kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memberdayakan kaum marginal lewat pelatihan dan bisnis (1)


Sabtu, 22 Februari 2020 / 13:00 WIB
Memberdayakan kaum marginal lewat pelatihan dan bisnis (1)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kaum marginal, seperti anak jalanan dan kaum papa kerap kali terpinggirkan. Peran mereka di masyarakat seolah dianggap sebelah mata. Namun, ada juga beberapa pihak yang berupaya mengangkat derajat kaum papa tersebut untuk bisa bangkit dengan membantu secara ekonomi. 

Misalnya saja Dewi Nur Cahyaningsih, pendiri Dynamic Learning. Perempuan yang tinggal di Semarang ini saat masih duduk di bangku SMP merasa terenyuh melihat anak jalanan berkeliaran. Pemandangan itu sering ia lihat saat pulang sekolah.
 
Ia pun tergugah untuk membantu anak jalanan tersebut dengan memberikan bantuan usaha. Pada 2011, ia mendirikan Koperasi Anak Jalanan atau Kopaja. Di koperasi ini, Dewi mengajarkan anak jalanan berwirausaha dibawah institusi koperasi. 
 
Awal memulai usaha tidaklah mudah. Sebelum Kopaja berjalan, tercatat ada 17 anak yang terdaftar. Pas jalan, jumlahnya susut tinggal tiga anak saja. Tapi ia tidak patah arang. Dengan modal Rp 15.000, anak jalanan tersebut berjualan penganan.  
 
Selama dua minggu, secara perlahan, omzet usaha kecil ini mulai menanjak dan bisa menghasilkan sekitar  Rp 300.000. "Setelah itulah mulai banyak anak jalanan yang mau bergabung," katanya kepada KONTAN, Rabu (19/2).
 
Adapun awal usaha anak jalanan ini berjualan adalah di kawasan Gunung Brintik yang sekarang sudah menjelma menjadi Kampung Pelangi Kota Semarang.
 
Dari hasil yang positif tersebut, Dewi lantas mengganti Kopaja menjadi Dynamic Learning. Perubahan nama ini membuat dirinya makin ekspansif melebarkan layanan ke beberapa wilayah  lainnya di Semarang. 
 
Selain mengajarkan kewirausahaan dan pendidikan kepada anak-anak jalanan, Dynamic Learning juga mengajarkan kepada orang tua  anak jalanan. Yakni dengan membuat produk makanan dan kerajinan tangan.
 
Saat ini ada dua produk yang dijajakan Dynamic Learning. Yakni dynamic cookies (kue) dengan harga sekitar Rp 30.000 per stoples. Dan saat Lebaran bisa menjual 1.000 stoples. Lantas ada produk kerajinan seperti  kaos yang hanya bisa dijajakan lewat pesanan saja.
 
Selain Semarang, jangkauan Dynamic Learning sudah meluas ke beberapa wilayah. Seperti di Yogyakarta, Klaten, Jakarta dan Palembang. Setiap daerah punya program pemberdayaan berbeda. Seperti di Klaten yang khusus membantu perajin batik.
 
Sedangkan Arumdalu Craft yang lahir atas kerjasama SPM Realino lebih khusus memberdayakan kaum ibu dari kalangan marginal di Bong Suwung, Yogyakarta. Kaum ibu yang berjumlah tujuh orang diberdayakan untuk membuat kerajinan tas tipe tote bag, pouch, dan mendapat ongkos Rp 20.000 per tas.                    
 
(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×