Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis mainan edukasi anak rupanya masih eksis hingga kini. Situasi ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang berupaya mengoptimalkan produk dalam negeri di setiap lembaga pendidikan.
Salah satu pemain di bisnis mainan edukasi adalah Rita Indriani, pemilik ABC Wooden Toys dari Yogyakarta.
Ia mendirikan usaha ini pada tahun 2003, dengan berfokus pada mainan edukasi anak berbahan kayu. Tentu, sudah banyak produk alat permainan edukatif (APE) yang Rita buat.
Dalam produksi mainan edukatif, Rita juga memberdayakan kaum difabel. Sebab, ia ingin ABC Wooden Toys bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi para difabel.
Tercatat, ada empat orang difabel yang menjadi pekerja dan hingga kini masih bertahan di ABC Wooden Toys.
"Kami ingin menciptakan lapangan kerja untuk teman-teman dari lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB)," kata Rita kepada KONTAN, baru-baru ini.
Baca Juga: Seperti filmnya, merchandise tokoh superhero Marvel juga jadi buruan
Produk mainan edukasi yang Rita hasilkan sudah amat banyak. Awalnya, ia hanya membuat satu jenis mainan edukasi saja. Namun saat ini, ABC Wooden Toys telah memproduksi 300 jenis mainan edukasi.
Produk mainannya pun Rita bikin semenarik mungkin, dengan perpaduan warna yang bisa meningkatkan kecerdasan anak. Untuk harga jual produk mainan edukasi ABC Wooden Toys mulai dari harga puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah per unit.
Tidak hanya itu, Rita juga mengutamakan sisi keamanan dalam pembuatan mainan edukasi. Sehingga, produk yang dia jual sudah mengantongi sertifikasi SNI atau Standar Nasional Indonesia.
Warna yang ia gunakan dalam produk mainan edukasinya pun tidak menggunakan zat berbahaya yang bisa merusak lingkungan. Sehingga, ABC Wooden Toys tidak hanya semata mengejar keuntungan.
Tidak cuma secara offline saja, Rita juga memasarkan produk mainan edukasi buatannya via online di marketplace. Alhasil, produknya sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Bahkan, ia mengakui, cuan yang dia dapat dengan memanfaatkan marketplace sangat menjanjikan untuk bisnisnya.
Sedangkan untuk pasar offline, kebanyakan memang masih berkutat di sekitar Yogyakarta. Rita memanfaatkan portal Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPlah) untuk mengoptimalkan pasar mainan edukasinya.
Hasilnya, omzet yang Rita kantongi dari penjualan mainan edukasi ABC Wooden Toys bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta dalam sebulan.
"Dari omzet itu, sudah bisa meng-cover seluruh biaya yang kami keluarkan," ungkapnya.
Untuk pengembangan usaha, sejak tahun 2018, Rita bergabung menjadi mitra binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).
Semenjak bergabung, dia tidak hanya mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan, juga berkesempatan mengikuti pameran untuk memperluas pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News