut, Yanti menggunakan kurir sendiri untuk mengantarkan bahan baku. Kalaupun menggunakan supplier, ia menunjuk beberapa supplier untuk bekerjasama dan mitra bisa membeli di supplier tahu terdekat. Selain itu, Taw Taw Tahu juga bekerjasama dengan ojek online untuk makin memperluas pasar.

Taw Taw Tahu menawarkan tahu krispi pedas dengan sembilan varian rasa, antara lain keju, barbeque, balado ekstra pedas, ayam bakar, sapi panggang, rumput laut, pizza, ayam bawang pedas dan balado. Harga jual Taw Taw Tahu mulai Rp 6.500 per porsi. Namun, mitra bisa menyesuaikan harga jual dengan wilayahnya.  

Tahu Crispy Uno

Usaha besutan Retno Puji Lestariani ini nampak tidak terlalu agresif. Pasalnya, lebih dari setahun total mitra yang bergabung baru delapan yang seluruhnya tersebar di wilayah Jawa Barat.

Sebelumnya, KONTAN sempat mengulasnya pada Agustus tahun 2016 lalu. Saat itu, baru ada satu gerai milik pusat yang beroperasi. Maklum saja, ketika itu dia masih sebulan membuka usahanya.  

Lainnya nampak tidak berubah, harga jual produk masih dibanderol Rp 5.000 per porsi. Alasannya, persaingan yang makin sengit membuatnya harus menjaga harga agar tetap dilirik konsumen.

Pelengkap saus tomat dan kecap pedas yang dulunya menjadi pembeda kini diganti dengan tambahan bumbu kering aneka rasa seperti barbeque, asin pedas, balado, keju asin, dan keju manis. "Saya ganti karena ini permintaan dari mitra, mereka minta untuk menggunakan bumbu kering saja semuanya," jelasnya pada KONTAN, Rabu (4/1).  

Agar konsumen tidak bosan, sebulan lalu dia menambah satu menu baru yaitu otak-otak krispi dengan harga jual Rp 2.000 per tiga biji.

Untuk kerjasama kemitraannya masih sama yaitu Rp 4,5 juta. Dengan modal tersebut mitra bakal mendapatkan fasilitas gerobak, perlengkapan memasak lengkap, pelatihan, bahan baku, branding, dan tambahan lainnya.
Berdasarkan perhitungannya, bila mitra mampu mengantongi omzet Rp 500.000 per hari dengan porsi keuntungan sekitar 30%-50%  maka dalam waktu dua hingga tiga bulan sudah bisa balik modal.

Tahu Jeletot Taisi

Usaha ini didirikan oleh Rudi Parlinggoman Sinurat pada tahun 2012 di Depok, Jawa Barat. Dia pun mulai menawarkan kemitraan pada 2013. KONTAN sempat mengulas kemitraan Jeletot Taisi pada awal 2017. Saat itu, Tahu Jeletot Taisi telah memiliki 206 gerai. Rinciannya, 191 gerai milik mitra dan 15 gerai lainnya milik pribadi.

Di awal tahun 2018 ini, gerai tahu jeletot Taisi telah bertambah menjadi 253 dengan rincian 20 gerai punya pusat dan sisanya milik mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Kamaludin Enuh, Direktur Marketing Tahu Jeletot Taisi menargetkan bisa menggandeng 350 mitra hingga akhir tahun dengan membidik wilayah Surabaya, Batam dan Sumatra dengan skema Master Franchise.

Bila tahun lalu, usaha tahu bercita rasa pedas ini menawarkan kerjasama dengan modal Rp 7,5 juta dan Rp 15 juta, kini terdapat dua jenis paket investasi indoor dan outdoor. Paket indoor dibanderol Rp 55 juta sedangkan paket outdoor Rp 49 juta dan Rp 20 juta.

Dengan modal tersebut, mitra sudah mendapatkan perlengkapan memasak, bahan baku. Pembedanya hanya pada jenis bahan booth. Mitra tidak perlu lagi membayarkan franchise fee.

Bagi mitra yang mengambil kerja sama Rp 20 juta tidak dikenakan royalti bulanan. Royalti fee sebesar 3% bagi mitra yang mengambil investasi Rp 49 juta, mampu meraup omzet bulanan lebih dari Rp 25 juta serta investasi
Rp 55 juta bila meraup omzet lebih dari Rp 30 juta.

Kamaludin menyatakan, omzet setiap hari Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta untuk paket indoor. Sedangakan omzet paket outdoor Rp 500.000 hingga Rp 700.000. Setelah dikurangi gaji karyawan dan biaya operasional, mitra ditargetkan dapat meraup labar bersih 40% dari omzet.

Saat ini, Tahu Jeletot Taisi dibanderol dengan harga Rp 2.500 per porsi untuk paket investasi outdoor dan Rp 6.000 untuk paket investasi indoor dengan enam varian rasa.

Guna memperluas pemasaran dan memudahkan pengiriman, pebisnis olahan tahu ini menjalin kerja sama dengan penyedia jasa ojek online. "Kita sudah bekerja sama dengan Go Food dan Grab Food sejak enam bulan yang lalu. GoJek ini kan nanti bakal GoResto, kami harus betul-betul mengikuti teknologi," ungkap Kamaludin kepada KONTAN, Kamis (4/1).

Kedepan, mereka juga akan memberi bantuan mitra untuk mendapatkan lokasi strategis, lalu juga memberi pelatihan.  Pasalnya sekitar 10%-15% dari total gerai yang tidak aktif karena lokasi mitra kurang strategis dan dan mental mitra yang cepat menyerah bila bisnis seret.                        

Potensi besar tapi gampang ditiru

Konsultan Waralaba dari Entrepreneur College, Khoerussalim Ikhsan berpendapat usaha olahan tahu yang biasanya berupa tahu goreng dengan berbagai variannya memang memperkaya kuliner Nusantara. Tidak hanya itu, pasar dan peminat menu tahu pun cukup besar. Tahu juga tak membosankan sehingga memungkinkan peluang ini akan tetap ada di masyarakat.  

Khoerussalim menilai, tiga kemitraan yang telah diulas diantara banyaknya pelaku usaha di tanah air laju perkembangannya cukup pesat. "Kondisi ini menandakan respon masih cukup baik dari calon mitra," ujarnya.

Namun, yang harus diwaspadai oleh para pelaku usaha baru atau mitra, usaha seperti ini masih mudah ditiru. Oleh karena itu,  sebaiknya pemilik usaha mempertimbangkan harga paket investasi, franchise fee dan harga bahan baku yang terjangkau oleh kemampuan keuangan mitra.

Selain itu, Khoerussalim menuturkan, pelaku usaha pusat memperhatikan pasokan bahan baku harian. Setidaknya, stok bahan baku cukup dalam sehari, mengingat daya tahan tahu relatif terbatas.

Khoerussalim juga mengingatkan pusat untuk mendukung mitra dengan memberi pelatihan atau bahkan menyiapkan pegawai. Hal ini  untuk mengantisipasi kendala karyawan yang keluar masuk. "Sebab kendala ini sering terjadi dan harus ada solusi yang jelas dari pusat," tambahnya.

Lantaran usaha makanan ini menyasar nyaris semua segmen konsumen, pebisnis usaha menu tahu harus memperhatikan kualitas kemasan. Kendati acap dibilang tahu goreng menu kudapan biasa, pelaku usaha  ini tetap wajib memperhatikan dan menjaga kebersihan produk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×