Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha binatu hingga kini masih terus eksis dan tersebar di mana-mana. Di tengah perkembangan bisnis, tak jarang terdapat persoalan usaha yang kerap kali mengganggu.
Salah satunya cara mengelola keuangan masih konvensional, pendataan pelanggan, hingga proses pencucian yang tidak berurutan yang acapkali membuat beberapa item cucian dari pelanggan tidak tertangani atau hilang.
Melihat kondisi itu, Sonny Herdiyana membuat Bilas.id, aplikasi manajemen bagi pebisnis binatu di akhir 2018.
Ada dua aplikasi di Bilas.id. yakni yaitu Bilas Outlet dan Bilas Client. Bilas Outlet sendiri merupakan aplikasi bagi pemilik binatu yang tinggal memantau perkembangan bisnis usahanya dalam satu aplikasi.
Aplikasi ini menawarkan layanan mulai dari laporan keuangan keluar masuk, mengetahui data para pelanggan, hingga informasi soal tahapan proses pencucian pakaian dan sejenisnya.
Pada aplikasi ini pengguna atau pelanggan juga bisa medapatkan informasi apakah pekerjaan sudah kelar atau belum. "Termasuk juga mengetahui performa karyawan," kata Chief Executive Officer Bilas.id itu kepada KONTAN.
Untuk bisa memakai aplikasi tersebut, pengguna kudu berlangganan dengan tarif Rp 200.000 per bulan. Kini Bilas.id mengklaim telah menggandeng 150 mitra di Jabodetabek, Yogyakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah, Surabaya, Kediri, Bali hingga Kupang Nusa Tenggara Timur.
Sementara layanan Bilas Client merupakan kumpulan pebisnis binatu, yang dihimpun oleh Bilas, semacam marketplace binatu. Pengguna binatu bisa mendapatkan informasi layanan binatu yang terdekat di tempat kediaman.
Saat ini, Bilas Client sudah gandeng 1.000 pengguna. Namun, untuk sementara Sonny masih fokus ke layanan Bilas Outlet. Ia optimistis jika layanan ini dioptimalkan, secara otomatis bakal mendongkrak pengguna dari Bilas Client.
Karena itu, ia bakal menambahkan fitur layanan di Bilas Outlet, tapi ia belum memerinci jenis fitur yang bakal dikembangkan. Sambil jalan, ia bakal mencari sumber dana atau investor untuk pengembangan start up ini lebih lanjut. "Saat ini kami masih memakai dana pribadi," tuturnya.
Dengan rencana tersebut, ia pun menargetkan bisa menjaring sebanyak 1.000 pebisnis binatu sampai akhir tahun ini. Kalau target ini tercapai, secara otomatis pengguna Bilas Client pun bisa melonjak tinggi. "Targetnya adalah bisa naik 30 kali lipat," tuturnya.
Bhakti Alamsyah, pemilik Greenwash Laundry mengaku tertarik dengan skema yang ditawarkan Bilas.id. Ada kemungkinan dia akan membandingkan Bilas dengan sistem point of sales (POS) miliknya "Saya sambut positif," katanya kepada KONTAN.
Sedangkan, Mia Arsofthin pemilik Limas Laundry belum bisa memberi penjelasan karena belum mengetahui detil Bilas.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News