Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi digital makin memudahkan masyarakat pengguna. Tak kurang memudahkan ibu-ibu rumah tangga hingga asisten rumah tangga, tiap pagi tak perlu repot-repot belanja ke tukang sayur atau pasar segar.
Kini ada aplikasi bernama Nyayur.id. Aplikasi ini didirikan Reynaldi Prasetya dan kawan-kawannya pada Mei 2017 atau dua tahun lalu. Aplikasi ini sudah diunduh oleh sekitar 9.000 orang yang terfokus di tiga kota, Salatiga Jawa Tengah, Surabaya dan Jember di Jawa Timur.
Secara umum aplikasi ini mempertemukan antara pedagang, atau produsen dengan konsumen langsung. Pengguna aplikasi ini bisa memilih menu sayur dan buah, bumbu, lauk pauk, sembako, sabun cuci, keperluan mandi, kopi teh dan susu, serta menu cepat saji.
Reynaldi Prasetya, Chief Executive Officer Nyayur.id, menceritakan, sebagian besar pemasok adalah pedagang. Adapun pada momen-momen tertentu saja ia mengambil sayur dari produsen atau petaninya. Misalnya saat ada permintaan berlimpah dan pas panen.
Menurut Reynaldi dengan menggunakan aplikasi Nyayur konsumen akan mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan bisnis sayur online lainnya. Pertama, pengiriman bisa dilakukan pada pagi hari sehingga konsumen menerima sayuran dalam keadaan lebih segar.
Nyayur.id menggunakan sistem yang pemesanan di aplikasi sehari sebelumnya. Konsumen bisa memilih waktu pengiriman.
Waktu pengiriman mulai dari pukul lima pagi hingga sore. "Sehari ada order di Nyayur kira-kira 30 pelanggan," kata Reynaldi.
Kedua, pemanis lain agar konsumen menggunakan aplikasi ini, adalah dengan memasang harga hanya sedikit di atas harga pasar. Tapi harga jual tetap ada di bawah harga tukang sayur keliling atau konvensional.
Ketiga, Nyayur.id berani menjamin kualitas barang tetap segar hingga tangan konsumen. Kalau kualitas tidak sesuai, konsumen bisa komplain dan duit kembali.
Keempat konsumen akan mendapatkan fasilitas gratis ongkos kirim asal belanja minimal sebesar Rp 15.000.
Pada bisnis ini, Nyayur mengenakan fee sebesar 10%-15% dari harga barang yang dipesan oleh konsumen.
Reynaldi menyebut saat ini konsumen yang aktif menggunakan aplikasi ini ada di Salatiga Jawa Tengah. Ia mengklaim di wilayah ini pengguna aktif mencapai 2.900 pengguna.
Sedangkan di kota-kota lain, aktivitas transaksi belum begitu aktif. Salah satu penyebabnya menurut Reynaldi lantaran pihaknya masih terus mematangkan sistem. "Dulu kami sempat membuka di beberapa kota, cuma yang mengurus temen-temen mahasiswa aktif. Jadi pas lulus enggak diteruskan sama mereka. Kami memang pengen tahu saja behavior suatu daerah dulu itu," jelas Reynaldi.
Saat ini Nyayur tengah mengurus keabsahan atau legalitas bisnis agar ke depannya lebih mudah memanfaatkan peluang, seperti masuknya investor. Sebab untuk mengembangkan bisnis ini, ia membutuhkan tempat, peralatan dan riset pengembangan.
Akhir tahun ini Nyayur menargetkan menggaet 10 mitra pemasok dan 5.000 pengguna aktif. Soal ke mana arah perluasan pasar atas layanan ini, Reynaldi belum mengungkapkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News