kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memacu ekspansi bisnis Alfamart (2)


Senin, 14 September 2015 / 10:07 WIB
Memacu ekspansi bisnis Alfamart (2)


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan

Sumber Alfaria memang  kental dengan pengaruh keluarga Djoko Susanto, pendiri sekaligus pemilik Alfamart.

Namun, dalam setiap kebijakan yang diambil, tak membuat Hans Prawira canggung. Apalagi dia masuk dalam jajaran direksi. Padahal, dirinya bukan bagian dari anggota keluarga Djoko. Pasalnya, "walaupun ini perusahaan keluarga, kami selalu menempatkan profesionalisme dalam batasan yang seharusnya," ujarnya.

Menurut Hans, jika ada anggota keluarga Djoko yang bergabung dengan Sumber Alfaria, semuanya harus bekerja sebagai profesional. Adapun Djoko selama ini lebih banyak menjalankan peran pengawasan.

Kini, tongkat estafet perusahaan berada di tangan Hans. Ia lah yang kini mengarahkan perusahaan agar terus berekspansi. Meski begitu, dia pun mengakui bahwa fokus utamanya adalah menjaga pertumbuhan bisnis yang sudah teruji selama ini.

"Dulu pertumbuhan gerai kami luar biasa. Sekarang target kami bagaimana caranya menjaga pertumbuhan itu," ujarnya.

Tiga tahun belakangan, AMRT berlari kencang. Tahun 2012, perusahaan mendirikan anak usaha baru, PT Sumber Indah Lestari (SIL) untuk menjalankan bisnis ritel kesehatan dan kecantikan DAN+DAN.

Tahun 2013, AMRT menambah kepemilikan sahamnya di anak usaha, PT Midi Utama Indonesia Tbk yang mengelola minimarket Alfamidi dan convenience store Lawson. Terakhir, tahun 2014, AMRT mulai melangkahkan kakinya ke Filipina.

Tahun ini, AMRT akan tetap memacu ekspansinya kendati ekonomi sedang lesu. Perusahaan ini tetap optimis bisa menambah 1.200 gerai. Hingga semester I-2015, perusahaan ini tercatat sudah memiliki 10.377 gerai, terdiri dari gerai milik sendiri dan gerai milik terwaralaba.

Hans menyadari perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini membuat daya beli konsumen melemah. Secara volume, penjualan menurun sebesar 3%. Tapi nilai penjualan masih bisa tumbuh karena kenaikan harga produk. "Strategi kami adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi," ungkap Hans.

Apabila dulu perusahaan terbilang jor-joran membuka gerai, kini akan lebih selektif memilih lokasi gerai baru. Selain menjaga pertumbuhan, saat ini, prioritas perusahaan yang berada dibawah kepemimpinan Hans adalah menjaga semangat kerja para karyawan. 

Hans teringat ketika mulai bekerja di perusahaan ini 14 tahun silam. Ketika itu, dia bilang, hampir semua karyawan baru dan seolah tengah diajak berlari kencang dan semua  harus siap. Spirit ini pula yang coba ia terus pertahankan meski harus menyadari bahwa karakteristik karyawan AMRT saat ini berbeda dengan awal tahun 2000-an.

Dalam bisnis ritel seperti Alfamart ini karyawan memang memegang peran penting. Pasalnya, industri ini menyerap begitu banyak tenaga kerja dengan tugas utama melayani konsumen sebaik-baiknya.

Menurutnya, jika pelayanan dari para karyawan ini memuaskan, maka konsumen akan merasa nyaman dan ujungnya loyal kepada perusahaan.

Bicara soal pelayanan kepada konsumen ini, AMRT di bawah kepemimpinan Hans melakukan sejumlah terobosan penting dalam skema membership yang memanfaatkan teknologi.

Konsep itu diwujudkan melalui aplikasi Alfa Gift yang bisa mengumpulkan data konsumen, seperti produk atau merek apa yang ada di keranjang belanja konsumen. Terobosan ini menjadi referensi utama bagi perusahaan untuk rajin menggelar promo menarik bagi para konsumen setianya. "Kami percaya penggunaan analisis data ini kian relevan ke depannya," ujar Hans.

Koleksi peta negara tujuan wisata

Mungkin sudah menjadi risiko pemimpin perusahaan untuk sulit meluangkan waktu bagi keluarga di tengah kesibukan pekerjaannya. Tak terkecuali Hans Prawira, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Rutinitasnya sehari-hari dalam menakhodai Sumber Alfaria, membuat Hans hanya punya sedikit waktu untuk berlibur bersama keluarga. Karena itu, ketika mendapat jatah libur kerja, Hans selalu mengajak keluarganya berwisata ke luar kota atau luar negeri.

Hans bilang, dalam setahun, dia menyisihkan waktu dua hingga tiga kali untuk travelling bersama keluarga. Sejatinya, lokasi favorit Hans adalah tempat-tempat yang bernuansa petualangan. Di tempat seperti itu, ia bisa mengeksplorasi pemandangan alam dan sejarah situs wisata. "Saya sebenarnya senang sekali kalau ada kesempatan mengeksplorasi tempat wisata baru," katanya.

Cuma, lanjut Hans, kegemarannya itu harus dipendam ketika berwisata bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil. "Tapi, karena saya selalu berwisata bersama anak yang masih kecil-kecil, saya lebih memilih tujuan wisata yang tidak terlalu berbau petualangan," ujar bapak tiga anak itu.

Alhasil, Hans memilih berwisata ke tempat-tempat yang aman dan nyaman bagi keluarganya. Pilihannya adalah mengunjungi kota-kota besar di dalam maupun luar negeri. Untuk destinasi luar negeri, Hans mengaku lebih suka berlibur ke Jepang atau Inggris. Sayang, Hans tidak menyebutkan alasannya memfavoritkan kedua negara itu.

Yang jelas, di negara tujuan wisata, Hans selalu menyempatkan diri untuk membeli peta atau globe khas negara setempat. Itu sebabnya, saat ini Hans memiliki banyak koleksi globe dari berbagai negara yang pernah dikunjunginya. “Ada sekitar 50 buah globe. Yang paling saya suka adalah globe antik yang terbuat dari kayu. Globe itu saya dapatkan ketika berlibur bersama keluarga ke Spanyol," ungkap Hans. (Selesai)

             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×