kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.878   -13,00   -0,08%
  • IDX 6.724   45,55   0,68%
  • KOMPAS100 969   3,71   0,38%
  • LQ45 753   2,66   0,35%
  • ISSI 213   1,44   0,68%
  • IDX30 391   1,18   0,30%
  • IDXHIDIV20 471   2,97   0,63%
  • IDX80 110   0,25   0,23%
  • IDXV30 115   0,06   0,05%
  • IDXQ30 129   0,87   0,68%

Melihat-lihat sapi perah di Lembang (1)


Jumat, 19 Februari 2016 / 16:52 WIB
Melihat-lihat sapi perah di Lembang (1)


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Harris Hadinata

Lembang menjadi salah satu destinasi favorit liburan keluarga ketika menyambangi Bandung, Jawa Barat. Salah satu kecamatan yang terletak di Bandung Barat ini memang memiliki banyak objek wisata yang sudah cukup dikenal masyarakat. Berada di daerah pegunungan, membuat suhu di wilayah ini cocok dijadikan peternakan sapi. Rumput sebagai pakan ternak di daerah ini pun dapat tumbuh subur.

Itu sebabnya terdapat sejumlah sentra peternakan sapi di daerah ini. Salah satunya terletak di Kampung Pojokgirang, Desa Cikahuripan. Kampung ini bisa dicapai menggunakan mobil sekitar 15 menit dari pintu tol Pasteur. Setelah sampai ke Kampung Pojok Girang, jalanan hanya bisa dilalui satu mobil. Terdapat puluhan peternak sapi di desa ini. Mulai dari yang hanya memiliki satu sapi, hingga lebih dari 50 ekor sapi.

Rukmana (64 tahun), salah satu peternak sapi di kampung ini menuturkan, sejak sebelum zaman kemerdekaan, warga daerah sekitar sudah beternak sapi perah. "Kalau kata orang dulu, yang mengenalkan sapi perah adalah Bangsa Belanda. Sedang di daerah Lembang ini, sekitar tahun 70-an sudah ada koperasi susu," katanya.

Koperasi ini berfungsi sebagai wadah para peternak untuk menjual susu sapi perah. Para peternak juga terkadang langsung menjual hasil susu perahan langsung ke pabrik pengolahan susu. Deny Mahakara, peternak sapi lainnya di sentra ini, bilang, jika ingin mendapatkan harga jual lebih tinggi bisa menjualnya seperti ke produsen minuman yoghurt Cimory. Namun mereka biasanya menerapkan aturan yang ketat terkait kualitas susu.

Rukmana yang bisa dianggap senior di sentra ini memiliki 51 ekor sapi di peternakannya. Dia bisa mendapatkan sekitar 20 liter susu sapi per hari dari satu sapi. Untuk harga jual ke koperasi biasanya sekitar Rp 4.700 per liter. Jika dihitung-hitung, dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta per hari. Rukmana mempekerjakan lima orang karyawan untuk merawat sapi dan satu pekerja untuk mengantar susu ke konsumen.

Peternak sapi lain, Adieb Iryanto, memiliki 13 ekor sapi. Sekitar sembilan sapi perah dan sisanya masih belum bisa menghasilkan susu. Tiap hari dia bisa memerah sekitar 140 liter susu. Adieb bisa mengantongi omzet sekitar Rp 17 juta sebulan dari berjualan susu. Dia menghitung, jika satu ekor sapi bisa menghasilkan sembilan liter susu, biaya pakan dan ongkos perawatan sudah tertutup. "Jadi kalau bisa menghasilkan 20 liter, yang 11 liter itu keuntungannya," jelas Adieb.

Selain menjual susu segar, ada pula warga yang mengolah susu sapi perah untuk dijadikan produk olahan seperti permen. Jika susu sapi diolah lagi, harga jual dan keuntungan yang didapat bisa lebih tinggi. Meski demikian, untuk bisa menjalankan usaha pengolahan susu, modal yang dibutuhkan juga lebih besar.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×