kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memainkan peluang dari bisnis sekolah anak


Rabu, 11 Desember 2013 / 14:49 WIB
Memainkan peluang dari bisnis sekolah anak
ILUSTRASI. Berlaku Mulai 1 Agustus 2022, Ini Daftar Saham Blue Chip Di Bursa Efek Indonesia


Reporter: Marantina, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Orang tua menginginkan pendidikan sedini mungkin bagi anaknya. Itu sebabnya, bisnis pendidikan anak usaha dini (PAUD), seperti playgroup atau kelompok bermain laris. Bahkan, usaha ini tidak hanya populer di perkotaan, tetapi sudah merambah ke daerah. Makanya, semakin banyak tawaran kemitraan PAUD.

Salah satunya, The Shining Star di Jakarta. Diky Tanujaya merintis usaha ini pada 2011. Sebelum membuka usaha ini, ia sempat tinggal selama 13 tahun di Amerika Serikat. Selama di sana, ia menyusun kurikulum PAUD untuk beberapa kelompok bermain di Indonesia. Makanya, setelah kembali ke Indonesia, ia mendirikan usaha PAUD, sekaligus menawarkan kemitraan.

Selain gerai milik pusat, sekarang sudah ada satu gerai mitra The Shining Star  di Yogyakarta. “Rencananya kami akan buka cabang di Bali dan Pekan Baru pada awal tahun depan,” ujar Diky.

Murid The Shining Star  berusia 2 - 5 tahun. Mereka dibagi dalam kelompok toddler, pre-school, dan kindergarten. Setiap murid dikutip annual fee sebesar Rp 4 juta - Rp 8 juta per tahun. Adapun, biaya pendidikan satu murid dipatok Rp 450.000 - Rp 700.000 per bulan. “Satu cabang, minimal ada 50 murid,” paparnya.

Tertarik menjadi mitra The Shinning Star? Bersiap-siap merogoh kocek sebesar Rp 200 juta. Biaya ini termasuk franchise fee selama lima tahun dan kurikulum sekolah. Sementara, mitra wajib menyiapkan sendiri perlengkapan dan peralatan sekolah, serta sewa tempat.

Atau, jika ingin paket komplit tempat lokasi, renovasi ruangan, interior desain, perlengkapan belajar, serta rekrutmen dan pelatihan guru, calon mitra wajib menyetor modal sebesar Rp 1 miliar. “Minimal luas sekolah  200 meter persegi atau bisa memuat minimal empat kelas,” jelas Diky.

Balik modal 2 tahun

Menurut proyeksi Diky, mitra bisa meraup omzet Rp 40 juta - Rp 68 juta per bulan. Dengan target laba bersih mencapai 80%, mitra bisa balik modal dalam dua tahun. Menurutnya, biaya operasional dan gaji pengajar bisa ditutupi dari pemasukan uang pendidikan bulanan.  

The Shining Star mengutip biaya royalti 10% dari omzet bulanan mitra. Namun, biaya itu baru dibayarkan mulai bulan ketiga sejak cabang milik mitra beroperasi.

Diky akan memperbaharui kurikulum setiap tiga bulan atau enam bulan. Mitra tidak dikenakan biaya tambahan untuk kurikulum baru. Ia optimistis, dengan sistem pengajaran yang diadaptasi dari AS, The Shining Star bisa sukses mendidik anak.
 
Pengamat waralaba Anang Sukandar menyebut, peluang usaha pendidikan anak memang banyak dicari dan berprospek bagus. Apalagi, jika bisnis PAUD memiliki konsep yang berbeda dalam mengajarkan anak-anak.

Namun, ia menyarankan, calon mitra supaya lebih intens memasarkan jasa ini dan memilih lokasi strategis, seperti di perumahan. "Sebab, kebanyakan orang tua memperhatikan faktor lokasi yang dekat dalam memilih sekolah anaknya. "Perhatikan pula tenaga pengajar. Cari pengajar yang mudah dekat dengan anak-anak," saran Anang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×