kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melahap gurih bisnis bolu keju ala negeri sakura


Sabtu, 27 Januari 2018 / 10:25 WIB
Melahap gurih bisnis bolu keju ala negeri sakura


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kecintaan masyarakat Indonesia akan dunia kuliner membuat bisnis makanan selalu moncer. Tak hanya sajian lokal, berbagai makanan asal negara lain pun mendapatkan penggemarnya di sini.  

Setelah pencinta dessert disuguhi cheese tart asal negeri sakura, kini giliran cheese cake yang menyita perhatian. Lembutnya bolu dengan perpaduan aneka keju membuat lidah serasa tak ingin berhenti bergoyang.

Vicky Kurniawan, pemilik KIBO asal Jakarta mengatakan japanese chesee cake ini sudah masuk ke Indonesia sejak akhir 2015 dan mulai booming pada 2016 hingga kini. Buktinya, Vicky bisa memproduksi 1.000 cake per hari. Saat hari raya dan liburan, produksinya bisa bertambah banyak lagi.  Harga jualnya mulai Rp 30.000-Rp 35.000 per cake (ukuran kecil) dan Rp 180.000-Rp 200.000 per cake (ukuran besar).

Ada empat varian produk yang ditawarkan, yakni original, salted egg, macha, dan choco chesse. Pada saat-saat tertentu, dia juga membuat varian baru seperti strawberry cheese.  

Meski begitu, merintis bisnis kue dan bakeri dengan mengusung produk makanan asing, Vicky akui tidak mudah. Laki-laki berusia 26 tahun ini harus getol melakukan promosi melalui media digital seperti Instagram. Selain itu, dia juga aktif , mengundang para food blogger serta influencer untuk mengundang perhatian para kaum milenial.

Selain itu, dia juga memberikan tester di tiap gerai. Saat ini, Vicky sudah mempunyai tiga gerai yang berlokasi di Kotakasablanka Mall, Grand Indonesia dan PIK Avenue.

Tidak hanya itu, dia pun cukup rajin ikut dalam ajang bazar yang digelar oleh pusat perbelanjaan. "Ini untuk mendekatkan produk kepada konsumen karena jumlah gerai kami terbatas," katanya pada KONTAN, Jumat (12/1).

Demam bolu keju jepang ini rupanya membawa berkah bagi Tanti Gunadi, asal Jakarta. Sebagai pembuat kue rumahan dia mengaku bila permintaan akan kue ini cukup besar.

Dalam sebulan, dia dapat menerima pesanan sekitar 75 loyang. Konsumennya pun masih disekitaran Jakarta dan Tangerang. Harganya pun dipatok Rp 185.000 per loyang berdiameter 20 cm.

"Saya membuatnya secara homemade dan tidak menggunakan bahan pengawet serta komposisi tepung yang sedikit sehingga ini sehat untuk dikonsumsi," katanya pada KONTAN.

Kini dia mempunyai dua gerai yang berada di Sunter, Jakarta Utara dan Gardenia Puri, Jakarta Barat. Penjualannya pun masih banyak melalui media sosial seperti Instagram.   

Asal tahu saja, Tanti memulai usahanya yang dinamai Kejukek pada Oktober 2017 lalu. Ia terdorong berbisnis kue ini setelah melihat  anak sulungnya yang suka dengan makanan berbahan baku keju.

Kemudian, Tanti belajar secara otodidak melalui Youtube dan resep dari sang mama, hingga menemukan formula yang pas.      

Potensi usaha bolu Jepang masih nendang

Dengan jumlah penduduk yang besar, bisnis kuliner sangat potensial di negeri ini. Tak heran, banyak orang nyemplung ke bidang bisnis ini. Mereka pun tak segan membawa tren kuliner luar negeri untuk menjamu pasar lokal.  

Namun, berbeda dengan makanan tradisional khas Indonesia yang biasanya langgeng, kuliner dari luar negeri ini mengenal tren. Seperti bolu jepang (japanese cheesecake) yang ditawarkan oleh  Vicky Kurniawan, pemilik Kibo.

Vicky pun memprediksi  masa keemasan produk makanan penutup ini hanya akan sampai akhir tahun ini. Oleh karena itu, dia akan menjaga loyalitas konsumen melalui inovasi produk dengan aktif meluncurkan varian baru.

Selain itu, dia juga harus mempertahankan kualitas. Kini, Vicky menggabungkan bahan baku impor dan lokal, setelah sempat kesulitan mendapatkan bahan baku impor beberapa waktu lalu. "Sekarang, kami sudah bekerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku impor," kata pria 26 tahun ini.  

Kendala yang kini dia hadapi adalah ekspansi gerai Kibo di luar kota. Sekadar info, sampai sekarang seluruh gerai Kibo berada di Jakarta. Vicky masih enggan membuka kemitraan karena takut kualitas di gerai mitra tak terjaga.  

Alhasil, Vicky masih fokus  menggarap pasar di Jakarta dan sekitarnya. Dalam waktu dekat, ia pun berencana membuka tiga gerai baru di Lotte Kuningan, Sumarecon Mall Serpong dan AEON.  

Kedepan, Vicky terus mengembangkan usahanya lewat menu-menu baru. Saat ini, dia bersama tim tengah menyiapkan produk baru dengan kolaborasi bersama brand lainnya.  

Asal tahu saja, Kibo ini dibangun bersama sang kakak Mario Rovani pada  2016 lalu. Vicky tertarik menggeluti usaha ini karena menganggap potensial untuk jangka panjang ditambah masyarakat Indonesia suka dengan dessert.

Tanti Gunadi, pemilik Kejukek asal Jakarta menilai potensi usaha ini masih bagus meski tidak lagi booming karena rasa produknya yang cocok dengan lidah orang Indonesia serta tidak membosankan.

Lainnya, kendala yang dihadapinya saat ini adalah masalah pengiriman. Tekstur makanan yang lembut membuat mudah rusak bila tidak hati-hati. "Saya selalu pesan hati-hati bawanya karena takut rusak saat diterima konsumen," katanya pada KONTAN.

Berbeda dengan pemain sebelumnya, ibu dua anak ini memilih untuk menggunakan bahan baku dari lokal dengan kualitas terbaik untuk menghasilkan kue yang enak.

Sadar akan persaingan yang cukup ketat karena makin banyak pemain baru bermunculan, Tanti mulai melakukan inovasi produk. Kini, dia tengah dalam persiapan meluncurkan varian japanese cheesecake rasa greentea. Sayangnya, belum diketahui kapan menu baru ini bakal resmi diluncurkan ke pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×