kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.237   0,00   0,00%
  • IDX 7.204   -18,09   -0,25%
  • KOMPAS100 1.050   -5,82   -0,55%
  • LQ45 808   -2,58   -0,32%
  • ISSI 232   -0,90   -0,38%
  • IDX30 419   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 491   -2,76   -0,56%
  • IDX80 118   -0,50   -0,42%
  • IDXV30 119   -1,87   -1,54%
  • IDXQ30 135   -0,26   -0,19%

Membentuk cuan dari rumah si meong


Senin, 14 Desember 2015 / 14:34 WIB
Membentuk cuan dari rumah si meong


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Memiliki ide kreatif dan mampu menangkap peluang pasar bisa memuluskan usaha start up yang dirintis. Seperti Donny Revanga asal Surabaya yang mencetuskan ide membuat rumah kucing dan tempat bermain bernama Wahana Modular Cat Housing. Pasar yang dituju para pecinta kucing di komunitas. Omzetnya lumayan, lho.

Ceruk bisnis masih menganga diberbagai sektor jika pelaku usaha mampu melihat peluang dan kreatif memanfaatkan peluang tersebut. Itulah yang coba dijalankan oleh Donny Revangga Adityara. Lewat merek Wahana Modular Cat Housing, pria berusia 23 tahun ini menjalankan usaha pembuatan rumah kucing.

Ide ini tidak banyak terbersit di benak orang. Tapi, pasarnya cukup besar. Banyak komunitas pecinta kucing di Indonesia dan di luar negeri yang bisa menjadi target pasarnya. Donny menjajal usaha start up yang dia mulai pada Februari 2015 silam. Ya, dia membuat rumah untuk kucing peliharaan. Selain itu, dia juga membuat arena bermain kucing yang bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen alias customized.

Bagi para pecinta kucing, merawat dan menyediakan fasilitas untuk kucing kesayangan tidak akan jadi beban. Malah, itu menjadi kesenangan tersendiri. Itulah yang melandasi optimisme Donny menjalankan usaha ini.

Banyak riset dan uji coba yang dia jalankan terlebih dahulu untuk mantap mendirikan usaha ini. Terutama melihat perkembangan komunitas kucing, kebutuhan mereka serta gaya hidup masyarakat yang serba praktis. Donny memang juga suka memelihara kucing. Dia juga pernah bergabung dalam komunitas pecinta kucing di Surabaya.

Dia melihat perlengkapan arena bermain untuk kucing yang masih kurang memadai di Indonesia. Sehingga dengan besarnya permintaan dari teman-teman di komunitas untuk ketersediaan fasilitas bermain untuk kucing mereka, memunculkan ide di benak Donny untuk menjalani bisnis ini. Apalagi dengan latar belakang pendidikan Donny yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di jurusan Desain Interior Institut Teknologi Sepuluh November, bisa mendukung bisnisnya yang erat kaitannya dengan desain.

Donny mengklaim Wahana Modular Cat Housing merupakan pelopor di Indonesia dalam usaha furnitur arena bermain kucing. Awal menjalankan usaha, dengan modal awal Rp 15 juta, Donny membuat sejumlah prototype rumah kucing untuk tes pasar.

Dana terasebut dia gunakan untuk membuat beberapa contoh desain rumah kucing serta kegiatan promosi. Donny pun gencar mempromosikan Wahana melalui media online seperti Facebook, Instagram, serta mengikuti pameran kucing di berbagai kota. Selain untuk promosi, media sosial ini juga berguna untuk berbagi informasi dan ide mengenai desain rumah kucing dari para komunitas. Saat ini, sudah ada sekitar 60 komunitas–70 komunitas aktif yang dia temui melalui online. “Kini para pecinta kucing bisa menikmati fasilitas arena bermain kucing yang unik dan memiliki nilai estetik,” ujarnya.

Donny mengklaim kelebihan Wahana terletak pada desain, karakter produk dan fasilitas yang disediakan. Produk buatannya mencakup area segala aktivitas kucing, tempat bermain dan berlatih ketangkasan untuk kebutuhan emosional kucing. Namun tetap mengedepankan estetika desain dalam interior ruang sehingga akan berkesan unik.

Saat ini, ada 10 varian produk Wahana dengan desain untuk ras kucing tertentu. Seperti seri produk wall hanging, yaitu arena bermain kucing di dinding yang memiliki beberapa tipe seperti playful, snowdays, rustic, dan wild. Ke depannya Wahana akan meluncurkan produk teepee yang unggul dalam perakitan yang lebih mudah dengan sistem modular dan konsep etnik.

Dalam membuat desain, tema dan bentuk rumah kucing bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen. Setelah mendapat desain, baru Donny membuat rumah kucing dengan menggunakan bahan baku triplek multiplex polyurethane yang antigores. Dia bekerjasama dengan perajin di Surabaya untuk produksi membentuk rumah yang telah didesain sebelumnya di komputer. Proses pembuatan dari awal desain hingga produksi di perajin membutuhkan waktu selama tiga minggu sampai dua minggu.


Pemasaran luas
Saat ini produksi baru dilakukan jika ada pesanan yang datang. Meski usahanya masih terbilang anyar, namun pesanan yang datang sudah mencakup wilayah-wilayah yang cukup luas selain Surabaya yakni dari Yogyakarta, Bandung, Jambi, Balikpapan, Palembang, Samarinda, Palu, Denpasar dan banyak lagi.

Target pasar produknya adalah pecinta kucing menengah ke atas. Karena harga jual produk yang dia jual cukup mahal, antara Rp 1 juta hingga Rp 9 juta per unit. Donny menuturkan, harga tiap rumah kucing berbeda tergantung desainnya. Untuk harga yang termahal, Donny bilang kerumitan dan konsep desain lebih rumit dan butuh perencanaan dan desain yang sangat matang. Konsepnya lebih fungsional karena semua fungsi ada di dalam rumah kucing seperti fasilitas untuk bermain, untuk mengasah kukunya agar menghindari kucing mencakar-cakar mebel di rumah si pemilik kucing. Dia juga menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. "Pembuatan rumah kucing memakan waktu 2 minggu-3 minggu tergantung kerumitan," ujarnya.

Dalam sebulan, Donny bisa melayani delapan sampai 12 pesanan rumah kucing. “Jadi omzet yang didapat per bulan mencapai puluhan juta per bulan,” tutur Donny.

Melihat potensi bisnis yang menjanjikan, Donny berharap bisnis produksi rumah kucing di Indonesia bisa makin berkembang. Dia berharap bisa melebarkan sayap hingga pasar ekspor dalam beberapa bulan ke depan. “Saya aktif mempromosikan di media sosial, banyak respon positif yang masuk dari Rusia, Korea, dan Singapura,” ucapnya.

Menurut Donny, perkembangan bisnis rumah kucing buatannya tidak lepas dari usahanya mengikuti ajang perlombaan usaha start up Shell LiveWire 2015. Ajang yang menjaring pebisnis mudah dengan ide usaha yang inovatif ini turut membawa Donny menjadi salah satu finalis.

Dia bilang, menjadi salah satu bagian peserta di ajang ini, merupakan pengalaman yang berharga untuk mengembangkan bisnis. Karena selain pengalaman dan bimbingan dari para mentor yang andal di bidangnya, Donny juga banyak mengenal beberapa pebisnis start up lainnya untuk bertukar informasi dalam mengembangkan usaha. Mewakili Surabaya, Donny lolos ke tahap visitasi dan lolos juga ke tahap regional. Setelah mengikuti program dan beberapa ujian, barulah Donny masuk jadi sepuluh finalis pebisnis muda yang berangkat ke Jakarta.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×