kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melirik peruntungan gerai kudapan Korea


Jumat, 25 April 2014 / 13:38 WIB
Melirik peruntungan gerai kudapan Korea
ILUSTRASI. Jadwal Piala Dunia FIFA World Cup Qatar hari ini, Jumat 2 Desember 2022


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Rizki Caturini

Demam Korea (Korean Wave) sudah tak terbendung. Tidak hanya industri musik Tanah Air, tren Korea juga menular ke berbagai sektor usaha termasuk kuliner. Lihat saja kini makin banyak bermunculan berbagai brand kuliner khas Negeri Gingseng tersebut. Salah satunya adalah Haesanmul Gansig. Resto ini berdiri pada November 2013.

Haesanmul Gansig yang dalam bahasa Inggris berarti Seafood Snack ini menyajikan aneka camilan khas Korea. Goenardjoadi Goenawan, si pemilik usaha, mengatakan, resto ini lebih fokus pada kudapan berbagai penganan laut seperti fish balls, crab balls, squid balls, salmon ball, dan kudapan khas Korea seperti gangjon. Anda bisa menemukan resto ini di kawasan hunian dan ruko di Palm Semi, Karawaci. "Saya ingin menyajikan menu seafood yang terjangkau bagi masyarakat," kata dia kepada KONTAN.

Niat awal pria yang akrab disapa Goen ini dalam membuka usaha ini adalah untuk membuka peluang bisnis yang aplikatif di Indonesia. Dia melihat kondisi ketika sebelumnya menjabat sebagai vice president director sebuah perusahaan waralaba asing adalah sulitnya investor mendapatkan hak kerjasama waralaba lantaran regulasi yang kurang cocok diterapkan di Indonesia.

Oleh sebab itu, pada saat yang sama Goenardjoadi pun sekaligus membuka penawaran kerjasama kemitraan. Saat ini dia sudah memiliki satu mitra di Bekasi. Investasi dalam kerjasama ini adalah terwaralaba akan membayar biaya tertentu dari laba untuk hak guna merek Seafood Snack. Investasi awal yang harus disiapkan mitra sebesar Rp 300 juta.

Perinciannya, biaya sebesar Rp 90 juta untuk membeli peralatan memasak dan Rp 15 juta untuk membangun interior tempat usaha. Adapun dana investasi sebesar Rp 45 juta untuk membeli furnitur dan Rp 35 juta untuk biaya pelatihan serta biaya pemasaran sebesar Rp 45 juta. "Sebesar Rp 70 juta adalah biaya waralaba atau franchise fee," kata dia.

Balik modal 3 tahun

Harga jual kudapan di sini sekitar Rp 9.000 per porsi. Goen memperkirakan pendapatan operasional sekitar Rp 21,3 juta per bulan. Dari jumlah itu, sebesar 30% atau Rp 6,39 juta akan dibayarkan sebagai royalti. Dengan biaya sewa tempat sebesar Rp 7 juta, tiap bulan mitra bisa mendapat laba bersih Rp 7,91 juta.

Dia memperkirakan balik modal selama tiga tahun. Untuk dua tahun pertama manajemen pusat akan memberikan pendampingan.  Selain itu, ia menjamin mitra bisa mendapat laba bersih per tahun minimum Rp 30 juta. Jika tidak tercapai, maka manajemen yang akan menutup sehingga laba minimum tersebut tercapai.

Amir Karamoy, pengamat waralaba, menilai belakangan ini  sudah cukup banyak makanan korea muncul. Oleh sebab itu calon mitra harus cermat menimbang dan lebih jeli melihat potensi konsumen di bisnis makanan korea.               n
`
Haesanmul Gansig          
JDC Building Lt 6 Jl Gatot Subroto Kav. 53 Jakarta 

Telp: 021-5720355

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×