Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi
Industri kerajinan tangan sangat terkait dengan adat dan budaya serta ritual di Bali. Itu sebabnya banyak terdapat sentra-sentra kerajinan di sana. Salah satunya sentra produksi topeng di Desa Mas, Banjar Batan Ancak, Ubud. Sentra ini sudah lama berdiri. Dari sini banyak maestro topeng lahir.
Topeng merupakan salah satu kerajinan tangan yang terkait erat dengan kebudayaan dan kesenian di Bali. Tidak hanya dijadikan hiasan, topeng juga digunakan sebagai pelengkap tari dan ritual di sana. Itu sebabnya banyak sentra produksi topeng berdiri di Bali. Salah satunya terletak di bagian timur laut, tepatnya di Ubud, Desa Mas, Banjar Batan Ancak. Dari desa ini, banyak terlahir maestro-maestro pembuat topeng andal yang karyanya sudah mendunia.
Jarak tempuh sentra ini dari Bandara Ngurah Rai kira-kira membutuhkan waktu sekitar 2 jam menggunakan mobil. Setelah sampai di sepanjang Jalan Raya Ubud-Gianyar, tepatnya di Jalan Cok Rai Pudak dan Jalan Raya Mas, Anda akan melihat toko-toko berjejer menjajakan topeng.
Nah, jika masuk ke gang-gang di sekitarnya, Anda akan dengan mudah menemukan bengkel-bengkel pembuatan topeng. Pengunjung tidak hanya dapat membeli langsung di sana tapi juga bisa menyaksikan proses pembuatannya.
Akses ke tempat pembuatan topeng-topeng ini harus ditelusuri dengan jalan kaki, karena tidak ada tempat parkir. Jika Anda membawa kendaraan pribadi harus parkir di alun-alun yang tidak jauh dari tempat ini.
Salah satu pembuat topeng di sentra ini yang KONTAN temui adalah I Wayan Muka yang sudah menggeluti bidang ini sejak tahun 1980. Ia memiliki galeri sendiri dekat rumahnya. Wayan adalah pemahat sekaligus pengajar topeng yang terkenal di Banjar Batan Ancak ini. Wayan menuturkan, masyarakat Batan Ancak sejak dahulu telah menekuni membuat kerajinan topeng. Disamping dijual kepada wisatawan, topeng-topeng tersebut juga dipesan oleh orang lokal di luar Bali. Telah banyak hasil buah karya tangan masyarakat Desa Mas dibawa ke luar negeri.
Wayan Muka bisa memproduksi 10 topeng per bulan. Namun karena harganya mahal dan pasarnya adalah ekspor, Wayan bisa mendapat omzet ratusan juta per bulan. "Topeng-topeng di Batan Ancak dijual bervariasi, mulai yang kelas biasa yang digunakan sebagai oleh-oleh, untuk menari, untuk ritual, hingga kelas premium untuk kepentingan ekspor," ujar Wayan.
Topeng paling murah dijual Rp 100.000 per unit dan yang paling mahal hingga Rp 25 juta per unit. Nah, Wayan segmentasinya konsumen kelas atas. Topeng buatannya paling murah dibanderol Rp 700.000 per unit.
Namun, jika bujet Anda tidak besar, banyak juga pilihan yang murah meriah. Seperti topeng buatan Made Arya Awawa yang sudah menjadi seniman topeng sejak usia 18 tahun ini. Arya panggilan akrabnya, lebih banyak menyasar wisatawan lokal atau mancanegara. Sebagian besar topeng buatannya untuk keperluan oleh-oleh. Harganya mulai dari Rp 100.000−Rp 5 juta per unit. Sebulan Made bisa membuat lebih dari 20 buah topeng dengan omzet Rp 40 juta per bulan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News