kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat perjalanan Teuku Dharul Bawadi merintis usaha Bawadi Coffee (2)


Sabtu, 27 Juli 2019 / 11:35 WIB
Melihat perjalanan Teuku Dharul Bawadi merintis usaha Bawadi Coffee (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengalaman tidak menyenangkan, termasuk pengalaman ditolak selama merintis bisnis tentu pernah dialami oleh sebagian besar pebisnis, tak terkecuali Teuku Dharul Bawadi, pemilik Bawadi Coffee. Ia pernah mengalami beberapa kali penolakan saat menawarkan produk kopi racikannya dari toko ke toko.

Maklum, ia membuat sendiri kopi racikannya. Lantaran kopi besutannya belum punya nama, pemilik warung sering menolak saat produk kopi bikinannya. "Waktu itu banyak yang belum percaya dengan kopi saya karena belum punya nama," ungkapnya kepada KONTAN.

Padahal sebelum memasarkan kopi, ia sudah meminta saran dan masukkan dari tetangga dan keluarganya. Ia menceritakan pengalamannya saat pertama kali membuat kopi hasil racikan tangannya. Pria berperawakan tinggi ini tak langsung memasarkan dan menjual produk tersebut. Untuk mendapat berbagai saran dan masukkan, ia memberikan contoh produk kopi hasil racikannya kepada tetangga dan keluarganya.

Setelah mendapatkan berbagai testimoni dari keluarga dan tetangga, barulah Bawadi berani menjual produknya ke pasar. Apalagi responnya saat itu positif. Meski pada saat memasarkan dari toko ke toko mendapat penolakan, ia tak putus asa dan terus gigih menawarkan produknya.

Apalagi sejak awal merintis Bawadi Coffee, Bawadi langsung mengincar pasar mancanegara alias ekspor. Setelah berhasil menembus pasar dalam negeri, ia pun mulai mencoba masuk ke pasar mancanegara. Langkah tersebut bisa dibilang cukup nekat karena pria 30 tahun ini belum pernah menjajaki pasar ekspor sebelumnya.

Namun langkah ini dia buat bukan tanpa alasan. Bawadi yakin produk kopi Indonesia punya peluang besar untuk menembus pasar ekspor. Ia percaya bahwa kopi Nusantara punya kualitas yang tak kalah dengan kopi dari negara lain.

Hanya saja, ia melihat pengembangan potensi bisnis komoditas kopi di Tanah Air belum dimaksimalkan dan belum seimbang antara hulu dan hilir. "Saya langsung masuk pasar ekspor supaya tidak bersaing dengan kompetitor satu negara. Lagipula untuk masuk ke pasar lokal harus punya nama dan dikenal," tuturnya.

Benar saja. Pertama kali masuk pasar Malaysia dan Singapura, produk Bawadi Coffee langsung mendapatkan respon positif di kedua negara tetangga tersebut dan hingga kini masih terus memasok ke negara itu.

Berkat kegigihan Bawadi mencari celah dan kesempatan, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kini, ia bisa mewujudkan mimpinya untuk membuka lapangan kerja bagi orang lain. Bawadi Coffee saat ini memiliki 28 karyawan tetap dan 34 karyawan lepas.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×