kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Memborong pakaian bayi di Bandung (1)


Selasa, 15 Juli 2014 / 15:18 WIB
Memborong pakaian bayi di Bandung (1)
ILUSTRASI. PT Hoffmen Cleanindo Tbk menetapkan harga penawaran Rp 130 dalam IPO. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Selain memiliki cukup banyak pusat industri makanan olahan, kota Bandung juga terkenal dengan industri tekstil dan konveksi. Salah satunya terdapat di Jalan Hantap Antapani, Kecamatan Kiaracondong, Bandung. Lokasi ini merupakan sentra industri pakaian bayi berskala rumahan.

Di tempat inilah bermacam-macam pakaian dan kebutuhan bayi diproduksi di antaranya kaus, jaket, popok, baju panjang, kain bedong, bantal, dan banyak lagi.

Terdapat lebih dari 20 industri rumahan yang beroperasi disini. Lokasinya tidak terlalu sulit diakses. Jika Anda sering mengunjungi area Dago yang cukup terkenal, lokasinya tidak terlalu jauh dari situ.

Setelah melewati Jalan Cigadung dan Jalan Jakarta, maka tidak sulit menemukan Jalan Hantap Antapani, lokasi sentra ini berada. Pakaian bayi yang diproduksi di kawasan ini adalah pakaian bagi bayi baru lahir hingga usia satu tahun. Lokasinya tidak terpusat pada satu gang saja.

Untuk menelusurinya Anda harus berjalan kaki karena jalannya tidak lebar dan tidak ada tempat parkir untuk kendaraan. Ketika KONTAN menyambangi sentra tersebut, pembeli eceran yang datang langsung tidak banyak, sebab para pengusaha di sini sebagian besar menjual produknya secara grosir.

Sarno Hadi Pramono, salah satu produsen pakaian bayi di sentra ini mengatakan, industri rumahan yang memproduksi pakaian bayi ini sudah ada di tahun 1990-an. Namun, dia baru menjalankan usaha pakaian bayi sejak tahun 2009.

Dengan mengusung merek Saffenda, produk buatannya sudah menyebar ke kota-kota di Jawa Barat, Jakarta, dan Surabaya. Sarno tidak menjual produknya secara eceran. Minimal pembelian sebanyak 20 lusin.

Di toko, harga jual pakaian bayi buatannya sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per potong. Dia bilang, menjelang Ramadan hingga hari raya Idul Fitri itu merupakan masa penjualan yang paling sepi. "Sebab para pemasok pakaian lebih memperbanyak pakaian dewasa ketimbang pakaian bayi," kata dia.

Sarno saat ini dibantu oleh 48 orang karyawan dengan total produksi 300 lusin per hari. "Dalam sebulan omzet bisa mencapai Rp 400 juta dengan laba bersih sekitar 5%-10%," katanya.

Salah satu produsen lain adalah Asep Aji. Dia sudah menjalankan usaha pakaian bayi ini selama 10 tahun. Asep lebih fokus membuat baju, celana, dan popok, dengan merek Aldi & Rizky.

Berbeda dengan Sarno, Asep membolehkan pelanggan membeli langsung ke rumahnya dengan sistem eceran, minimal setengah lusin. Saat ini Asep dibantu oleh enam orang karyawan.

Biasanya dia yang membuat desain dan pola kemudian proses penjahitan dilakukan oleh para karyawan di rumahnya masing-masing. Dia bisa menghasilkan 10 lusin−20 lusin baju per hari.

Dalam sebulan, Asep  bisa mendapatkan omzet  sekitar Rp 40 juta dengan laba bersih sekitar 5%. Dia bilang,  dua bulan setelah Lebaran biasanya omzet justru bisa meningkat hingga mencapai Rp 60 juta.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×