kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,48   9,13   0.98%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membungkus tawaran usaha keripik ubi aneka rasa


Kamis, 24 April 2014 / 12:45 WIB
Membungkus tawaran usaha keripik ubi aneka rasa


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

Keripik merupakan salah satu camilan yang cukup populer di Indonesia. Jenisnya pun beragam, mulai dari keripik pisang, singkong, ubi jalar, dan lain-lain. Makin lama, rasa keripik pun makin bervariasi. Ini yang membuat penggemar keripik tidak surut.

Salah satu pengusaha yang menjalankan usaha keripik adalah Endi Prasetio dari Bojonegoro, Jawa Timur. Dia mengolah ubi ungu untuk dijadikan keripik aneka rasa sejak 2010 silam. Ada tujuh rasa keripik ubi ungu yang ditawarkan, yaitu barbeku, sapi panggang, balado pedas, keju, tiramisu, original, dan sambal pedas.

Endi menjelaskan rasa ubi jalar ungu lebih gurih. Selain itu, kata dia, ubi jalar ungu sangat bermanfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan serat yang tinggi

Dia hanya memiliki satu gerai untuk berjualan keripik ubi ungu di Bojonegoro dengan brand Kripik Ungu. Karena permintaan produk ini cukup banyak, Endi akhirnya memutuskan untuk menawarkan peluang kemitraan kepada calon mitra sejak awal tahun ini.

Dia menawarkan paket investasi sebesar Rp 2,5 juta. Dengan investasi sebesar itu, mitra akan memperoleh booth, stiker banner, bahan baku awal sebanyak 100 porsi, dan 100 pembungkus keripik.

Selain itu, Endi juga menerapkan konsep lain bagi mereka yang ingin membuka usaha ini tapi tidak memiliki modal. Ia meminjamkan satu booth dan memberi 10 kilogram (kg) keripik ungu yang bisa dijual menjadi 200 bungkus keripik. Jika keripik tersebut terjual dalam waktu lima hari, maka 50% dari penjualan akan diberikan ke pusat dan 50% sisanya akan digunakan untuk membeli bahan baku. "Demikian seterusnya sampai Rp 2,5 juta bisa dibayarkan ke pusat. Setelah itu, kita tidak pungut biaya lagi," kata dia.

Endi mengatakan satu porsi keripik ungu dibanderol dengan harga Rp 5.000 per bungkus. Estimasi Endi, mitra bisa mengantongi omzet Rp 4 juta−Rp 5 juta setiap bulan.

Setelah dikurangi biaya bahan baku dan biaya operasional lainnya, mitra diprediksi bisa mengantongi laba bersih sampai dengan 50% dari omzet per bulan. "Dengan investasi yang relatif murah, maka balik modal bisa dalam waktu satu bulan saja," kata dia.

Setelah empat bulan menawarkan kemitraan, Endi sudah memiliki 15 mitra yang tersebar di Samarinda, Boyolali, Jombang, Bontang, dan Blitar.
Endi telah memindahkan manajemen pusat ke Kalimantan, sekaligus tempat gerai pribadinya kini beroperasi. Dia melihat, ceruk pasar untuk menjual keripik ungu di daerah ini masih besar. Oleh sebab itu dia berharap bisa mendapat mitra sebanyak-banyaknya.

Namun, karena saat ini masih fokus dalam pengembangan manajemen, maka penambahan mitra akan difokuskan di wilayah Kalimantan. Sebab saat ini permintaan bahan baku sangat besar dan dia kerap kewalahan memenuhi semua permintaan.                       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×