kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memanen rumput laut di Donggala (1)


Selasa, 18 November 2014 / 16:35 WIB
Memanen rumput laut di Donggala (1)
ILUSTRASI. Durian bermanfaat mengontrol gula darah.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Wilayah pesisir menjadi tempat yang cocok untuk membudidayakan rumput laut. Maklum saja, kencangnya angin laut dan teriknya sinar matahari membuat rumput laut tumbuh subur.

Salah satu daerah yang terkenal sebagai daerah produsen rumput laut adalah di Sulawesi Tengah, tepatnya di Desa Lalombi, Kecamatan Benawa Selatan, Kabupaten Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.

Lokasi sentra ini berada di ujung perbatasan antara Sulawesi Tengah dengan Sulawesi Barat. Untuk mengakses tempat ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit dari Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu. Sebagai patokan, setelah melewati Taman Pendidikan Al-Quran, artinya Anda akan segera masuk kawasan Desa Lalombi.

Memasuki daerah ini Anda akan disuguhkan pemandangan perahu para nelayan yang terparkir di sepanjang bibir pantai. Selain itu, pemandangan alam yang indah seperti pegunungan dan hamparan laut akan terlihat di sepanjang perjalanan.

Bahkan Anda bisa menikmati keindahan  Pantai Talise yang terkenal di Palu dari atas bukit selama perjalanan menuju sentra ini. Memang, cukup sulit mengakses lokasi sentra ini jika menggunakan kendaraan umum.

Sentra rumput laut di Desa Lalombi, Kecamatan Benawa Selatan ini terbilang masih baru. Mukramin, salah satu petani serta wakil kelompok tani rumput laut di sentra ini menjelaskan, desa ini menjadi sentra budidaya rumput laut sejak tahun 2004 lalu.

Hampir seluruh warga desa kini menggantungkan hidupnya dari membudidayakan rumput laut. Alasannya, karena proses budidayanya yang terbilang mudah dan hasil jual yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan melaut dan menangkap ikan.

Sebelumnya, warga desa di sini banyak yang bekerja sebagai nelayan dan berkebun. “Sentra ini tercipta ketika Pertamina Makassar memberikan bibit dan melakukan pembinaan budidaya rumput laut,” jelasnya pada KONTAN.

Saat KONTAN menyambangi lokasi tersebut, tidak terlihat adanya tambak rumput laut di bibir pantai. Ternyata, para petani menggunakan media laut untuk memelihara tumbuhan untuk bahan baku agar ini.

Laki-laki berkulit gelap ini mengatakan, rata-rata satu petani mempunyai lahan seluas 50 meter (m) x 100 m, dengan bibit sebanyak tiga ton. Untuk masa panen, membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dalam satu kali panen Mukramin dapat menghasilkan tiga ton rumput laut basah.

Petani rumput laut lainnya adalah Latief. Dalam sekali panen dia bisa menghasilkan sekitar lima ton rumput laut basah. Biasanya, seluruh hasil panen tersebut akan diambil oleh para tengkulak langganan mereka yang datang ke sini ketika panen tiba. Setelah itu, para tengkulak akan mendistribusikan rumput laut ke pabrik agar-agar yang ada di Jawa.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×