kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Membuat produk malt sesuai selera kedai kopi


Sabtu, 23 Juni 2018 / 11:05 WIB
Membuat produk malt sesuai selera kedai kopi


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Salah satu anak usaha Jebsen & Jessen Indonesia Group, PT Jebsen & Jessen Ingredients Indonesia (JJII) terus berusaha memperluas pasarnya di Indonesia.

Selama ini, ada empat sektor bisnis yang dikembangkan JJ Ingredients Indonesia, yakni  kosmetik dan kecantikan, tinta pelapis, plastik serta makanan dan minuman (F&B). "Tahun ini kami akan genjot dua sektor yakni kosmetik dan F&B karena tren pasar sedang bagus," ujar Soenke Gloede, Presiden Direktur PT Jebsen & Jessen Ingredients Indonesia kepada KONTAN akhir minggu lalu.

Khusus untuk produk makanan dan minuman, perusahaan asal Jerman ini berencana memperluas pasar  produk olahan malt  melalui jaringan hotel, restoran dan kafe (Horeka). Malt merupakan produk minuman berbentuk serbuk yang terbuat dari gandum.

Soenke menyebut produk malt bisa menjadi alternatif pilihan minuman di samping kopi dan teh. Perusahaan ini memang sudah memasok produk malt ke perusahaan makanan, seperti Mayora Group, Garudafood hingga Unilever Indonesia. Nah, mulai tahun ini ekspansi menyasar ke pasar horeka.

Sejak awal Mei 2018, JJ Ingredients Indonesia mulai menggandeng jaringan Horeka asli Indonesia agar produk malt bisa masuk dan langsung sampai ke konsumen akhir. Sampai saat ini baru satu kafe yang sudah tertarik bekerjasama, yakni Maxx Coffee. Ia berharap produk Jebsen bisa dipakai di lebih banyak kafe lokal lainnya, salah satu incarannya adalah J.CO.

Sedangkan untuk kafe atau kedai kopi merek luar, seperti Starbucks, bukan menjadi target utama mereka. "Kerjasama kami memang khusus untuk merek Horeka asli Indonesia," tuturnya.

Yang menarik, masing-masing kedai kopi bisa memesan produk malt sesuai selera atau karakter yang diinginkan. Semisal ada kafe yang ingin punya produk malt lebih banyak susunya, atau ada yang ingin lebih ditonjolkan rasa coklatnya.

Setelah keinginan itu dicatat, pihak Jebsen langsung meracik komposisi malt sesuai keinginan masing-masing kafe. Tapi itu butuh waktu antara enam bulan sampai satu tahun. "Jadi kami akan buatkan bubuk minuman siap jadi untuk setiap kafe," tuturnya.

Dengan masuknya produk malt Jebsen&Jebsesn Ingredients Indonesia  ke industri horeka, Soenke optimistis upaya ini mampu mendongkrak pertumbuhan sektor makanan dan minuman bisa tumbuh antara 12 % - 15% sampai akhir tahun ini. Adapun tahun lalu,  pertumbuhan sektor tersebut baru mencapai 10%.

Chairman Jebsen & Jessen South East Asia (SEA), Heinrich Jessen menyatakan, sejak 2015, pihaknya memutuskan menjadikan Indonesia salah satu poros bisnis di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×