kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.539   -39,00   -0,24%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Melongok produksi wajan di Bandung (1)


Jumat, 20 Juni 2014 / 15:43 WIB
Melongok produksi wajan di Bandung (1)
ILUSTRASI. Roh Yoon Seo, pemeran Nam Hae E dalam drama Crash Course IN ROmance bintangi beberapa film dan drakor lainnya juga.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Peralatan dapur dan perkakas rumah tangga seperti wajan dan sapu sudah hampir pasti selalu ada di setiap rumah. Bisa jadi, barang-barang yang ada di rumah Anda tersebut berasal dari sentra pembuatan alat-alat rumah tangga di Cibuntu Tengah, Bandung Kulon, Bandung, Jawa Barat.

Lokasi sentra ini tidak terlalu jauh dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Anda hanya butuh waktu 30 menit untuk mencapai tempat itu. Ada sekitar 40 unit usaha yang tersebar di RT 06 dan RT 07 yang memproduksi peralatan dapur di gang-gang Jalan Terusan Holis di Cibuntu Tengah.

Produk-produk yang dihasilkan mulai dari wajan beraneka ukuran, sapu, serok, hingga kusen pintu. Para perajin juga membuat kuali berukuran besar. Rata-rata berdiameter 35 sentimeter (cm). Ukuran terbesar berdiameter 80 cm dan untuk wajan ukuran terkecil berdiameter 35 cm.

Setiap hari, para perajin mulai bekerja sejak jam 8 pagi hingga jam 3 sore. Ketika KONTAN mengunjungi sentra itu, suara bising dari ketukan palu ke plat baja untuk membuat wajan begitu memekakkan telinga.

Itu sebabnya, para pekerja disini hanya bekerja hingga pukul 3 sore agar warga sekitar tidak terlalu terganggu lantaran sentra ini berada di tengah-tengah pemukiman warga.

Para perajin wajan di sentra ini tidak tahu persis kapan sentra ini berdiri. Mereka hanya bilang sentra kuali ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Masoha Untung (55), perajin perkakas rumah tangga di sentra ini mulai membuat kuali sejak 1991.

Awalnya dia hanya dibantu satu teman untuk memproduksi wajan. Kini dia sudah memiliki 10 orang karyawan. Barang-barang yang ia produksi adalah kuali, wajan berbagai ukuran, dan serok.

Selain memproduksi, Masoha juga memiliki toko sendiri untuk menjual produknya di Bypass Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Dia juga kerap menerima pesanan untuk pembuatan kuali dari pabrik-pabrik seperti pabrik tahu dan tempe di Cibuntu.

Masoha membuat semua kuali dan wajan ini dengan menggunakan lembaran baja dan aluminium. Bahan baku lembaran baja itu dia dapat dari distributor di Bandung Wetan. "Kalau pesan bahan baku rata-rata dua kali sebulan," kata Masoha.

Harga jual kuali diameter 80 cm adalah Rp 600.000 per unit. Sedangkan kuali berukuran sedang seharga Rp 300.000 per unit dan yang berukuran kecil sekitar

Rp 70.000–Rp 100.000. Dalam sebulan, ia mengirim lebih dari 60 kuali ke berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Cianjur, Medan, Banjarmasin dan Bandung. Dari situ, dia bisa meraup omzet sebesar Rp 40 juta per bulan.

Pengusaha wajan lainnya, Rachmat (47), dalam sebulan menghasilkan sebanyak 40 unit kuali ukuran kecil dan sedang, serta 15 unit kuali besar. Dia menjual kuali buatannya ke pabrik-pabrik salah satunya seperti pabrik tahu di Cibuntu.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×