Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi
Popularitas buah jeruk tak pernah redup. Orang biasa mengonsumsi jeruk dalam bentuk buah segar maupun olahan berupa minuman segar. Seperti, es buah dan jus jeruk.
Jeruk juga kian digemari karena harganya yang relatif murah. Buah ini juga memiliki kandungan vitamin C yang penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap segar dan sehat.
Potensi dan manfaat buah jeruk membuat budidaya tanaman ini terus berkembang. Baik untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri. Cara menanam jeruk juga tergolong mudah.
Hal serupa berlaku bagi jeruk siam madu karo. Pemilik UD Agro Nusa Iswahyudi mengatakan, perbedaan penanaman jeruk hasil kawin silang jeruk thailand dengan jeruk asal Kabupaten Karo, Sumatra Utara, ini terletak pada lokasinya. Jeruk ini hanya bisa ditanam di dataran tinggi atau pegunungan.
Jeruk ini juga hanya mengonsumsi pupuk organik. Pemakaian pupuk jenis kimia akan memperpendek usia produktif pohon. Usia normal pohon jeruk siam madu karo bisa mencapai 20 tahun.
Iswahyudi bilang, penggunaan bahan kimia yang terlalu banyak akan mempengaruhi akar pohon dan membuat masa hidupnya lebih singkat. "Umur tanaman bisa berkurang lima tahun dari usia normal," katanya.
Selain harus memakai pupuk organik, pembudidaya perlu merawat pohon jeruk siam madu karo secara ekstraketat. Terutama saat penyemprotan hama. Jeruk jenis ini masih rentan terhadap virus CVPD (citrus vein phloem degeneration). Virus ini bisa membuat akar pohon berjamur. Akibatnya, tingkat produksi buah turun hingga 80%.
Iswahyudi menuturkan, virus ini pernah membuat sejumlah petani jeruk bangkrut pada 1980-an. Jika terkena virus ini, pembudidaya sudah tidak bisa melakukan upaya pengobatan selain membakar pohonnya agar tidak menyebar ke pohon lain.
Itu sebabnya, Iswahyudi sebagai penjual bibit pohon jeruk madu siam karo, selalu menyertai label dan sertifikasi dari Dinas Pertanian Sumatera Utara. "Ini untuk memudahkan pada saat masuk karantina, terutama untuk pembeli dari luar kota," katanya.
Petani harus rajin memotong batang atau cabang pohon yang kurang produktif agar sumber makanan bisa mengalir ke batang yang lain. Ujungnya, pohon bisa menghasilkan buah secara maksimal.
Setiap pohon jeruk siam madu karo pada awal-awal produksi atau ketika pohon berusia 2,5 tahun bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram (kg) buah. Setelah itu produksi buah jeruk akan meningkat hingga 300 kg per pohon. "Puncak produksi buah ketika pohon jeruk ini sudah berusia sembilan tahun," kata Iswahyudi.
Dia menjual bibit pohon dengan harga sekitar Rp 15.000 untuk bibit pohon dengan tinggi kurang dari 30 centimeter atau berusia 10 bulan. Sedangkan harga bibit pohon yang tingginya di atas 50 centimeter atau berusia sekitar 1,5 tahun sekitar Rp 25.000 per batang. (Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News