kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melahap renyah peluang bisnis pisang Scrub


Selasa, 04 Juli 2017 / 16:58 WIB
Melahap renyah peluang bisnis pisang Scrub


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tak kunjung hilang dari peredaran, olahan pisang justru makin berkembang. Ada-ada saja jenis olahan pisang yang kini bisa menjadi salah satu menu dalam bisnis kuliner. Seperti yang dicetuskan oleh Windy Junita Ningsih.

Hobi membuat olahan pisang dan suka dengan camilan pisang, pada April 2017 lalu, ia mendirikan gerai Pisang Scrub. Saat ini, Windy juga membuka peluang kemitraan untuk usahanya.

Paket kemitraan gerai ini senilai Rp 4 juta. Paket ini mencakup peralatan lengkap penyajian pisang, bahan baku, serta media promosi dan kemasan. "Pokoknya mitra sudah siap jual," tutur Windy.

Bahan baku awal yang didapatkan mitra berupa 10 buah pisang jumbo berikut tepung dan aneka ragam topping. Sebagai panduan penyajian, mitra akan dibekali resep dan cara memasak pisang scrub dari pusat. "Pisang scrub ini kan pisang yang kala digigit ada krezz nya," jelas Windy.

Setiap gerai Pisang Scrub akan menjual produk pisang goreng jumbo renyah dengan beragam rasa topping, salah satunya keju. Satu porsi pisang scrub dijual dengan harga Rp 8.000-Rp 10.000.

Berkaca pada gerai yang sudah ada, Windy menargetkan mitra bisa menjual minimal 10 pisang setiap hari. Dengan estimasi laba bersih hingga 50%, mitra diharapkan balik modal dalam sebulan. "Di gerai pusat bisa jual 20 porsi per hari," ucap dia.

Kerjasama kemitraan ini berlangsung selamanya. Artinya, mitra bisa pakai merek selama masih pasok bahan baku dari pusat. Windy bilang, pihaknya tidak memungut biaya lain selain dari pemesanan bahan baku.

Pisang Scrub tergolong usaha baru. Karena itu, Windy menyarankan mitra untuk memilih lokasi yang strategis. Namun, Windy tak menyarankan mitra untuk masuk mal. "Lebih baik di dekat sekolah atau kampus dulu, sampai merek ini dikenal," tuturnya.

Saat ini Windy masih membuka tangan untuk menerima permintaan kemitraan. Meski berpusat di Karawang, kemitraan ini tidak tertutup bagi calon pengusaha di berbagai wilayah Indonesia lainnya. "Kalau yang jauh paling disertai perjanjian untuk tidak buka resep," tutur Windy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×