kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,59   7,24   0.78%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat dari dekat pengelolaan limbah botol plastik (1)


Sabtu, 14 Desember 2019 / 13:15 WIB
Melihat dari dekat pengelolaan limbah botol plastik (1)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - CIMAHI. Produsen air minum tak mau disebut sebagai perusahaan penyumbang sampah plastik. Karena itu perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) sudah mulai mengolah limbah plastik dari botol plastik. Salah satunya adalah Danone Aqua.

Perusahaan ini telah menjalin kerjasama dengan PT Namasindo Plas sejak 2012 untuk mengolah kembali limbah botol plastik menjadi produk yang berguna bagi Danone Aqua yakni botol plastik yang sudah steril.

Untuk mengumpulkan limbah botol plastik, Namasindo Plas punya mitra kerja yang berfungsi sebagai pemasok limbah plastik tersebut yaitu Roy Pet yang berada di Cimahi, Jawa Barat. Roy Pet juga menjadi tempat pengepul botol plastik bekas dari 10 bandar besar dan 20.000 pemulung.

Baca Juga: Aqua berencana bangun pabrik plastik daur ulang

Ada dua jenis botol yang dikumpulkan Roy Pet. Yakni bales bottle (cacahan) yang didapat dari  Bandung dan Cimahi serta press bottle yang kebanyakan disetor langsung dari Tangerang, Depok, Subang, Purwakarta, Karawang, Sukabumi dan Cianjur Jawa Barat.

Baca Juga: Berdamai, lima perusahaan plastik segera restrukturisasi utang

Jasmine, pemilik Roy Pet menjelaskan, tempat pengepulan sampah botol plastik yang ia miliki sudah beroperasi sejak 2000 dan mulai bekerja sama dengan PT Namasindo Plas sejak 2009. 

Di tempat inilah pembuatan flakes atau cacahan botol bekas berlangsung. Prosesnya melewati beberapa tahap pembersihan dan pengecekan kualitas supaya bisa memenuhi kriteria yang ditentukan Namasindo Plus. "Produk recycle ini dibawa ke Namasindo," katanya kepada KONTAN, Selasa (10/12).

Baca Juga: Danone AQUA kembangkan unit bisnis daur ulang

Proses tersebut meliputi meliputi penyortiran atau sortir botol bekas yang layak dan tidak layak. Misalnya botol yang belum terkontaminasi dengan bahan kimia seperti oli, sabun, rokok dan lainnya, serta yang bening atau masih belum terkontaminasi.  

Setelah di sortir, botol yang bersih tersebut akan dimasukkan kedalam mesin penggiling supaya gampang.  Hasil dari penggilingan akan menjadi cacahan atau flakes yang hancur dan akan dikirim langsung ke Namasindo untuk menjalani berbagai proses pencucian. Dan hasil akhirnya berupa botol preform yang akan dikirim ke Aqua Danone.

Untuk bisa mengerjakan seluruh proses produksi, Jasmine dibantu oleh sekitar 150 karyawan. Tugas utama mereka adalah menyortir atau memilah botol bekas yang layak untuk digiling atau cacah. Dan dalam satu hari, pihaknya sanggup mencacah limbah botol plastik hingga 10 ton. Cacahan itu berasal dari 11 ton limbah botol plastik yang dikumpulkan pengepul.

Salah satu pekerja, Yuyun Ningsih dalam satu hari sanggup menyortir hingga satu kuintal botol bekas atau sekitar 100 kilogram. Upahnya Rp 300 per kilogram botol bekas.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×