Reporter: Revi Yohana, Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
Berbagai cara bisa ditempuh untuk memperoleh kesehatan maupun kecantikan. Salah satu cara tradisional yang hingga kini masih banyak diminati adalah melalui cara totok tubuh. Lantaran jasa ini masih banyak pelaku usaha yang menjadikannya sebagai lahan bisnis, bahkan dengan menawarkan kemitraan.
Salah satu pelaku usaha yang sudah lama menggeluti totok tubuh ini adalah Peter Cung yang usahanya memakai merek Anmo Peter Cung.
Gerai perdana Anmo Peter Cung dibuka di Jakarta pada 2005 silam. Manager Franchise Anmo Peter Cung, Heri menuturkan, gerainya menawarkan jasa totok sirkulasi darah, totok tinggi badan, totok wajah, totok linggis, totok legit, dan juga totok pelangsingan atau penggemukan.
Tarif jasa totok ini mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 75.000 per sekali kedatangan. Biasanya satu pasien diminta datang beberapa kali untuk hasil maksimal.
Tahun 2006, Anmo Peter Cung menawarkan kemitraan. Sekarang, sudah ada 43 gerai, tersebar di wilayah Jabodetabek, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Solo, dan Semarang. Sebanyak 11 gerai milik pusat, dan sisanya milik mitra.
Heri mengklaim, perawatan totok Anmo Peter Cung sudah terbukti memberikan hasil yang bagus. "Pengobatan kami sudah banyak hasilnya, kami tidak hanya beri janji, tapi sudah banyak yang merasakan langsung," ujarnya.
Balik modal setahun
Berminat menjajal usaha totok ala Anmo Peter Cung? Anda harus membayar Rp 60 juta untuk franchise fee yang berlaku selama lima tahun. Mitra boleh menggunakan nama Anmo Peter Cung, sistem operasional, dan pelatihan pegawai.
Selain itu, mitra masih harus merogoh kocek berkisar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta untuk renovasi tempat dan membeli peralatan, seperti tempat tidur, tirai meja dan kursi kasir. Jadi, calon mitra harus merogoh kocek total sekitar Rp 210 juta untuk mulai beroperasi.
Mitra juga harus menyiapkan tempat dengan luas minimal 70 meter persegi (m2). Heri memperkirakan, mitra Anmo Peter Cung bisa mengumpulkan omzet sekitar Rp 40 juta sebulan. Jika, target keuntungan bersih 10% bisa tercapai, maka mitra sudah bisa balik modal dalam waktu setahun.
Nantinya, mitra wajib membeli bahan baku berupa minyak yang khusus digunakan untuk perawatan totok pelangsingan. Selain itu, pihak pusat akan mengutip royalty fee 10% dari omzet.
Ketua Komite Tetap Waralaba, Lisensi & Kemitraan, Amir Karamoy menilai, peluang usaha yang terkait kesehatan akan berprospek bagus, terutama di kota-kota besar. Pasalnya kesadaran masyarakat kelas menengah atas terhadap kesehatan sudah tergolong baik.
Namun Amir mengingatkan, yang utama dalam bisnis ini adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga medis. "Harus dipikirkan, kalau nanti tiba-tiba salah satu tenaga medis keluar, sudah ada yang bisa menggantikan belum? Karena kalau soal medis, lebih masalah pendidikan dan pengalaman," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News