Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Memasuki era digital, seluruh perusahaan besar besar harus mengambil langkah tepat. Bila tidak, bisnis dapat terdisrupsi oleh teknologi. Hal ini pula yang disadari betul oleh PT Kalbe Farma Tbk yang sudah teruji memiliki kekuatan di bisnis konvensional.
Untuk itu pula, Kalbe mendirikan anak usaha PT Karsa Lintas Buwana (KLB). Anak usaha ini menggarap ranah digital sejak 2012 silam. Untuk mendorong bisnis, tahun 2016, bos baru pun ditunjuk.
Dia adalah Andreas Setiawan Santoso. Andreas didapuk menjadi Presiden Direktur atau Chief Ececutive Officer (CEO) Karsa Lintas. Tugas Andreas adalah menjadikan Karsa Lintas memiliki bisnis mentereng. Apalagi manajemen Kalbe Farma melihat, KLB memiliki bisnis menjanjikan.
Andreas dipilih untuk memimpin KLB setelah melihat rekam jejak dan pengalaman panjang yang dimiliki. Andreas terkenal banyak bercokol di berbagai perusahaan yang memiliki brand image tinggi. Kepiawaian pria kelahiran Semarang tahun 1979 dalam membangun citra perusahaan tak perlu diragukan lagi.
Saat berbincang dengan KONTAN beberapa waktu lalu, Andreas bilang, latar belakang pendidikannya adalah Teknik Sipil di Universitas Katolik Parahyangan Bandung tahun 1997.
Dia lulus kuliah pada tahun 2001. Persis di tahun kelulusannya, Andreas menerima beasiswa untuk melanjutkan mendidikan Magister Manajemen Akuntansi di Universitas Indonesia (UI) dan lulus setahun kemudian dengan predikat terbaik. "Punya pendidikan teknik dan manajemen sekaligus membuat saya harus menentukan bidang apa yang akan ditekuni," ujarnya.
Andreas akhirnya memutuskan kariernya akan diarahkan pada bidang manajemen perusahaan ketimbang bidang teknis. Hal tersebut tecermin dari pekerjaan pertama yang diperolehnya tahun 2002, yakni asistant brand manager di PT Djarum.
Dalam pekerjaan ini, Andreas memiliki tanggung jawab terhadap berbagai kegiatan manajemen merek, operasional harian termasuk komunikasi dan promosi.
"Di perusahaan ini, saya belajar bagaimana sebuah produk tidak boleh mengiklankan dirinya sendiri, namun mengasosiasikan dirinya dengan hal yang lain namun tetap keren. Sebab tidak boleh mengiklankan rokok secara langsung," ujarnya.
Tiga tahun berkarier dan menimba ilmu di Djarum, Andreas memutuskan hengkang dari PT Djarum dan masuk ke perusahaan multinasional: Johnson & Johnson Indonesia pada tahun 2005.
Jabatan awal Andreas adalah financial service manager. Seiring kinerjanya yang mumpuni, Andreas diangkat menjadi senior brand manager hingga jabatan akhir sebagai national key account manager pada Agustus 2009.
"Di Johnson & Johnson, keterampilan saya banyak dikembangkan. Saya punya well rounded understanding sejak saya memegang bidang keuangan. Saya harus mengerti penerimaan dari mana, masalah itu datang dengan pola seperti apa dan pengeluaran setiap divisi," ujar Andreas.
Saat menjabat sebagai senior brand manager, Andreas mengakui paham cara mengukur pengeluaran dengan tepat. Andreas mengaku banyak memahami dunia pemasaran dan keuangan saat meniti karier di Johnson & Johnson.
Tepat Agustus 2009, Andreas mencoba memasuki bisnis digital dengan mendapatkan tawaran sebagai senior business development manager di Nokia Indonesia. Andreas bertanggung jawab terhadap semua layanan perusahaan telepon seluler yang pernah merajai pasar Indonesia ini. "Di sini, saya banyak sekali belajar mengenai pelayanan bernilai tambah atau value added services (VAS)," katanya.
Di Nokia, Andreas pernah membuat berbagai layanan untuk petani, murid sekolah, dan kesehatan. Layanan ini memberikan berbagai konten langganan seperti soal ujian untuk siswa. Selain itu, ada juga layanan harga komoditi untuk para petani. Di bidang kesehatan, layanan yang diberikan berupa berbagai informasi untuk ibu hamil. Guna menyukseskan layanan ini, Andreas menggandeng berbagai perusahaan telekomunikasi.
Selang satu tahun kemudian, Andreas masuk ke PT Kalbe Farma, yakni di September 2010. Kali ini, dia menduduki posisi sebagai business head yang bertanggung jawab terhadap customer relationship management, services & care, pemasaran perusahaan, dan inisiatif pemasaran digital.
"Pengalaman saya yang pernah berkarier di berbagai perusahaan yang bergerak pada bidang yang berbeda ditambah dengan berbagai fungsi (divisi), membuat saya banyak belajar. Hal inilah yang saya terapkan untuk kepemimpinan saya di Kalbe," ujar Andreas.
Gaya MacArthur
Di tangan Andreas lah, divisi digital ini dilihat oleh manajemen Kalbe memiliki prospek yang cerah hingga perusahaan ini melakukan spin off dengan mendirikan anak usaha PT Karsa Lintas Buwana (KLB). Pada 2016 Andreas resmi menjadi CEO dan membuat road map atau cetak biru guna mengembangkan unit usaha untuk jangka panjang.
Untuk merealisasikan cetak biru tersebut, Andreas menyusun sejumlah strategi, khususnya dari sisi kepemimpinannya.
Andreas menggambarkan kepemimpinannya dengan sosok Douglas MacArthur, yakni seorang Jenderal Besar Amerika Serikat (AS) pada Perang Dunia II yang memiliki hati lembut. Andreas mengaku tidak pernah memberikan tantangan yang mudah bagi karyawannya. Dengan begitu karyawan terpacu untuk bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan.
Andreas beralasan dengan memberikan tantangan atau pekerjaan yang rumit kepada karyawannya, maka akan ada memberikan ruang bagi karyawannya untuk melakukan kesalahan. Dalam fase ini karyawan lain akan masuk untuk mendukung. Saat ini, Andreas memimpin 800 karyawan di KLB.
Berbeda dengan bisnis Kalbe pada umunya, karyawan KLB didominasi oleh kaum milenial yang memiliki ambisi tinggi, namun gampang bosan. Untuk itu, Andreas selalu berusaha menjadi seorang mentor yang gemar memberikan ilmu-ilmu baru bagi karyawan.
Selain itu, lingkungan kantor KLB pun disesuaikan agar lebih santai seperti co-working space alias ruang bersama yang digunakan untuk bekerja. Begitupun dengan cara berpakaian hingga peraturan makan di KLB lebih santai.
"Saya selalu berusaha untuk tidak menjadi seorang atasan yang birokratis. Saya tidak punya ruangan besar sendiri, saya bekerja gabung dengan yang lain di satu meja. Tujuannya agar kapan saja mereka ingin kontak bisa, karena itu yang mereka butuhkan," ujar Andreas.
Selain strategi kepemimpinan, Andreas juga membeberkan soal karakternya dalam memimpin. Dia bilang dididik oleh sosok orang tua yang disiplin. Kedua orang tuanya selalu mendorong dia menjadi anak yang percaya diri dan kompetitif.
Tak heran, Andreas selalu menduduki peringkat pertama sejak sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
Penggabungan strategi dan karakter kepemimpinan disebut Andreas akan berbuah positif bagi kinerja perusahaan ke depan. Saat ini kontribusi KLB terhadap Kalbe masih di angka 1%.
Namun pada tahun ini, Andreas mematok kontribusi hingga 3% bagi pemasukan induk usaha. Sedangkan pada 2020, KLB menargetkan memberikan kontribusi 10% pada pendapatan Kalbe.
Guna mencapai target tersebut, manajemen KLB akan tetap meningkatkan layanan yang ada sembari melakukan ekspansi. "Akan tetap mempertahankan cikal bakal unit usaha ini berupapelayanan pelanggan, layanan pesan antar obat lewat telepon, dan Kalbe Store," ujar Andreas.
Selain itu, guna menjaring loyalitas pelanggan, KLB juga mempertahankan program keanggotaan atau membership. Melalui program ini, pelanggan akan mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan potongan harga, hadiah ataupun berbagai produk. Bila saat ini terdapat 1,7 juta anggota dari program ini, KLB menargetkan dapat menjaring 2 juta anggota hingga akhir 2018.
Layanan berikutnya adalah Kalcare yang merupakan pusat kesehatan fisik yang dapat dimanfaatkan pelanggan untuk konsultasi, penyuluhan, dan pembelian produk. "Ada Yoga dan Dance Zumba agar konsumen semakin dekat. Namun mereka mengerti dan kenal hidup sehat," papar Andreas.
Saat ini, ada tujuh Kalcare yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan di kawasan Jabodetabek. Hingga akhir tahun, KLB berencana menambah satu Kalcare untuk kawasan Depok.
Layanan berikutnya adalah KlikDokter yang awalnya merupakan portal kesehatan yang berisikan konten artikel kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu, Andreas bilang KlikDokter diperluas menjadi layanan telemedik.
Saat ini, setiap harinya ada 2.000 sesi tanya jawab yang terjadi di KlikDokter. "Animo masyarakat sangat tinggi," ujarnya.
Family man yang gemar memasak
Meski sibuk memastikan pencapaian target Karsa Lintas Buana, Andreas Setiawan Santoso mengaku menyediakan waktu untuk keluarga. Memiliki dua orang putri, Chief Executive Officer Karsa Lintas Buana ini selalu berusaha hadir untuk mendukung hobi sang buah hati.
"Saya terbilang sangat family man. Hobi saya main sama anak-anak. Istilahnya kruntelan dengan mereka," ujar Andreas. Ia bilang, putri sulungnya gemar mengambar. Makanya, dia berusaha untuk ikut mendalami hobi anaknya. Caranya dengan memahami dan mengapresiasi agar sang buah hati terus termotivasi menggambar.
Selain itu, putrinya juga gemar bermain musik. Untuk itu, Andreas pun berusaha mengiringi anaknya bermain musik. Bermodalkan ilmu bermain musik sejak kecil, Andreas kerap memainkan gitar dan piano untuk sang putri.
Adapun anak bungsu Andreas memiliki hobi gymnastic. Hanya, untuk hal ini Andreas tidak dapat benar-benar terjun mendalami olahraga ini. Tapi dia berusaha untuk selalu hadir saat anaknya kompetisi. "Setiap saat saya selalu ada bagi mereka, itu yang membuat kebahagian bagi saya sendiri," ujar Andreas kepada KONTAN.
Sang family man ini juga kerap menyiapkan masakan untuk kedua buah hatinya. "Saya suka memasak untuk keluarga. Semua jenis makanan saya bisa. Tapi untuk menatanya saya kurang bisa," ujar Andreas tergelak.
Soal rasa, Andreas percaya diri dengan mengatakan masakannya enak dan menggugah selera. Mulai dari sate, rendang, hingga soto, Andreas siap memasak demi keluarga. Dia bilang ilmu memasak ini diperoleh dari ibunya. Andreas mengaku sejak kecil sudah suka membantu ibu di dapur.
"Hobi saya makan, sehingga saya dapat membedakan rasa dengan baik. Selain itu, saya juga suka nonton Asian Food channel di televisi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News