Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri
Indonesia memiliki jenis camilan dari berbagai daerah yang tidak terhitung jumlahnya. Salah satunya adalah kudapan aci goreng alias cireng yang berasal Jawa Barat. Rasanya yang gurih membuat panganan ini disukai banyak orang, tidak sebatas hanya orang-orang Jawa Barat.
Seiring berjalannya waktu, makin banyak pengusaha cireng melakukan inovasi, salah satunya dengan menambahkan isian cireng dengan berbagai varian rasa mulai dari isi ayam, keju, sosis, atau abon. Selain itu, agar makin nikmat diberi tambahan cocolan bumbu rujak. Itu sebabnya kini populer beredar cireng rujak.
Salah satu produsen cireng rujak ini adalah Dimas Aritejo, dengan mengusung merek Cireng Salju. Dia menjalankan usaha ini bersama kedua kawannya, yaitu Catur Gunandi dan Najib Wahab sejak 2011 di Ciputat, Tangerang.
Pertama kali dia menjual produknya di Pasar Modern Kota Tangerang, ternyata antusiasme pembeli cukup baik. Akhirnya Dimas mengelola usaha cirengnya secara profesional dengan mengganti kemasan agar lebih menarik. Ia juga membuat logo dan maskot untuk memperkuat branding.
Kapasitas produksinya kini mencapai 1.500 bungkus per hari. Dia menjual kepada pembeli ritel seharga Rp 18.000 per bungkus yang berisi 20 cireng. Agar penyebaran produknya makin luas, Dimas juga menawarkan peluang usaha menjadi reseller. Jika berminat menjadi reseller, Anda hanya harus menyiapkan dana sebesar Rp 1 juta.
Dengan modal itu, mitra akan mendapatkan 100 bungkus cireng. Selanjutnya, reseller harus membeli lagi minimal 50 bungkus cireng seharga Rp 13.000 per bungkus.
Saat ini, Dimas sudah memiliki ratusan reseller yang tersebar di Medan, Palembang, Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, hingga Manado.
Dimas bisa mengantongi omzet mencapai Rp 300 juta per bulan dari berjualan cireng salju ini. Dia mengaku kelebihan Cireng Salju buatannya tanpa bahan pengawet dan tanpa penyedap rasa. Selain itu, tekstur cireng buatannya dan tidak keras meskipun sudah didiamkan beberapa jam setelah digoreng.
Produsen cireng lainnya adalah Prabu Yuda yang memiliki merek usaha Cireng Kampoeng di Bandung, Jawa Barat. Dia baru memulai usaha ini pada Juni 2014 lalu. Kapasitas produksi Cireng Kampoeng masih sekitar 100 bungkus per hari.
Prabu baru mendistribusikan produknya di wilayah sekitar Bandung, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya di Jawa. Harga jualnya sekitar Rp 15.000 per bungkus. Namun, jika sudah sampai ke konsumen, cireng ini bisa dijual sampai dengan Rp 20.000 per bungkus. Satu bungkus Cireng Kampoeng juga berisi 20 cireng.
Prabu kini sudah memiliki 50 reseller yang tersebar di sekitar wilayah Bandung. Prabu mengaku bisa mendapatkan omzet hingga senilai Rp 20 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News