kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melipir ke sentra pengolahan kerang hijau tertua di ibukota (2)


Sabtu, 02 Juni 2018 / 15:40 WIB
Melipir ke sentra pengolahan kerang hijau tertua di ibukota (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sentra pengolahan kerang hijau Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara sekilas nampak sepi. Geliat kegiatan sentra ini memang tak nampak dari luar lantaran terletak di antara himpitan rumah warga.

"Tempat pengolahan kerang hijau lurus saja, nanti kalau ada musholla, masuk gang di sebelahnya. Di situ ada RT 4, 5 dan 6, baru jadi pembagian RT-nya. Nah, di dalam itu banyak orang yang ngupas-ngupas kerang," tutur salah seorang warga saat KONTAN bertanya lokasi sentra.  

Siang itu, sekitar 10 pekerja pengupas kerang sibuk  dengan tumpukan kerang hijau dan ember di sebelahnya. Beberapa lainnya terlihat mondar-mandir mengangkut cangkang kerang untuk dikumpulkan.

Bahkan, beberapa pekerja wanita juga terlihat mengupas kerang sambil mengasuh anaknya. "Rata-rata ibu-ibu di sini kerja sambil urus anak," kata Darmini, salah satu pengupas kerang hijau. Meski pendapatan yang dikantonginya tak cukup besar, ia bilang, lumayan mendapatkan uang tambahan.

Darmini menuturkan, jika sedang sepi tangkapan, dirinya dan para pengupas kerang lain hanya bisa mendapatkan upah Rp 15.000 - Rp 30.000 per hari. "Ya kalau lagi sepi, biasanya dijatah sama bosnya, biar semua kebagian," ucap Darmini sambil tertawa.

Lain cerita jika tangkapan kerang hijau sedang melimpah. Biasanya bakal ada tenaga kerja tambahan dari kampung. Menurut penuturan Darmini, hampir semua pekerja di sentra pengolahan kerang milik bosnya itu berasal dari Indramayu.

Seperti Tety Ismayati, pengupas kerang lain yang baru dua bulan bekerja. Ia diajak oleh saudaranya yang juga bekerja di sentra tersebut. "Saya baru dua bulan kerja di sini, diajak sama saudara saya yang sudah enam tahun kerja di sini. Katanya lagi butuh banyak tenaga kerja soalnya lagi banyak tangkapan," ujar wanita asal Indramayu ini.

Tety bilang, sejak awal bulan puasa, hasil tangkapan kerang hijau melimpah. Tak jarang dirinya merasa kewalahan karena harus mengupas kerang sambil mengurus anak semata wayangnya. "Mungkin habis Lebaran banyak yang ngajak saudara untuk kerja, bantu-bantu di sini," katanya.

Menurut informasi dari Tety, sebagian besar pekerja di sentra pengolahan kerang hijau tersebut tinggal dan menetap di satu kawasan dengan tempat pengolahan kerang hijau. Bahkan, Tety sendiri mengupas kerang tepat berada di bagian depan bilik sederhana tempat ia tinggal. Ada pula sebagian pekerja yang memilih untuk mengontrak rumah di kawasan lain.

"Kebanyakan pekerja ya tinggal di sini. Tidur, makan, sampai mengupas kerang di sini. Soalnya biar dekat dengan sumber penghasilan. Kalau bau amis, kami sudah terbiasa. Ada juga pekerja yang ngontrak agak jauh dari sini, tapi biasanya mereka tidak pasti datang tiap hari," tandas Tety.                          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×