kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,56   2,96   0.33%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membina Pengusaha Kecil, Indocement Beberkan Tantangan UMKM Naik Kelas


Selasa, 02 Juli 2024 / 07:00 WIB
Membina Pengusaha Kecil, Indocement Beberkan Tantangan UMKM Naik Kelas
ILUSTRASI. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih penghargaan Bina Mita UMKM Award 2024, Sabru (29/6). Ki-Ka: Dwinda Purnamansyah Ruslan (Co-founder IMFEA), Maryanti (UMKM pemenang), sang Aalam ART (UMKM pemenang), Dani Handayani (Sekretaris Korporasi Indocement). 


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengantongi tiga penghargaan dalam Bina Mitra UMKM 2024 untuk kategori pengadaan sumber daya alam akhir pekan lalu, Sabtu (29/6).  Sebagai perusahaan pembina UMKM, Indocement mendapatkan peringkat gold

Penghargaan gold juga diberikan kepada UMKM Keripik Maryanti dan Sang Aalam ART (kerajinan tangan). 

Noviandi, Sustainability Development Department Head Indocement mengatakan, sebagai pembina UMKM ada beberapa tantangan yang harus dipenuhi oleh perusahaan pembina agar UMKM menjadi mandiri. 

Antara lain, keberlanjutan produk, pasar, pengemasan, serta legalitas. Terutama masalah legalitas seperti BPOM, PIRT, yang sering tidak terpikir oleh UMKM. 

Padahal, legalitas bisa membantu UMKM naik kelas. Misalnya, jika ingin menjual ke ritel modern, legalitas ini harus dipenuhi. Indocement sebagai perusahaan pembina juga menantang UMKM binaannya untuk mengurus legalitas. 

"Saat ini, kami sudah meng-up 10 UMKM menjadi PT perorangan dan mendapat akta Kemkumham, yang mana mereka bisa masuk ke dalam sistem, vendor pemerintahan, dan sebagainya," kata Noviandi. Indocement bekerja sama dengan dinas terkait untuk pembuatan legalitas ketika UMKM terbatas. 

Indocement, yang sudah mendampingi 82 UMKM sejak tahun 2019 melihat bagaimana usaha kecil bertahan dari gempuran pandemi. Dengan pembinaan dari bawah sejak UMKM masih menjual produk dengan kemasan sederhana, UMKM bisa bertahan dan semakin kuat melewati pandemi. 

"Kami melakukan pendampingan sejak dari bawah, sejak mereka dikemas dengan plastik transparan, dijual mungkin Rp 3.000-Rp 4.000. Lalu kita edukasi, packaging mempengaruhi nilai produk dan kita challenge mau jadi seperti apa produknya ke depan," kata dia. 

Tujuan akhir dari pembinaan yaitu ketika mitra menjadi bankable atau layak kredit perbankan. Dia berharap, bank membuka lebih lebar kepercayaan kredit kepada para mitra binaan dari korporasi. Dengan begitu, mitra UMKM juga bisa melanjutkan pengembangan produk.

Maryanti sebagai salah satu mitra binaan Indocement mengakui, pembinaan dari korporasi bisa mempercepat naik kelas. Dari yang hanya menjual kepada masyarakat sekitar dengan kemasan plastik sederhana, kini dia memasukkan produk ke ritel modern seperti Hypermart dan AEON. 

Saat ini, dia memproduksi sekitar 100 kilogram bahan baku seperti kacang kedelai, tepung sagu, dan minyak goreng, per hari untuk dijual di tokonya di Bogor, serta disalurkan kepada ritel modern. 

Maryanti yang menghasilkan omset Rp 30 juta - Rp 50 juta per bulan, mengatakan, tantangan terutama ada pada harga bahan baku seperti minyak goreng yang turun naik. Sementara penjualan kepada ritel modern terbilang stabil. 

"Penurunan penjualan biasanya terjadi biasanya pas bulan-bulan masuk anak sekolah. Biasanya konsumen mementingkan biaya seperti itu dulu sehingga ada penurunan penjualan," kata dia. 

Bina Mitra UMKM 2024 merupakan penghargaan untuk pembina korporasi dan UMKM binaannya dengan tujuan UMKM naik kelas. CFCD Foundation didukung oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Apindo, menganugerahi penghargaan kepada 32 perusahaan, 36 UMKM, dan 6 pendamping UMKM. 

Direktur CFCD Foundation sekaligus Ketua CFCD Indonesia, Thenri Supriatno menjelaskan, UMKM memiliki peran sangat strategis dalam pengembangan ekosistem rantai pasok nasional. Pola pembinaan diharapkan akan mendukung UMKM dalam pengembangan kelembagaan, peningkatan produksi, terbukanya peluang pemasaran, dukungan administrasi keuangan yang lebih baik, mendorong inovasi, berbagi teknologi dan keahlian manajerial, serta peningkatan kompetensi yang memperluas jangkauan terhadap peluang bisnis baru lainnya. 

"Lebih jauh lagi, dapat meningkatkan budaya dan etika berusaha bagi UMKM yang diharapkan dapat mempercepat UMKM untuk naik kelas," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×